Metodologi Penelitian PELAJARAN AGAMA DENGAN AUDIO VISUAL BAGI PARA SISWI DI

Kelas : X Alokasi : 2 x 45 menit Materi Pokok : Aborsi A. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan bergereja sesuai dengan nilai Kerajaan Allah. B. Kompetensi Dasar Memahami dan menghargai hidup sebagai anugerah Allah, sehingga bersedia untuk menghargai dan memelihara hidup pribadi dan sesamanya. C. Indikator 1. Menganalisa sebab-akibat terjadinya aborsi. 2. Menyebutkan pro-kontra aborsi. 3. Menjelaskan pandangan Gereja Katolik tentang aborsi 4. Merencanakan tindakan preventif terhadap segala kemungkinan terjadinya aborsi. D. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menganalisa sebab-akibat terjadinya aborsi. 2. Siswa dapat menyebutkan pro-kontra aborsi. 3. Siswa dapat menjelaskan pandangan Gereja Katolik tentang aborsi. 4. Siswa dapat merencanakan tindakan preventif terhadap segala kemungkinan terjadinya aborsi. E. Uraian Materi Pokok 1. Sebab-akibat terjadinya kasus aborsi. 2. Pro-kontra aborsi. 3. Ajaran Gereja Katolik mengenai aborsi. 4. Tindakan preventif mencegah aborsi. F. Sumber Bahan 1. Video Pendek “Aborsi Renungan” dan “a baby’s prayer, the reality of abortion”. 2. Pre dan post test 3. Hand out G. Tabel 4. Strategi Pembelajaran No Kegiatan Pembelajaran Wkt Idk 1 Pembukaan - Guru memasuki ruang kelas dan mengucapkan selamat siang. - Guru menunjuk salah satu siswa untuk membuka pelajaran dengan doa. - Guru memberi pengantar dengan perkenalan: “selamat siang teman-teman, bagaimana kabar kalian? ” 2 Kegiatan Inti Eksplorasi learning - Guru mengajak siswa untuk berdialog : Apakah teman-teman tahu atau pernah mendengar aborsi?” Hari ini secara khusus, saya akan mengajak teman- teman untuk belajar bersama tentang aborsi. - Guru membagikan pre test Elaborasi - Guru memutarkan video “Aborsi Renungan” Video ini menceritakan tentang pro-kontra aborsi, ada yang memahami bahwa sejak pembuahan disitulah kehidupan dimulai, namun ada yang berpandangan bahwa pada usia tertentu barulah ada kehidupan. Video yang berdurasi 5 menit ini hendak mengajak kita yang menontonnya berefleksi apakah yang ada di tanyangan ini hanya “segumpal daging” ataukah seorang manusia yang sedang bertumbuh. - Guru mengajak siswa untuk hening sejenak merenungkan video yang baru saja ditonton kontemplating. - Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dijawab secara langsung sharing 1. Dari video pendek tadi, mana yang mengesan bagimu? Mengapa? 2. Faktor apa yang membuat seorang perempuan mau melakukan aborsi dan apa akibatnya jika perempuan melakukan aborsi? 3. Menurut pendapatmu, kapan kehidupan itu dimulai? 4. Tindakan apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah adanya tindakan aborsi? Konfirmasi - Guru memberikan peneguhan dan kesimpulan. Aborsi merupakan suatu perbuatan kejahatan yang durhaka, sama dengan pembunuhan anak bdk KV II GS art 51. Oleh karena itu dari masa ke masa Gereja sangat menentang aborsi. Faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya kasus aborsi misalnya kehamilan yang tidak dikehendaki karena melakukan seks pranikah, kontrasepsi yang gagal,faktor ekonomi, jarak kelahiran yang terlalu rapat, merasa terlalu tua untuk melahirkan, dsb. Akibat jika seorang wanita melakukan aborsi ada 2 1 1 macam yaitu secara fisik dan psikologis. Jika secara fisik misalnya pendarahan, rahim sobek, mandul, kanker leher rahim, dsb. Sedangkan secara psikologis: menyesal, malu, berdosa, bersalah, yang lebih mengerikan adalah PSA kehilangan harga diri, ingin bunuh diri, mimpi buruk soal bayi, teriak-teriak histeris, tidak dapat menikmati hub. Seksual lagi, mulai menggunakan obat terlarang, dsb. Ada 2 pandangan mengenai aborsi yaitu pro life yang mengatakan bahwa sejak konsepsi disitulah kehidupan dimulai, dan pro choice yang memberi kebebasan kepada perempuan melakukan aborsi sebagai hak atas tubuh. Gereja Katolik ada di posisi pro life. Hal ini dapat dilihat dibeberapa dokumen Gereja : GS art 27 dan 51 yang mengatakan bahwa aborsi berlawanan dengan kemuliaan sang pencipta. Dan pengguguran dan pembunuhan anak merupakan tindak kejahatan yang durhaka art 51. Pernyataan Tentang Aborsi : Art 7 yang mengutip dari GS art 51, dengan pembuahan sel telur mulailah hidup baru yang bukan hidup ayah dan ibu art 12 orang tidak boleh membenarkan aborsi tetapi harus memberantas penyebabnya art 26. KHK kanon 1398 Yang melakukan aborsi dan berhasil terkena ekskomunikasi latae sententiae, tidak hanya pelaku saja tapi juga pihak yang membantu, baik secara langsung dan tidak langsung. KGK art 2272 Gereja menentang aborsi dan menghukum pelakunya baik yang terlibat langsung maupun yang tidak langsung dengan hukuman ekskomunikasi. EV art 60 Kehidupan manusia sudah ada sejak pembuahan dan harus diperlakukan sebagai pribadi. Hak untuk hidup tidak dapat diganggu gugat. 2 3 3 Penutup reflekting - Guru membagikan post test - Guru mengajak siswa melihat video “a baby’s prayer,the reality of abortion” - Guru menunjuk salah satu siswa untuk menutup 4 pelajaran dengan doa penutup.

