8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Matematika
Matematika  berasal  dari  perkataan  Latin  mathematica  yang  mulanya diambil  dari  perkataan  Yunani  mathematike  yang  berarti
“relating to learning”. Kata  itu  mempunyai  akar  kata  mathema  yang  berarti  pengetahuan  atau  ilmu.
Menurut  James  yang  dikutip  oleh  Erman  Suherman  2003:  19,  mengatakan matematika  adalah  ilmu  logika  mengenai  bentuk,  susunan,  besaran  dan  konsep-
konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu Aljabar, Analisis dan Geometri. Herman
Hudojo 2005: 36 mengartikan matematika sebagai ilmu yang berkenaan dengan ide-ide  atau  gagasan-gagasan,  struktur-struktur  dan  hubungannya  yang  diatur
secara logis, bersifat abstrak, penalarannya deduktif dan dapat memasuki wilayah cabang ilmu lainnya.
Soedjadi  2000:  11  menyatakan  beberapa  definisi  matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya, sebagai berikut:
1. Matematika  adalah  cabang  ilmu  pengetahuan  eksak  dan  terorganisir  secara
sistematis. 2.
Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
3. Matematika  adalah  pengetahuan  tentang  penalaran  logika  dan  berhubungan
dengan bilangan. 4.
Matematika  adalah  pengetahuan  tentang  fakta-fakta  kuantitatif  dan  masalah ruang dan bentuk.
5. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik.
6. Matematika pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
B. Proses Pembelajaran Matematika
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa Latin “Processus” yang berarti “berjalan ke depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan
yang  mengarah  pada  suatu  saran  atau  tujuan.  Dalam  psikologi  belajar,  proses berarti  cara-cara  atau  langkah-langkah  khusus  yang  dengannya  beberapa
perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Jadi proses belajar dapat  diartikan  sebagai  tahapan  perubahan  perilaku  kognitif,  afektif,  dan
psikomotorik  yang  terjadi  dalam  diri  siswa.  Perubahan  tersebut  bersifat  positif dalam  arti  berorientasi  ke  arah  yang  lebih  maju  daripada  keadaan  sebelumnya
Muhibbin Syah, 1997: 113.
Pembelajaran  secara  sederhana  dapat  diartikan  sebagai  interaksi berkelanjutan  antara  pengembangan  dan  pengalaman  hidup.  Dalam  makna  lebih
kompleks,  pembelajaran  hakikatnya  adalah  usaha  dari  seorang  guru  untuk membelajarkan  siswanya  mengarahkan  interaksi  siswa  dengan  sumber  belajar
lainnya  dalam  rangka  mencapai  tujuan  yang  diharapkan.  Dari  makna  ini  jelas
terlihat bahwa pembelajaran adalah proses interaksi dua arah antara peserta didik dengan pendidik guru,  dimana antara keduanya terjadi komunikasi  yang intens
dan terarah menuju suatu tujuan yang ingin dicapai Trianto, 2009:17
Pembelajaran  matematika  adalah  proses  aktif  individu  siswa  yang bersosialisasi dengan guru, sumber atau bahan belajar, teman dalam memperoleh
pengetahuan  baru.  Proses  aktif  individu  menyebabkan  perubahan  tingkah  laku, misalnya  setelah  belajar  matematika  siswa  itu  mampu  mendemonstrasikan
pengetahuan  dan  ketrampilan  matematikanya  dimana  sebelumnya  ia  tidak  dapat melakukannya  Herman  Hudojo,  2001:  92.  Hal  ini  sejalan  dengan  apa  yang
disampaikan  oleh  Utari  Sumarno  2004:5  yaitu  pembelajaran  matematika memang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir matematis  yang
meliputi  pemahaman,  pemecahan  masalah,  penalaran,  komunikasi,  dan  koreksi matematis, kritis, serta sikap yang terbuka dan objektif.
C. Interaksi Belajar Mengajar