B. Kanker Payudara
Kanker payudara dapat muncul akibat akumulasi kerusakan genetik. Beberapa gen bertanggung jawab terhadap sebagian besar kanker payudara
herediter, tapi banyak gen predisposisi bertanggung jawab terhadap kasus sporadik. Mutasi yang terjadi pada gen predisposisi seperti p53, BRCA1 dan
BRCA2 yang cenderung bertindak melalui perbaikan DNA mempengaruhi kestabilan gen. Studi mengenai kanker sporadis menyatakan bahwa abnormalitas
genetik yang luas terlibat dalam perkembangan penyakit kanker payudara Mallon, dkk., 2000.
Subtipe molekuler kanker payudara yang dikenal baik adalah luminal, dengan cirinya yaitu sensitif terhadap hormon estrogen maupun progesteron.
Subtipe luminal dapat dibagi menjadi dua yaitu luminal A dan luminal B. Secara prognosis subtipe luminal B dapat dikenali dengan ko-ekspresi HER2 selain ER
dan PR, berlawanan dengan luminal A yang HER2 negatif. Subtipe molekuler berhubungan dengan tumor lokal yang kambuh, respon terhadap pengobatan
sistemik neoadjuvant, pola metastatik dan kelangsungan hidup sel kanker. Subtipe molekuler dapat dihubungkan dengan perbedaan faktor resiko, sehingga dapat
mengidentifikasi perbedaan biologis proses neoplastik dengan bermacam tindakan klinis dan reaksi pengobatan. Faktor molekuler yang memiliki peran pada
perkembangan sel kanker payudara yang telah diketahui dan berpotensi menjadi target pengobatan adalah fascin, matrix metalloproteinase-1, cyclooxygenase-2,
interleukin, p53, p27, dan apoptosis-related factors seperti Bcl-2 Strumfa, dkk., 2012.
C. Model Sel Kanker Payudara
Model sel kanker yang dikulturkan memberikan keuntungan pada penelitian kanker yaitu populasi yang relatif homogen dan mampu bereplikasi
pada media kultur standarnya. Profil kanker payudara dengan ekspresi gen dan imunohistokemikal reseptor estrogen alfa ERα, reseptor progesteron PR, dan
HER2 dapat diklasifikasikan menjadi beberapa subtipe yaitu luminal A MCF-7, T47D, luminal B BT474, ZR-75, HER2 SKBR3, MDA-MB-453, basal
MDA-MB-468 dan normal MDA-MB-231 Holliday dan Speirs, 2011. Kultur sel kanker payudara manusia mampu memberikan pedoman yang
sangat baik untuk penelitian kanker payudara dalam perkembangan dan pengobatan tumor. Model sel kanker payudara yang dapat mengekspresikan ERα
adalah MCF-7 dan T47D. Sel ini biasa digunakan untuk uji in vitro dan in vivo pada analisis gen, protein fungsional, dan uji efektivitas inhibitor. MCF-7
menggunakan media kultur DMEM, sifatnya resisten terhadap doxorubicin, mengekspresikan Bcl-2 berlebih akan tetapi tidak mengekspresikan caspase 3
Adjo Aka and Lin, 2012. Sel kanker payudara T47D mengekpresikan reseptor estrogen nukleus,
yang diperlukan bagi sel untuk mengaktifkan gen penting tertentu dalam pertumbuhan dan replikasi. Estrogen termasuk dalam hormon seks yang terdiri
dari estradiol, estriol, dan estrone. Hormon-hormon ini mampu menembus membran sel sehingga dapat berdifusi langsung ke nukleus. Estrogen yang masuk
ke nukleus berikatan dengan reseptor estrogen membentuk reseptor dimer. Sisi aktif reseptor kemudian berikatan dengan sisi spesifik pada DNA yang dapat