33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik, kemampuan induksi apoptosis, dan ekspresi reseptor estrogen alfa ERα ekstrak
metanol daun rosemary Rosmarinus officinalis L. pada sel kanker payudara T47D. Parameter aktivitas sitotoksik ekstrak metanol daun rosemary dievaluasi
secara kuantitatif berdasarkan uji MTT dengan penurunan viabilitas sel dan didapatkan nilai IC
50
ekstrak pada sel T47D. Kemampuan ekstrak metanol daun rosemary menginduksi apoptosis dikuantifikasi dengan uji Annexin V Fluos dan
hasil didapat dengan menggunakan flowcytometry. Regulasi ekspresi ER α diidentifikasi dengan imunositokimia ditandai dengan jumlah sel yang positif
berwarna coklat, dengan metode semi kuantitatif didapatkan level ekspresi ERα. Penelitian ini menggunakan tamoxifen sebagai pembanding, karena dewasa ini
digunakan sebagai terapi hormonal spesifik ERα untuk kanker payudara.
A. Determinasi Tanaman dan Ekstraksi Daun Rosemary
Penelitian ini menggunakan bahan uji berupa serbuk daun rosemary Rosmarinus officinalis L.. Determinasi daun rosemary pada penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan bahwa tanaman yang digunakan memang benar tanaman yang dimaksud, yaitu tanaman Rosmarinus officinalis L. Lampiran 1.
Bagian tanaman yang digunakan untuk determinasi berupa daun. Hasil dari
determinasi membuktikan bahwa tanaman tersebut benar merupakan tanaman Rosmarinus officinalis L. dan hasil determinasi terlampir.
Penulis menggunakan metode ekstraksi refluks yang diambil dari jurnal Abe dkk. 2002. Metode ekstraksi dengan refluks biasa digunakan untuk
mengekstraksi solid pada penelitian ini adalah serbuk simplisia daun rosemary. Metode ini adalah cara alternatif yang cepat menggunakan pemanasan, sehingga
pelarut yang dibutuhkan tidak terlalu banyak dan kehilangan substansi dapat dikendalikan karena pelarut yang diuapkan akan berkondensasi dan kembali
mengekstrak simplisia. Pelarut yang digunakan harus dapat melarutkan senyawa yang diharapkan, memiliki titik didih lebih rendah dari senyawa target sehingga
kerusakan senyawa target dapat dihindari. Metode refluks dapat digunakan pada metode ekstraksi daun rosemary karena senyawa target memiliki titik lebur yang
tinggi yaitu sekitar 292-300 C dan metanol digunakan karena memiliki titik didih
64,5 C sehingga dapat menguap dalam sistem refluks selain itu metanol diketahui
dapat melarutkan senyawa target dengan baik.
Gambar 8. Struktur senyawa dalam ekstrak Abe, dkk., 2002 dan ligan ER A. Asam Betulinat, B. Asam Oleanolat, C. Asam Ursolat, D. 17--Estradiol
Penulis mengekstraksi 7,3 g serbuk daun rosemary dengan metanol dan didapatkan serbuk ekstrak metanol daun rosemary sebanyak 0,1507 g. Abe dkk.
2002 menyatakan bawah di dalam ekstrak ini didapatkan tiga komponen yaitu
A B
C D