C. Hasil Penelitian

Pada bagian ini penulis akan melaporkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 29 Agustus 2012 dan 7 November 2012 yang bertempat di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Adapun responden yang dipilh adalah para siswi kelas XE sebagai kelas audio visual dan kelas XA sebagai kelas non audio visual. Penulis memperoleh data ini melalui kuesioner yang dilakukan selama proses pengajaran berlangsung. 1. Kelas non audio visual XA a Tabel 5. Pernyataan tertutup Pernyataan Kunci Pre test Post test Selisih 1 B 93 96 3 2 S 63 70 7 3 B 63 93 30 4 S 77 15 -62 5 S 85 52 -33 6 S 74 26 -38 7 S 88 63 25 8 B 51 93 42 9 B 44 52 8 10 B 93 100 7 b Pertanyaan terbuka 1 Sebagian para siswi kelas XA kelas non audio visual mengetahui aborsi dari internet, teman, dan peneliti. 2 Semua kelas XA beranggapan bahwa Gereja melarang aborsi karena aborsi merupakan tindak pembunuhan yang melanggar hukum, sanksi yang diberikan adalah pengucilan dari Gereja ekskomunikasi. 3 Siswi kelas XA beranggapan bahwa tidak ada aborsi yang diperbolehkan. 4 Semua siswi kelas XA mengemukakan ada 2 dua macam dampak aborsi, baik secara fisik maupun psikologis. 5 Semua siswi kelas XA tidak menyetujui adanya aborsi karena hal itu merupakan tindak pembunuhan serta mengambil hak hidup yang telah diberikan kepada manusia. 2. Kelas audio visual XE a Tabel 6. Pernyataan tertutup Pernyataan Kunci Pre test Post test Selisih 1 B 81 96 15 2 S 37 75 38 3 B 59 96 37 4 S 22 75 53 5 S 22 50 28 6 S 37 72 35 7 S 11 29 18 8 B 76 96 20 9 B 48 71 23 10 B 70 100 30 b Pertanyaan terbuka 1 Sebagian para siswi kelas XE kelas audio visual mengetahui aborsi dari berita televisi dan media massa serta sekolah. 2 Semua kelas XE beranggapan bahwa Gereja melarang aborsi karena aborsi merupakan tindak pembunuhan dengan dosa yang berat, sanksi yang diberikan adalah pengucilan dari Gereja ekskomunikasi. 3 Siswi kelas XE beranggapan bahwa aborsi yang diperbolehkan adalah abortus spontaneus keguguran dan konflik frontal. 4 Semua siswi kelas XE mengemukakan ada 2 dua macam dampak aborsi, baik secara fisik maupun psikologis. 5 Semua siswi kelas XE tidak menyetujui adanya aborsi karena hal itu merupakan tindak pembunuhan dengan dosa yang berat.

