3. Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional disebut juga dengan pendekatan contingency yang didasarkan pada pendapat bahwa kepemimpinan yang efektif tergantung sejumlah faktor. Tidak ada
kepemimpinan yang efektif untuk semua situasi atau keadaan. Menurut teori Fiedler terdapat 3 kriteria situasi yaitu hubungan antara pimpinan dan karyawan, tugas kelompok dan
kekuasaan. Fiedler percaya bahwa kunci kesuksesan seorang pemimpin terletak pada gaya kepemimpinannya.
4. Pendekatan Transaksional
Pada organisasi modern gaya kepemimpinan yang banyak diterapkan adalah pendekatan kepemimpinan transaksional. Gaya kepemimpinan ini didasarkan pada asumsi bahwa
kepemimpinan merupakan kontrak sosial antara pemimpin dan pengikut. Kedua pihak saling bebas independent dan memiliki tujuan, kebutuhan serta kepentingan sendiri. Seringkali
tujuan dan kebutuhan kedua pihak saling bertentangan sehingga mengarah ke situasi konflik antara pemimpin manajemen perusahaan dengan bawahan pegawai.
5. Pendekatan Transformasional
Pengembangan faktor-faktor kepemimpinan transformasional telah dikembangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Bass. Ia mengidentifikasikan lima faktor tiga yang pertama
berlaku pada transformasional dan dua faktor yang terakhir berlaku pada kepemimpinan transaksional. Faktor-faktor tersebut adalah: a karisma, b perhatian pribadi, c
rangsangan intelektual, d pujian terbuka, dan e inspirasi. Pemimpin transformasional dapat menggunakan kekuasaan dan wewenangnya untuk
mengganti suasana lingkungan sosial dan psikologis secara radikal, melakukan perubahan, membuang yang lama dan menggantikannya dengan yang baru.
Universitas Sumatera Utara
6. Pendekatan Kepemimpinan Karismatik
Max Weber 1947 memberi perhatian pada pendekatan kepemimpinan karismatik, yang menurutnya kepemimpinan karismatik memiliki kapasitas untuk mengubah sistem sosial
yang ada, berdasarkan persepsi pengikut yang percaya bahwa pemimpin ditakdirkan memiliki kemampuan istimewa. Pemimpin karismatik akan muncul jika terjadi krisis sosial dengan visi
yang radikal dan menjanjikan solusi terhadap krisis. Rumusan kepemimpinan dari sejumlah ahli tersebut menunjukkan bahwa dalam suatu
organisasi terdapat orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan, membimbing dan juga sebagian orang yang mempunyai kegiatan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain agar mengikuti apa yang menjadi kehendak dari pada atasan atau pimpinan mereka. Karena itu, kepemimpinan dapat dipahami sebagai kemampuan
mempengaruhi bawahan agar terbentuk kerja sama di dalam kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Wahyudi 2009 mengemukakan bahwa seorang pemimpin yang harus memiliki:
keterampilan teknis, keterampilan manusiawi, dan keterampilan konseptual. Berdasarkan uraian di atas, maka sintesis kepemimpinan adalah seluruh tindakan
pegawai sesuai jenjangnya dalam mempengaruhi, mengawasi, dan mengarahkan bawahannya sebagai pribadi atau kelompok dalam bekerja untuk mencapai tujuan organisasi dengan
indikator: keterampilan teknis, keterampilan manusiawi, dan keterampilan konseptual.
2.4. Motivasi Kerja