Kanker dan Karsinogenesis PENELAAHAN PUSTAKA

menaikkan atau menurunkan ekspresi gen tergantung pada peran faktor transkripsi sisi aktif. T47D mengekspresikan protein p53 yang termutasi akan tetapi sel ini sensitif terhadap doxorubicin Neumann dan Rossi, 2012.

D. Reseptor Estrogen- dan Tamoxifen

Kanker payudara adalah penyakit heterogen, akan tetapi hampir 70 dari penyakit ini adalah reseptor estrogen positif. Reseptor estrogen ER mendorong pertumbuhan tumor dalam rangka respon terhadap ligannya yaitu estrogen. Ekspresi ER mengindikasikan tingkat estrogen dependence dari kanker payudara. Terapi endokrin merupakan terapi efektif kanker payudara ER-positif, yang dicapai dengan antagonisasi ligan yang berikatan dengan ER tamoxifen dan selective estrogen receptor modulator lainnya, menurunkan regulasi ER fulvestrant atau menghentikan biosintesis estrogen inhibitor aromatase dan luteinizing hormone-releasing hormone agonists Tokunaga, dkk., 2014. Ada dua bentuk reseptor estrogen yang dibedakan berdasarkan kode genetiknya yaitu ERα dan ERβ. ERα bertanggung jawab pada proses estrogen- induces mitogenic signaling sel epitel pada payudara, uterus, dan ovarium, selain itu juga berperan dalam inisiasi dan progresi kanker payudara Tokunaga, dkk., 2014. Tamoxifen telah banyak digunakan sebagai pengobatan kanker payudara, melalui kemampuannya menghambat ikatan antara estrogen dengan reseptornya sehingga proliferasi sel yang diinduksi oleh mekanisme ini dapat dihambat Jordan, 2006. Tamoxifen bekerja sebagai inhibitor kompetitif ikatan estrogen dengan ERα, selain itu secara langsung dapat menginduksi apoptosis Criscitiello, dkk., 2011. Pada awalnya tamoxifen digunakan sebagai pengobatan tambahan setelah tindakan medis seperti pembedahan , tapi seiring berkembangnya waktu juga digunakan sebagai pengobatan kanker payudara Jordan, 2006. Gambar 1. Skema signaling ER Tokunaga, dkk., 2014 Gambar 1 memaparkan estradiol berikatan dengan ERα sehingga ERα mengalami perubahan konformasi dan membentuk dimer. Dimer ER α ini berikatan dengan rangkaian estrogen response element ERE dalam promoter gen target dan menarik kompleks ko-faktor ko-aktivator dan ko-represor. Fungsi klasik ERα adalah fungsi nukleusnya, yang disebut dengan aktivitas genomik. Gambar 1 juga menjabarkan ER α dapat langsung berikatan dengan faktor transkripsi lain seperti activator protein-1 AP-1 dan specificity protein-1 SP-1 pada situs spesifiknya di DNA. Jalur sinyal ERα juga diregulasi oleh reseptor membran tirosin kinase RTK. RTK mengaktivasi jalur sinyal seperti jalur PI3KAkt dan jalur mitogen-activated protein kinase MAPK yang kemudian menyebabkan fosforilasi ERα dan mengarah pada aktivasi ERα Tokunaga, dkk., 2014. Mekanisme lain diungkapkan oleh Liao dkk. 2014 di mana ekspresi ERα yang tinggi dan ikatan 17-β-estradiol E2 dengan ERαmenginduksi penekanan p53p21 dan meningkatkan proliferating cell nuclear antigen PCNA dan proliferation-related Ki-67 antigen Ki-67 yang berguna dalam induksi proliferasi sel kanker payudara. ERα memediasi proliferasi sel kanker payudara dengan meningkatkan miR-17 hingga membungkam ekspresi p21.

E. Apoptosis dan Nekrosis

Kematian sel terprogram atau programmed cell death PCD merupakan bagian dari apoptosis yang diperlukan sebagai mekanisme pelengkap pada proliferasi untuk memastikan homeostasis seluruh jaringan. Proses ini harus diregulasi dengan baik karena kegagalan pada apoptosis dapat mempengaruhi kelangsungan hidup sel dan dapat berkontribusi pada perkembangan sel neoplastik. Pengaruh pada kelangsungan hidup sel dapat menyebabkan ketidakstabilan gen dan akumulasi mutasi Andreeff, dkk., 2000. Kematian sel yang terprogram dapat distimulasi oleh beberapa faktor seperti kurangnya asupan nutrisi, aktivasi reseptor kematian pada permukaan sel, senyawa kimia, radiasi ionisasi, kerusakan fisik secara langsung, dan karena sel T sitotoksik Gambar 2. Berbagai macam stimulus dapat menyebabkan beberapa macam jalur apoptosis, akan tetapi mengarah pada satu jalur umum yaitu aktivasi caspase. Caspase adalah kelompok enzim yang terlibat dalam regulasi apoptosis. Dua jalur aktivasi caspase yang berbeda telah teridentifikasi. Pertama adalah jalur

Dokumen yang terkait

EFEK REPELLENT EKSTRAK DAUN ROSEMARY(Rosmarinus officinalis) TERHADAP NYAMUK AEDES SP.

0 6 2

EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN MAITAN (Lunasia amara Blanco) TERHADAP SEL KANKER EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN MAITAN (Lunasia amara Blanco) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D DAN SKRINING FITOKIMIA.

0 0 12

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL BIJI SRIKAYA (Annona squamosa L.) TERHADAP SEL T47D Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Biji Srikaya (Annona Squamosa L.) Terhadap Sel T47D.

0 0 12

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN SRIKAYA (Annona squamosa L) TERHADAP SEL T47D Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Daun Srikaya (Annona Squamosa L) Terhadap Sel T47d.

0 0 13

PENDAHULUAN Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Daun Srikaya (Annona Squamosa L) Terhadap Sel T47d.

3 19 9

DAFTAR PUSTAKA Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Daun Srikaya (Annona Squamosa L) Terhadap Sel T47d.

0 2 4

Ekstrak metanolik daun rosemary (Rosmarinus officinalis L.) sebagai agen kemopreventif terhadap sel kanker serviks (HeLa) melalui regulasi Bcl-2.

0 1 46

Efek antikanker ekstrak etanolik daun lavender (Lavandula officinalis Chaix) terhadap sel kanker payudara T47D melalui penekanan ekspresi Reseptor Estrogen- α.

1 7 81

Pengaruh pemberian ekstrak etanolik daun Pukul Empat (Mirabilis jalapa L.) terhadap viabilitas, apoptosis dan ekspresi reseptor Estrogen-α sel kanker payudara T47D.

2 9 79

Ekstrak metanolik daun rosemary (Rosmarinus officinalis L.) sebagai agen kemopreventif terhadap sel kanker serviks (HeLa) melalui regulasi Bcl 2

0 0 44