BAB IV HASIL PENELITIAN UPAYA MENCEGAH ABORSI MELALUI

PELAJARAN AGAMA DENGAN AUDIO VISUAL BAGI PARA SISWI DI SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA Pada bagian ini, penulis akan melaporkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak 2 dua siklus yaitu pada tanggal 29 Agustus 2012 dan 7 November 2012 di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Adapun responden yang dipilih adalah para siswi kelas XE sebagai kelas audio visual dan XA sebagai kelas non audio visual.

A. Pemahaman Siswi di Kelas Non Audio Visual

Pada bagian ini penulis menggunakan pre test dan post test sebagai pembanding untuk mengetahui selisih peningkatan atau penurunan yang dialami di masing-masing kelas, baik kelas non audio visual maupun kelas audio visual. Berdasarkan data yang tertulis di tabel 5, terlihat bahwa ada beberapa yang mengalami peningkatan namun juga ada yang mengalami penurunan, dalam artian bahwa setelah penulis memberikan pemahaman mengenai aborsi ada beberapa siswi yang semakin paham, namun juga ada beberapa siswi yang kurang paham. Hal ini membuktikan bahwa metode di kelas non audio visual yaitu penjabaran materi aborsi memiliki kekurangan. para siswi kurang bisa mengkonkretkan apa yang diajarkan tanpa adanya suatu tayangan yang nyata yang membuat mereka mampu berpikir secara konkret, dengan demikian terbukti bahwa salah satu kelebihan audio visual adalah mampu mengkonkretkan apa yang ditayangkan untuk menghindari pengertian yang abstrak.

B. Pemahaman Siswi di Kelas Audio Visual.

Demikian juga untuk kelas audio visual, penulis juga menggunakan pre test dan post test sebagai pembanding untuk mengetahui selisih peningkatan atau penurunan yang dialami di masing-masing kelas, baik kelas non audio visual maupun kelas audio visual. Sesuai dengan tabel 6 terlihat semua pernyataan mengalami peningkatan Hal ini mampu membuktikan bahwa audio visual memiliki beberapa kelebihan seperti yang sudah dijabarkan dalam bab II, yaitu mampu meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir sehingga dengan demikian menghindari pengertian yang abstrak. Pengertian yang semula sulit untuk dibayangkan oleh seseorang karena begitu abstrak kini telah berubah menjadi pengertian yang begitu konkret. Selain hal tersebut audio visual juga mampu meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar sehingga memungkinkan hasil belajar lebih tahan menetap dalam diri orang yang melihatnya Rinanto, 1982:49-50.

C. Rangkuman Hasil Penelitian

Tabel 7. Perbandingan selisih kelas non AV dan AV Kunci jawaban Kelas non AV Kelas AV Keterangan 1. B 3 15 Naik 2. S 7 38 Naik 3. B 30 37 Naik 4. S -62 53 Naik 5. S -33 28 Naik 6. S -38 35 Naik 7. S -25 18 Naik 8. B 42 20 Turun 9. B 8 23 Naik 10. B 7 30 Naik Berdasarkan data di atas, dapat dilihat adanya perbedaan dari kelas non audio visual dan kelas audio visual. Karena dari 10 pernyataan di atas terdapat 9 pernyataan yang mengalami peningkatan dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan audio visual. Berarti penggunaan audio visual cukup efektif dalam meningkatkan pemahaman para siswi mengenai aborsi. Tabel 8. Perbandingan kelas non AV dan AV pertanyaan terbuka Pertanyaan Kelas non AV Kelas AV 1. Mengetahui aborsi dari Internet, teman, dan peneliti Berita dan sekolah 2. Alasan Gereja menentang aborsi dan konsekuensinya Membunuh dan melanggar hukum. Konsekuensinya ekskomunikasi Membunuh dan dosa berat. Konsekuensinya ekskomunikasi. 3. Jenis aborsi yang diperbolehkan Tidak ada Ada, jika keguguran dan konflik frontal 4. Dampak aborsi Fisik dan psikologis Fisik dan psikologis 5. Setujukah dengan aborsi? Mengapa? Tidak, sebab membunuh dan mengambil hak hidup. Tidak, sebab membunuh dan dosanya berat. Pada bagian pertanyaan terbuka, penulis memberikan pertanyaan seputar aborsi baik itu dari mana para siswi mendapatkan informasi seputar aborsi, alasan Gereja