Economic Analysis Prospek Pengembangan Perkebunan Energi Berbasis Kelapa Sawit

92 OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014 Dengan harga minyak solar MOPS tersebut, maka masih ada margin keuntungan sebesar 3700 Rp.liter. Dengan mengasumsikan 1 hektar lahan dapat menghasilkan CPO 4 ton per tahun, atau apabila dikonversi menjadi biodiesel akan didapatkan 4.400 liter biodiesel, maka kita akan mendapatkan margin keuntungan 16.3 juta Rp.Hatahun. Sedangkan biaya investasi perkebunan diperkirakan sekitar 40 juta Rp.Ha. Dengan demikian maka terlihat bahwa usaha perkebunan energi ekonomis untuk dikembangkan.

7.2.3 Pengembangan Perkebunan Energi 10 Juta Hektar

Saat ini budidaya kelapa sawit sebagai usaha perkebunan sudah mencapai luas 9 juta hektar dengan produksi sekitar 28 juta ton per tahun. Tanaman kelapa sawit sudah teruji dan sangat cocok dengan iklim di Indonesia. Apabila akan dikembangkan lebih luas lagi maka tidak akan banyak mengalami hambatan. Dengan melihat keekonomian di atas, dan kecenderungan kenaikan harga minyak dunia, maka pengembangan perkebunan energi mempunyai prospek untuk dikembangkan seluas-luasnya. Data dari Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa terdapat 7,3 juta hektar lahan yang telah diberikan ijin, namun diterlantarkan. Disamping itu masih ada 3,7 juta hektar lahan gambut yang dapat dikonversikan menjadi lahan pertanian. Apabila lahan dimanfaatkan sebesar 10 juta hektar untuk perkebunan energi, maka akan diperoleh bahan bakar nabati dengan jumlah yang signiikan dengan harga yang stabil. Lahan 10 juta hektar ini hanya seluas 5 dari luas NKRI yang 200 juta hektar, dan akan menghasilkan minyak CPO sebesar 40 juta ton per tahun atau setara dengan produksi bahan bakar minyak sebesar 750 ribu barel per hari. With MOPS price, there is still a proit margin for 3700 Rp. Liter. Assuming 1 hectare of land can produce 4 tonnes of CPO per year, or equal to 4,400 liters of biodiesel, then the proit margin will reach 16.3 million Rp.Hayear. The plantation investment costs estimated at around 40 million Rp.Ha. Thus it can be concluded that the energy plantation is economically viable.

7.2.3 Development of 10 Million Hectares of Energy Plantation

Currently cultivation of oil palm plantations has reached 9 million hectares with a production of around 28 million tonnes per year. Palm oil plantations has been tested and is suitable to the climate in Indonesia. By observing the economics and trend of world oil prices, the development of energy plantations have bright prospect. Data from the Ministry of Agriculture states that there are 7.3 million hectares of land that had been granted permission to be cultivated, but abandoned. In addition, there are 3.7 million hectares of wetlands that can be converted into agricultural land. If 10 million hectares are used for energy, it will obtain biofuel with signiicant amount and with stable price. 10 million hectares of land is only 5 of the total area of the Republic of Indonesia and can produce 40 million tons of palm oil per year, equivalent to 750 thousand barrels of fuel by per day. 93 2014 INDONESIA ENERGY OUTLOOK Supaya perkebunan energi ini efektif dan dapat menciptakan multiplier efect yang besar terhadap perekonomian nasional, maka harus menganut prinsip-prinsip di bawah ini: • Investasi perkebunan dilakukan oleh pemerintah atau BUMN • Investasi pabrik kelapa sawit, biodiesel, methanol atau bioreinery bisa dilakukan oleh swasta. • Perkebunan kelapa sawit diusahakan secara geograis berjauhan dari perkebunan kelapa sawit konvensional. • Pasar yang terpisah antara industri CPO yang sekarang ada dan industri biodiesel yang akan diciptakan. • Perkebunan dikelola sesuai prinsip-prinsip pembangunan yang berkesinambungan. In order for this energy plantations to be efective and has a large multiplier efect on the national economy, it must adhere to the principles below: • Investments on plantation made by the Government or state-owned enterprises • Investment on palm oil mill, biodiesel, methanol or bioreinery can be done by the private sector. • The cultivated oil palm plantations are geographically far apart from conventional oil palm plantations. • Markets are separated between existing CPO industry and the biodiesel industry to be created. • Plantations are managed according to the principles of sustainable development. Gambar 7.3 Usulan distribusi dan luasan perkebunan energi Figure 7.3 Proposed of energy plantation distribution and area Catatan : [1], [2], [3], [4] lokasi potensial perkebunan energi Note: [1], [2], [3], [4] Potential location of energy plantations 3 1 4 2 1 juta hektar 1 million hectare = 100 km x 100 km 10 juta hektar hanya 0,5 dari total wilayah Indonesia 10 million hectare is only 0.5 of the total area of Indonesia Sumatera Kalimantan Sulawesi Papua