Sessi III Penjabaran Program

mereka untuk menyayangi hidup. Aksi ini akan ditampilkan secara bergantian di depan kelompok lain.

F. Petunjuk Pelaksanaan Program

Usulan program berupa weekend moral sebagai upaya mencegah aborsi tidak hanya bisa dilakukan oleh penulis sendiri melainkan oleh siapa saja yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan program tersebut. Dalam usulan ini telah diuraikan program setiap sessinya dengan contoh-contoh satuan persiapan program setiap sessinya dan dilengkapi dengan sarana video, beberapa lampiran, dan gambar yang dapat membantu untuk mencapai tujuan program tersebut. Namun yang harus disadari bahwa program ini bukanlah panduan yang mutlak. Selain penulis sendiri, bagi mereka yang akan melaksanakan program ini dapat mengembangkan langkah-langkah sendiri dan tentunya dengan kekreativitasan yang dimiliki asal tidak menyimpang dari tujuan utamanya. Semoga usulan program ini semakin mampu mendorong kaum muda, khususnya para siswi di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta untuk semakin mampu mencintai hidup dan berani berkata “tidak” pada aborsi.

BAB VI PENUTUP

Dalam bagian penutup ini penulis membuat kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan upaya mencegah aborsi melalui pelajaran dengan audio visual bagi para siswi di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Kesimpulan yang dibuat merupakan pokok-pokok penting penulisan skripsi ini. Sedangkan untuk saran dirumuskan berdasarkan kesimpulan. A. Kesimpulan Berdasarkan dari kajian pustaka dan hasil penelitian penulisan skripsi ini penulis dapat memberi kesimpulan sebagai berikut : Para siswi yang ada di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta merupakan para remaja yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Perbedaan inilah yang mempengaruhi pengetahuan mereka masing-masing, khususnya dalam hal seksualitas. Selama ini banyak orang tua yang menganggap bahwa seksualitas adalah hal yang tabu dan kurang layak untuk dibicarakan secara terang-terangan, dan inilah yang penulis temukan pada para siswi tersebut. Sebagian besar para siswi mengetahui hal tersebut dari internet dan berita. Hal tersebut tidaklah mengherankan sebab saat ini jaman sudah semakin canggih, khususnya dalam bidang teknologi. Perkembangan inilah yang memudahkan semua orang untuk mendapatkan informasi seputar hal apa saja termasuk hal-hal yang mungkin selama ini dianggap tabu. Ada keprihatinan tersendiri yang penulis rasakan melihat situasi para siswi tersebut khususnya dalam hal pergaulan yang terlampau bebas yang sebagian besar berakhir pada kasus aborsi. Aborsi berarti pengeluaran janin sejak adanya konsepsi pembuahan sampai dengan kelahirannya yang mengakibatkan kematian. Tentu saja dalam hal ini ada campur tangan manusia entah itu melalui alat mekanik maupun obat. Secara moral hal ini merupakan pembunuhan terhadap makhluk insani sehingga sangat berlawanan dengan hukum. Gereja Katolik berada dalam posisi pro life. Posisi pro life ini sudah dimulai sejak jaman gereja purba. Manusia memiliki keistimewaan untuk berpartisipasi dalam karya penciptaan Allah melalui prokreasi, dia membantu Allah dalam menciptakan manusia baru. Oleh karena itu, penghentian paksa akan kehamilan aborsi bukan hanya kekejaman terhadap sesama ciptaan tetapi juga merusak karya Allah. Dengan tegas Gereja menegaskan bahwa kehidupan dimulai sejak terjadinya pembuahan konsepsi. Saat ini jaman sudah semakin canggih. Perkembangan teknologi sudah dapat dirasakan dalam segala aspek kehidupan. Banyak orang yang sudah memanfaatkan perkembangan ini dalam hidupnya, termasuk dalam dunia pendidikan. Dalam suatu materi tertentu, kita dapat menggunakan media audio visual sehingga mampu membuat proses pembelajaran lebih mudah dipahami dan menarik, selain itu juga mampu menggerakkan hati seseorang untuk bertobat dan melakukan suatu tindakan nyata ketika menghadapi suatu realitas. Dalam penelitian yang diadakan di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, peneliti membandingkan dua kelas sebagai kelas audio visual dan kelas non audio visual.