Pro dan Kontra Aborsi

http:sosbud.kompasiana.com20110417aborsi-dan-pergaulan-bebas-remaja-yang- mengkwatirkan. Tentu angka ini cukup mencengangkan. Di Indonesia sendiri, masalah aborsi diatur dalam: a. Kode Etik Kedokteran Indonesia Kodeki “Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani ” Pasal 10. Oleh karena itu, baik menurut agama, undang-undang negara, maupun etika kedokteran, seorang dokter Indonesia tidak diperbolehkan menggugurkan kandungan dan euthanasia. Dalam bagian lain penjelasan pasal 10 dikatakan bahwa aborsi hanya bisa dilakukan jika ada indikasi medis sebagai satu-satunya jalan untuk menolong nyawa ibu. b. Kitab Undang-undang Hukum Pidana pasal 299, 346-349 Aborsi secara tegas dilarang oleh hukum, hal ini tercantum dalam KUHP pasal 346-349 : Pasal 346: perempuan yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, dihukum penjara selama-lamanya empat tahun. Pasal 347: 1 barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya seorang perempuan tidak dengan seizing perempuan itu, dihukum penjara selama-lamanya dua belas tahun. 2 Jika karena perbuatan itu perempuan itu jadi mati, dia dihukum penjara selama-lamanya lima belas tahun. Pasal 348: 1 Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya seorang perempuan dengan izin perempuan itu, dihukum penjara selama-lamanya lima tahun enam bulan. 2 Jika karena perbuatan itu perempuan itu jadi mati, dia dihukum penjara selama-lamanya tujuh tahun. Pasal 349: Jika seorang tabib, dukun beranak atau tukang obat membantu dalam kejahatan yang tersebut dalam pasal 346, atau bersalah atau membantu dalam salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka hukuman yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiganya dan dapat dipecat dari jabatannya yang digunakan untuk melakukan kejahatan itu. Dari pasal-pasal diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya aborsi dilarang, selain hal tersebut yang dihukum dalam kasus aborsi ada beberapa pihak yaitu : 1 Pelaksana aborsi yakni tenaga medis atau dukun atau orang lain dengan hukuman maksimal 4 tahun atau 4 tahun ditambah sepertiganya dan juga bisa dicabut hak prakteknya 2 Wanita yang menggugurkan kandungannya dengan hukuman maksimal 4 tahun 3 Orang-orang yang terlibat secara langsung dan menjadi penyebab terjadinya aborsi itu dihukum dengan hukuman yang bervariasi. c. UU Kesehatan No 36 Tahun 2009 pasal 75 ayat 1 dan 2 dan pasal 76 UU Kesehatan ini cukup berbeda dengan KUHP di atas. Secara khusus aborsi dibahas dalam pasal 75 ayat 1 dan 2 yang masih memberikan celah untuk boleh