wanita yang mengadakan ”pre natal diagnosis” yakni diagnosis janin ketika ia masih ada di dalam kandungan. Tujuannya adalah mendeteksi sejak awal adanya penyakit
dan kelainan genetis pada seorang janin supaya bisa diadakannya tindakan pencegahan, pengobatan, dan koreksi gen bila diperlukan. Hanya saja sampai sekarang
kemampuan untuk tindakan ini masih sangat terbatas sehingga tidak semua penyakit dan kelainan genetis tersebut bisa diatasi dengan memuaskan. Kalaupun ada
pengobatannya pasti mahal sekali. Oleh karena itu jika ada kelainan pada si janin, beberapa wanita akan memilih menggugurkan kandungannya.
4. Pro dan Kontra Aborsi
Christoper Danes, 2000:70-71 dalam bukunya Moral Sosial Aktual dalam Perspektif Iman Kristen
menguraikan dua macam pandangan aborsi yaitu: a.
Pro-life Beberapa kelompok yang berada dalam posisi pro-life menyatakan dukungan
sepenuhnya untuk menentang aborsi langsung dan menegaskan bahwa tindakan aborsi merupakan sesuatu yang salah dan tidak dapat dibenarkan. Posisi pro-life menegaskan
empat alasan pendukung argumentasi mereka yakni: 1
Kehidupan dimulai pada saat terjadinya konsepsi 2
Pemutusan kehidupan manusia yang tak berdosa secara langsung selalu salah 3
Sejak saat terjadinya konsepsi ada kehidupan manusia yang tidak berdosa 4
Karena itu, tindakan-tindakan aborsi secara langsung selalu bertentangan dengan moral.
Berdasarkan argumentasi di atas, penghargaan atas martabat hidup manusia ditunjukkan dengan klaim bahwa sejak pembuahan sebetulnya dalam rahim seorang
perempuan telah ada seorang pribadi manusia. Dengan demikian aborsi secara langsung sama artinya dengan tindakan pembunuhan atas manusia.
b. Pro-choice
Posisi pro-choice pada prinsipnya menerima aborsi sebagai sesuatu yang dapat dilakukan dan dapat dibenarkan. Ada beberapa argumentasi yang pada umumnya
selalu bertentangan dengan alasan kaum pro-life, yaitu: 1
Perempuan memiliki hak untuk mengontrol tubuhnya sendiri dan berhak menentukan apa yang harus mereka lakukan atas tubuh mereka. Janin merupakan
bagian tubuh wanita yang mengandungnya. 2
Walaupun janin adalah manusia tetapi dia bisa bisa dianggap sebagai pencuri yang menerobos ke dalam tubuh wanita, sehingga ia bisa dilenyapkan sebagai bentuk
tindakan perlawanan wanita atas pencurian yang dilakukan oleh si janin.
5. Akibat Aborsi
Aborsi yang dilakukan secara sengaja tanpa ada indikasi medis atau alasan kesehatan yang jelas, terlebih tidak di tangani oleh medis maka akan memiliki resiko
yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang perempuan. Tidak benar dikatakan bahwa jika seorang perempuan melakukan aborsi, dia tidak merasakan apa-
apa dan langsung boleh pulang. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi
setiap perempuan, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak
menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.
Para pelaku aborsi mengemukakan bahwa dampak yang mereka rasakan selama dan sesudah melakukan aborsi berupa rasa sakit yang teramat sangat dan berdampak
psikologis. Secara jelas perasaan sakit yang dialami oleh para pelaku pada waktu pelaksanaan aborsi terungkap dari pernyataan salah seorang pelaku yang melakukan
aborsi dengan cara diurut sebagai berikut : “Pada saat dukun mulai mengurut perlahan-lahan, keringat dingin saya
bercucuran. Makin lama rasa sakitnya seperti tidak tertahankan apalagi pada saat dukun mengepalkan kedua tangannya, menekan dari arah berlawanan ke atas
dan ke bawah dengan tujuan memecahkan bakal janin, pada waktu darah mulai keluar pertanda bakal janin sudah pecah, saat itulah puncak kesakitan yang
pernah saya alami selama hidup”Faisal, 1998:29. Pelaku aborsi lainnya yang melakukan aborsi dengan memasukkan tungkai ke
dalam rahim menggambarkan perasaan sakitnya sebagai berikut : “Pada awalnya perut saya diurut, ditekan dari atas ke bawah perlahan-lahan,
semakin lama semakin sakit rasanya. Bersamaan dengan itu tungkai daun jarak dimasukkan ke rahim kemudian diputar-putar untuk mengait janin keluar, rasa
sakit seperti sudah tak tertahankan lagi, akibatnya handuk yang disisipkan ke mulut saya gigit keras sekali tanpa sadar, puncak rasa sakit terjadi pada waktu
bakal janin ditarik keluar ditambah pijatan menekan perut, rasanya sulit
dibayangkan mengapa saya berani menghadapi resiko seperti ini” Faisal, 1998:29.
Demikianlah beberapa ungkapan perasaan para pelaku aborsi ketika menahan sakit, bahkan beberapa orang diantaranya mengaku sampai mengeluarkan air seni.
Perasaan sakit tidak hanya dialami saat aborsi terjadi, namun periodenya bisa dirasakan seminggu sampai satu bulan sesudahnya, tergantung pada usia dan ukuran
janin yang dikeluarkannya. Selanjutnya, jika terjadi komplikasi akibat penanganan