Manfaat Penulisan Metode Penulisan

total. Cara ini hanya dapat dilakukan oleh klinikus yang terampil. Metode lain lagi yang sering dipakai sesudah minggu ke-20 adalah instillation abortion di mana cairan yang mematikan si fetus disuntikkan ke dalam rongga amnion, lalu isi rahim dikeluarkan secara alami. Aborsi yang dilakukan diatas trimester kedua biasanya dilakukan di rumah sakit agar setiap terjadi komplikasi dapat segera ditangani. Metode aborsi yang masih agak baru adalah pil aborsi atau RU-486 mifepristone yang ditemukan di Perancis dan mulai dipakai di sana sejak tahun 1988. RU-486 ini dianggap efektif guna mengaborsi kehamilan sampai 7 minggu sejak menstuasi terakhir. Perempuan harus mengunjungi dokter sebanyak 3 kali. Pada kunjungan pertama, seorang perempuan mendapatkan obat yang memblokir hormon progesteron sehingga embrio mati. Dua hari kemudian dia harus ke dokter lagi agar memperoleh obat yang mengakibatkan kontraksi dalam rahim, sehingga embrio akan keluar secara alami. Sesudah tiga minggu kunjungan terakhirnya dia harus ke dokter lagi untuk memastikan bahwa aborsi berlangsung dengan lengkap. Metode pil aborsi lebih menjamin privacy bagi si perempuan, karena dia tidak perlu ke klinik untuk menjalani prosedur bedah. Secara psikologis metode ini lebih dekat dengan keguguran yang spontan.

2. Sejarah Aborsi

K. Bertens 2002:4 dalam bukunya Aborsi Sebagai Masalah Etika, mengatakan bahwa aborsi bukanlah masalah baru bagi kita saat ini karena sepanjang sejarah umat manusia, aborsi dan infanticide pembunuhan anak kecil sering ditemukan di berbagai tempat. Aborsi hampir selalu dipraktekkan di luar profesi medis atau para “dukun”, sebab kondisi kehamilan yang normal saat itu tidak dilihat sebagai wilayah profesi medis. Para dokter hanya menangani orang sakit, sedangkan ibu hamil tidak dianggap sebagai orang sakit. Baru pada abad ke-19 kehamilan mulai diterima sebagai kondisi medis yang perlu ditangani oleh dokter. Sikap anti aborsi ini berasal dari Sumpah Hippokrates yang kemudian menjadi unsur fundamental dalam etika kedokteran sampai saat ini. Para sejarawan mencatat lagi bahwa dalam hal ini Sumpah Hippokrates jelas berseberangan dengan tata nilai yang menandai masyarakat Yunani pada saat itu. Dalam kalangan Yunani kuno, aborsi dan pembunuhan anak kecil diterima tanpa keberatan dan ramai dipraktekkan. Bagi Hippokrates, kehidupan manusia merupakan suatu nilai yang suci. Profesi medis sendiri dengan tegas menolak aborsi. Suara para dokter berkumandang dengan lebih jelas sejak mereka berhimpun dalam organisasi profesi yang resmi, misalnya AMA American Medical Assosiation yang didirikan pada tahun 1847 mengeluarkan pernyataan anti aborsi yang cukup keras, di mana sikap ini menandai juga ikatan-ikatan dokter yang terbentuk di negara-negara lain dan membawa dampak yang cukup kuat atas kebijakan negara masing-masing. Peraturan hukum anti aborsi di banyak negara baru disusun pada abad ke-19. Setelah berabad-abad lamanya Sumpah Hippokrates menjadi pegangan etis untuk profesi kedokteran dalam bentuk aslinya, baru sesudah Perang Dunia II Sumpah Hippokrates dirumuskan kembali. Deklarasi Jenewa yang dikeluarkan oleh Asosiasi Kedokteran Dunia WMA pada tahun 1948, merupakan upaya untuk menuangkannya