asam betulinat, asam oleanolat, dan asam ursolat. Ekstrak metanol daun rosemary memiliki aktivitas antiproliferatif pada T47D diperkirakan disebabkan oleh
kandungan asam betulinat, asam oleanolat, dan asam ursolat tersebut Gambar 8. Gambar 8 menunjukkan kesamaan antara ketiga senyawa yang terdapat di dalam
ekstrak metanol daun rosemary dengan ligan ERα, yaitu cincin aromatis satu; dua; tiga; dan gugus fungsi hidroksil pada cincin satu.
B. Uji Sitotoksik Ekstrak Metanol Daun Rosemary dengan Metode MTT
3-[4,5-Dimethylthiazol-2-Yl]-2,5 Diphenyl Tetrazolium Bromide atau MTT adalah metode kolorimetrik standar yang digunakan untuk mengukur
perubahan warna pada analisis proliferasi sel dan sitotoksik sel terhadap agen dengan kemampuan toksik dan medis. MTT adalah larutan berwarna kuning yang
dapat berubah ke bentuk formazan yang tidak larut Gambar 9. MTT direduksi oleh sel yang metabolismenya aktif ke formazan ungu oleh suksinat tetrazolium
reduktase ke dalam enzim rantai pernapasan pada mitokondria. Formazan ungu dapat larut ketika diberi SDS sehingga dapat dibaca absorbansinya dan dihasilkan
kurva yang berguna untuk mengetahui IC
50
sampel.
Gambar 9. Kristal formazan yang terbentuk pada uji MTT. A. Sel T47D tanpa perlakuan, B. Dengan pemberian tamoxifen 1 , dan C. Dengan
pemberian ekstrak metanol daun rosemary Rosmarinus officinalis L. 30
Kelebihan metode ini adalah tidak bersifat radioaktif, bisa digunakan untuk berbagai jenis sel, dan analisis yang lengkap juga banyak dengan metode
scanning spektrofotometer. Kekurangan metode ini adalah kurang sesuai untuk banyak jenis sel dalam satu waktu, beberapa sel yang tidak berproliferasi dapat
memetabolisme MTT dan memberikan hasil, dan dapat memberikan hasil yang salah jika sel terkontaminasi oleh mikoplasma Talupula, 2011. Atas dasar
prinsip, kekurangan, dan kelebihannya metode ini sesuai untuk digunakan dalam analisis viabilitas sel kanker T47D yang diberi ekstrak metanol daun rosemary
Rosmarinus officinalis L..
Tabel 1. Hasil Uji Sitotoksik
No. Konsentrasi
Ekstrak Daun Rosemary
gmL Viabilitas Sel
1 2
3 Rata2
Rata2±SD 1
1 98,643 118,323 123,413 113,460 113,460±13,082
2 10
91,687 89,651
85,918 89,085
89,085±2,925 3
18 33,494
34,681 32,645
33,607 33,607±1,023
4 30
10,420 10,590
8,723 9,911
9,911±1,032 5
100 -0,269
-0,608 -0,438
-0,438 -0,438±0,170
6 178
4,991 1,258
1,258 2,502
2,502±2,155 7
300 8,045
7,027 7,027
7,366 7,366±0,588
No. Konsentrasi
Tamoxifen M Viabilitas Sel
1 2
3 Rata2
Rata2±SD 1
0,01 4,233
5,163 4,698
4,698 4,698±0,465
2 0,1
1,910 2,375
2,530 2,272
2,272±0,322 3
1 107,537 106,736 102,891 105,731 105,731±2,489
4 10
105,834 100,568 92,514 99,639
99,639±6,708 5
100 103,201 105,524 104,440 104,388 104,388±1,162
6 1000
88,952 100,258 93,908
94,373 94,373±5,667
SD = Standar Deviasi
Pengukuran viabilitas sel T47D dilakukan untuk mengetahui jumlah sel yang masih hidup setelah pemberian ekstrak metanol daun rosemary. Data
pengujian tersaji pada Tabel 1. Berdasarkan data yang disajikan di atas terlihat terjadi penurunan jumlah sel yang hidup seiring dengan bertambahnya konsentrasi
ekstrak metanol daun rosemary, hal serupa juga terjadi pada sel kanker payudara T47D yang diberi tamoxifen. Kendala yang dialami selama penelitian adalah
semakin besar konsentrasi sampel dapat mempengaruhi pembacaan absorbansi, dikarenakan kepekatan larutan sampel menyebabkan pembacaan yang salah
sehingga yang terbaca bukan absorbansi jumlah sel yang masih hidup tetapi absorbansi sampel itu sendiri.
Gambar 10. Hasil uji sitotoksik. A. Sel T47D yang normal tanpa perlakuan. B. Sel T47D yang diberi tamoxifen 1 ,
C. Sel T47D yang diberi ekstrak metanol daun rosemary 30 dan D 1
C B
A
D
sel mati sel hidup