6. Pendekatan Kepemimpinan Karismatik
Max Weber 1947 memberi perhatian pada pendekatan kepemimpinan karismatik, yang menurutnya kepemimpinan karismatik memiliki kapasitas untuk mengubah sistem sosial
yang ada, berdasarkan persepsi pengikut yang percaya bahwa pemimpin ditakdirkan memiliki kemampuan istimewa. Pemimpin karismatik akan muncul jika terjadi krisis sosial dengan visi
yang radikal dan menjanjikan solusi terhadap krisis. Rumusan kepemimpinan dari sejumlah ahli tersebut menunjukkan bahwa dalam suatu
organisasi terdapat orang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi, mengarahkan, membimbing dan juga sebagian orang yang mempunyai kegiatan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain agar mengikuti apa yang menjadi kehendak dari pada atasan atau pimpinan mereka. Karena itu, kepemimpinan dapat dipahami sebagai kemampuan
mempengaruhi bawahan agar terbentuk kerja sama di dalam kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Wahyudi 2009 mengemukakan bahwa seorang pemimpin yang harus memiliki:
keterampilan teknis, keterampilan manusiawi, dan keterampilan konseptual. Berdasarkan uraian di atas, maka sintesis kepemimpinan adalah seluruh tindakan
pegawai sesuai jenjangnya dalam mempengaruhi, mengawasi, dan mengarahkan bawahannya sebagai pribadi atau kelompok dalam bekerja untuk mencapai tujuan organisasi dengan
indikator: keterampilan teknis, keterampilan manusiawi, dan keterampilan konseptual.
2.4. Motivasi Kerja
Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yaitu movere yang berarti menggerakkan. Berdasarkan kata tersebut, maka dapat dikembangkan lebih banyak definisi atau pengertian
tentang motivasi. Ada 3 aspek motivasi yang dapat diidentifikasi menurut Richand, 1987, Pertama, motivasi menggambarkan sebuah kekuatan energi yang menggerakkan seseorang
atau menyebabkan mereka berperilaku dalam kegiatan tertentu. Kedua, gerakan ini langsung
Universitas Sumatera Utara
bertujuan pada suatu hal yaitu motivasi yang mempunyai orientasi tujuan yang kuat strong objectives. Ketiga, membantu mempertahankan semangat kerja sepanjang waktu.
Aspek motivasi yang diharapkan menjadi faktor berharga pada sistem perspektif kerja bertujuan untuk memahami perilaku manusia pada situasi kerja, sehingga aspek tersebut
mengetahui faktor yang paling penting dan berhubungan dengan perilaku pribadi, situasi serta lingkungan kerja, yang selanjutnya dengan menyadari adanya dorongan kerja, maka sangat
membantu untuk memperkuat posisi kerja. Berdasarkan uraian di atas, maka sintesis motivasi kerja adalah dorongan dalam diri
pegawai untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan indikator: berusaha berani menghadapi risiko kerja, keinginan mengatasi masalah yang timbul dalam pekerjaan,
dorongan untuk berhasil dalam pekerjaan, keinginan untuk bekerja dengan baik, dan berusaha untuk diakui hasil kerjanya.
2.5. Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kinerja pegawai. Hasil penelitian Sriwidodo dan Bangun 2007 meneliti tentang pengaruh kepemimpinan,
kepercayaan, dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Dari hasil penelitian diperoleh: adanya pengaruh positif dari kepemimpinan terhadap kinerja karyawan sebesar 0,370. Darna
2010 tentang Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Motivasi Berprestasi dan Kinerja Karyawan. Dari hasil penelitian diperoleh pengaruh yang diberikan motivasi berprestasi
terhadap kinerja karyawan adalah sebesar 20,60. Soedjono 2005 tentang pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja organisasi dan kepuasan kerja karyawan pada terminal penumpang
umum di Surabaya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa: budaya organisasi memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan sebesar 0,756. Budaya
organisasi memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja sebesar
Universitas Sumatera Utara
0,748. Sopiah 2008 tentang budaya organisasi, komitmen organisasional pimpinan dan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan Bank. Dari hasil penelitiannya
diperoleh: Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 0,562. Koesmono 2005 tentang pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi dan kepuasan kerja
serta kinerja karyawan pada subsektor industri pengolahan kayu skala menengah di Jawa Timur. Dari hasil penelitian diperoleh: a pengaruh langsung budaya organisasi terhadap
kinerja sebesar 0,506; b pengaruh langsung motivasi terhadap kinerja sebesar 0,387; dan c pengaruh tidak langsung budaya organisasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja sebesar
0,267. Widodo 2011 tentang pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja guru. Dari hasil penelitian diperoleh: a terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap
kinerja sebesar 0,808; dan b terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja sebesar 0,754. Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa: terdapat pengaruh
budaya organisasi, kepemimpinan, dan motivasi kerja terhadap kinerja.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah sebuah berpikir sistematis yang akan didasarkan kepada analisis alur proses dari suatu penelitian. Kerangka konseptual ini terdiri dari aliran proses
berpikir sistematis yang diawali dari latar belakang penelitian, perumusan, analisis permasalahan serta saran solusi alternatif terhadap permasalahan tersebut.
Kinerja performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar aturan dan sesuai dengan moral maupun etika Prawirosentono,1999. Faktor-
faktor mempengaruhi kinerja yaitu: kemampuan ability, motivasi motivation tujuannya adalah peningkatan efektivitas, kualitas dan kuantitas dari hasil kerja output yang lebih baik,
di tentukan oleh manajemen di lembaga tersebut. Salah satu teori yang mengkaji kinerja dikemukakan Colquitt, dkk 2009 :
A number of factors affect performance and commitment, including individual mechanisms job satisfaction, stress, motivation, trust, justice and etics, learning
and decision making, individual characteristics personality and cultures values, ability, group mechanisms team characteristics, team processes, leader power
and influence, leader style and behaviours, and organizational mechanisms organizational structure, organizational culture.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sejumlah faktor yang mempengaruhi kinerja adalah mekanisme individual motivasi kerja, stres, motivasi, kepercayaan, keadilan
dan etika, pembelajaran dan pengambilan keputusan; karakteristik individu kepribadian dan
Universitas Sumatera Utara