Pengujian Ekspresi ER dengan Metode Imunositokimia
determinasi membuktikan bahwa tanaman tersebut benar merupakan tanaman Rosmarinus officinalis L. dan hasil determinasi terlampir.
Penulis menggunakan metode ekstraksi refluks yang diambil dari jurnal Abe dkk. 2002. Metode ekstraksi dengan refluks biasa digunakan untuk
mengekstraksi solid pada penelitian ini adalah serbuk simplisia daun rosemary. Metode ini adalah cara alternatif yang cepat menggunakan pemanasan, sehingga
pelarut yang dibutuhkan tidak terlalu banyak dan kehilangan substansi dapat dikendalikan karena pelarut yang diuapkan akan berkondensasi dan kembali
mengekstrak simplisia. Pelarut yang digunakan harus dapat melarutkan senyawa yang diharapkan, memiliki titik didih lebih rendah dari senyawa target sehingga
kerusakan senyawa target dapat dihindari. Metode refluks dapat digunakan pada metode ekstraksi daun rosemary karena senyawa target memiliki titik lebur yang
tinggi yaitu sekitar 292-300 C dan metanol digunakan karena memiliki titik didih
64,5 C sehingga dapat menguap dalam sistem refluks selain itu metanol diketahui
dapat melarutkan senyawa target dengan baik.
Gambar 8. Struktur senyawa dalam ekstrak Abe, dkk., 2002 dan ligan ER A. Asam Betulinat, B. Asam Oleanolat, C. Asam Ursolat, D. 17--Estradiol
Penulis mengekstraksi 7,3 g serbuk daun rosemary dengan metanol dan didapatkan serbuk ekstrak metanol daun rosemary sebanyak 0,1507 g. Abe dkk.
2002 menyatakan bawah di dalam ekstrak ini didapatkan tiga komponen yaitu
A B
C D
asam betulinat, asam oleanolat, dan asam ursolat. Ekstrak metanol daun rosemary memiliki aktivitas antiproliferatif pada T47D diperkirakan disebabkan oleh
kandungan asam betulinat, asam oleanolat, dan asam ursolat tersebut Gambar 8. Gambar 8 menunjukkan kesamaan antara ketiga senyawa yang terdapat di dalam
ekstrak metanol daun rosemary dengan ligan ERα, yaitu cincin aromatis satu; dua; tiga; dan gugus fungsi hidroksil pada cincin satu.