3. Hasil uji parsial juga membuktikan bahwa variabel motivasi kerja mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai dengan nilai t-hitung sebesar 2,532
dan tingkat signifikan 0,013. Nilai t-tabel dengan N = 113 pada taraf signifikansi 5 diperoleh sebesar 1,645. Dengan demikian nilai t-hitung t-tabel 2,532 1,645 dan nilai
probabilitas sig 0,013 0,05 yang mengindikasikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi kerja secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai IAIN Sumatera Utara.
6.7. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, maka dapat dimaknai dan dibahas sehingga memberikan informasi secara obyektif sebagai berikut:
1. Analisis Hasil Pengujian Budaya Organisasi X
1
, Kepemimpinan X
2
Terhadap Motivasi Kerja X
3
.
Hasil analisis uji statistik SPSS 17 menunjukan bahwa variabel budaya organisasi X
1
, berpengaruh terhadap motivasi kerja X
3
hal ini ditandai dari variabel budaya memberikan korelasi positif yang kuat terhadap motivasi kerja pegawai Pegawai Institut
Agama Islam Negeri Sumatera Utara sebesar 0,244. Hal ini terbukti dari koefisien regresi atribut bertanda positif sebesar 0,118. Ini artinya bahwa jika budaya organisasi Institut Agama
Islam Negeri Sumatera Utara ditingkatkan sebesar 1 maka akan meningkatkan motivasi kerja pegawai Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara sebesar 0,118. Selanjutnya
variabel kepemimpinan X
2
berpengaruh terhadap motivasi kerja X
3
. Kepemimpinan memberikan kontribusi korelasi sebesar 0,415 ini terbukti dari koefisien regresi sebesar 0,230.
Ini berarti bahwa jika kualitas pemimpin pada setiap bagian unit Institut Agama Islam Negeri
Universitas Sumatera Utara
Sumatera Utara diperbaiki dan ditingkatkan 1 maka akan meningkatkan motivasi kerja pegawai sebesar 0,230.
Ini membuktikan bahwa pemimpin yang memiliki kapasitas dan integritas pemimpin sesuai dengan kemampuan kompetensi leadership akan memberikan pengaruh dampak positif
terhadap motivasi kerja para pegawai, ini di tandai dengan pemimpin dapat memberikan dukungan, inspirasi, dorongan, pengharapan, citat-cita, seperti: jabatankedudukan,
pangkatgolongan, gaji serta hadiah dan imbalan baik materil maupun nonmateril, kepada para bawahanya. Dengan dorongan motivasi dari pimpinan dalam bentu pengaharapan, cita-cita
yang diberikan pimpinan Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara akan meningkatkan motivasi kerja pegawai lebih baik lagi. Diharapkan semakin baik dan semakin rutin pimpinan
Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara memberikan dorongan motivasi kerja pada para bawahanya maka akan semakin baik pula motivasi kerja para pegawai pimpinan Institut
Agama Islam Negeri Sumatera Utara. Kemudian secara universal hasil pengujian menunjukan bahwa antara variabel budaya
organisasi X
1
dan kepemimpinan X
2
berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja X
3
Pegawai Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara. Variabel budaya organisasi dan kepemimpinan mampu memberikan pengaruh terhadap motivasi kerja pegawai Institut
Agama Islam Negeri Sumatera Utara sebesar 0,462 dengan r-square 0,214. Ini berarti bahwa Variabel budaya organisasi dan kepemimpinan mampu memberikan pengaruh terhadap
motivasi kerja pegawai Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara mencapai sebesar 20,4 0,214 x 100 dan sisanya di tentukan oleh variabel lain diluar variabel penelitian ini. Hal
ini ditandai dengan koefisien regresi positif sebesar 19,512 . yang berarti ketika budaya organisasi dan kepemimpinan secara bersama-sama ditingkatkan maka akan berdampak pada
motivasi kerja pegawai yang akan meningkat. Atau kata lain apabila budaya organisasi dan
Universitas Sumatera Utara
kepemimpinan secara bersama-sama ditingkatkan 1 akan meningkatkan motivasi kerja pegawai sebesar 19,512. Temuan penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan Colquitt
2009 bahwa budaya organisasi dan kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap motivasi kerja bawahannya.
Dari kedua variabel yang mempengaruhi motivasi kinerja pegawai Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara. Maka variabel kepemimpinan adalah variabel yang dianggap
sebagai variabel yang paling berpengaruh dibanding dengan variabel budya organsiasi diantara variabel yang lain. Hal ini dari pembuktian bahwa koefisien korelasi antara
kepemimpinan dengan motivasi kerja pegawai sebesar 0,415. Dengan r-square sebesar 0,177 yang memberikan pengaruh kontribusi sebesasr 17,7 terhadap motivasi kerja pegawai
Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara.
2. Analisis Hasil Pengujian Budaya Organisasi X