Pelajaran Agama Katolik di Sekolah

dalam dirinya sewaktu melihat film tersebut, maka tidak sulitlah bagi seorang guru untuk mengembangkan lebih lanjut agar tujuan pembelajarannya tercapai. Audio visual memang memiliki beberapa kelebihan, namun juga tidak bisa kita pungkiri bahwa audio visual juga memiliki beberapa kekurangan. Amir Hamzah Suleiman 1981:192 dalam bukunya Media Audio Visual untuk Pengajaran, Penerangan, dan Penyuluhan mengemukakan beberapa kekurangan dari audio visual, di antaranya adalah sebagai berikut : a. Alat-alat audio visual memerlukan aliran listrik dan tidak murah Kondisi di Indonesia dewasa ini belum memungkinkan bagi semua yang berkepentingan untuk menggunakan alat yang serba mahal ini. Selain itu sarana yang ada di kota tidak selalu ada di desa. b. Salah satu alat audio visual film tidak dapat diseling dengan keterangan- keterangan yang diucapkan selagi film berputar. Memang film dapat dihentikan sementara waktu untuk memberi penjelasan, namun hal itu akan dapat mengganggu keasyikan yang menonton. c. Tidak semua orang dapat mengikuti pemutaran film atau video dengan baik. Lebih- lebih jika film atau video diperuntukkan kepada orang yang kurang pendidikannya. Mereka akan kesusahan dalam mencerna apa yang berlalu dihadapan mata mereka dalam tempo yang begitu cepat. d. Apa yang sudah lewat dalam bagian sebuah film atau video tidak dapat diulang lagi. Jikapun bisa harus mengulang seluruh film atau video yang bersangkutan. e. Membatasi imaginasi Meskipun audio visual mampu menarik perhatian dengan munculnya gambar dan suara tetapi juga sebenarnya membatasi daya imaginasi kita, karena dengan adanya gambar dan suara membuat kita tidak lagi berimaginasi. Sering kita temui sebuah cerita tertulis atau yang hanya kita dengarkan terlihat menarik jika dibayangkan, namun ternyata setelah dibuat sebuah film menjadi suatu hal yang kurang menarik yang terkadang membuat orang kecewa setelah menontonnya.

BAB III PELAJARAN AGAMA DENGAN AUDIO VISUAL BAGI PARA SISWI DI

SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA Bab ini akan menguraikan 3 tiga bagian pokok, yaitu gambaran umum SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, penelitian upaya mencegah aborsi melalui pelajaran agama dengan audio visual, dan pemaparan hasil penelitian.

A. Gambaran umum SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

1. Sejarah Singkat SMA Stella Duce 2 Yogyakarta SMA Stella Duce 2 Yogyakarta merupakan sekolah alih fungsi dari SPG Stella Duce yang sudah ada sejak 1 April 1949. Berdasarkan SK Kakanwil Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atas nama Mendikbud RI No. 011I.13Kpts1989 tanggal 28 Januari 1989, SPG Stella Duce resmi beralih fungsi menjadi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 63 orang. SMA Stella Duce 2 mengawali karyanya dibawah pimpinan sekolah, Th. Sri Artinah. Perjuangan selama 3 tahun akhirnya membuahkan has il dengan status “Disamakan” berdasarkan SK No.476CKep1991 pada bulan September 1991. Dalam perkembangannya, status akreditasi selalu “Disamakan” dan pada tahun 2008 “Terakreditasi A”. Di sisi lain, kepemimpinan sekolah juga silih berganti, yaitu Th. Sri Artinah, Sr. Yohanita, CB, Dra. Ch. Rini Suharsih, Dra. Anna Harsanti, dan per 1 Juli 2011 diangkatlah Sr. Fidelis Budiriastuti, CB, S.Pd. sebagai kepala sekolah.