24
OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014
Kondisi tersebut diperparah oleh rendahnya disiplin berlalu lintas dan keterbatasan infrastruktur angkutan umum serta
angkutan umum kalah bersaing dengan moda kendaraan pribadi mobil dan sepeda motor karena rendahnya
kualitas pelayanan kehandalan waktu tempuh, jadwal, kenyamanan, keselamatan, dan keamanan. Di DKI Jakarta,
jumlah kendaraan pribadi mencapai 96,5 yang melayani 44 perjalanan, sedangkan jumlah angkutan umum
mencapai 3,5 yang melayani 56 perjalanan diantaranya 3 dilayani kereta api KRL Jabodetabek.
Penyebab utama tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor dan konsumsi BBM pada sub sektor transportasi
darat adalah harga bensin premium dan minyak solar ditetapkan oleh Pemerintah dengan harga subsidi. Hal
ini menyebabkan penggunaan energi alternatif sebagai substitusi BBM seperti BBG dan biofuel bioethanol dan
biodiesel menjadi terhambat.
2.5.3 Permasalahan Ketenagalistrikan
Energi listrik saat ini mempunyai peranan vital dan strategis, untuk menunjang pembangunan nasional.
Karena itu listrik harus diwujudkan secara andal, aman, dan ramah lingkungan. Namun pada kenyataannya begitu
banyak permasalahan terjadi dalam pengelolaan sistem ketenagalistrikan nasional. Permasalahan itu diantaranya
adalah biaya pokok produksi listrik yang lebih tinggi dari pada harga jual listrik, ketidakpastian pasokan sumber
energi primer, terutama pasokan gas alam, masih adanya pembangkit berbahan bakar BBM sebagai sumber energi
primer, serta kondisi geograis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau menyulitkan proses transmisi dan distribusi
energi listrik. Selanjutnya, pertumbuhan demand listrik yang lebih tinggi dibanding supply diatasi oleh pemerintah
melalui program percepatan tahap satu Fast Track ProgramFTP I, dengan membangun sejumlah pembangkit
listrik dengan total daya 10 GW, dan seluruhnya berbahan bakar batubara. Pembangunan pembangkit listrik tersebut
menemui banyak kendala, seperti proses perizinan yang tidak mempunyai standar yang baku, kesulitan pembiayaan
dan pembebasan lahan. The condition is exacerbated by the lack of traic discipline
and limitations of public transport infrastructure and modes. The public transport has low quality of service travel time
reliability, schedule, and comfort, safety, and security. In Jakarta, the number of private vehicles is 96.5, which serve
44 of total passenger, while the number of public transport only reach 3.5, but serves the rest 56 of which 3 is
served by train.
Main cause of the high growth of motor vehicles and fuel consumption in the road transport sub-sector is the
subsidized rates price of gasoline and diesel oil that are set by the government. This led to the inhibition of alternative
energy usage such as CNG and biofuels bioethanol and biodiesel.
2.5.3 Electricity Issues
Electrical energy has a vital and strategic role to support national development. Therefore electricity must be realized
reliably, safely, and environmentally friendly. However, in reality so many problems occur in the management of
national electricity system. The problems include the high cost of electricity production compared to the sale price of
electricity, the supply uncertainty, particularly for natural gas, oil-ired power plants is still the main source energy, as
well as the archipelago condition of Indonesia complicates the transmission and distribution process of electrical energy.
Furthermore, the growth of electricity demand is higher than supply addressed by the government through the
acceleration phase of the program the Fast Track Program FTP I, by building a number of coal-ired power plants with
a total power of 10 GW. Construction of the power plant encountered many obstacles, such as the absence of basic
standard in licensing process and the inancing and land acquisition diiculty.
25
2014 INDONESIA ENERGY OUTLOOK
Masalah lahan ini menjadi salah satu kendala utama dalam pembangunan pembangkit listrik batubara. Kemudian,
permasalahan yang ada tidak hanya terjadi di sektor hulu atau pembangkit listrik. Pembangunan infrastruktur
transmisi dan distribusi juga mengalami kendala, khususnya kesulitan mendapatkan lahan untuk tapak tower, harga
tanah yang mahal serta reaksi dari masyarakat yang tidak mau rumahnya dilalui jalur transmisi.
Dalam hal pengembangan EBT skala besar, seperti PLTA dan PLTP, juga menemui banyak kendala. PLTA sangat
tergantung kondisi alam. Ketersediaan air sulit diprediksi, karena iklim yang tidak menentu dan kerusakan alam yang
cukup parah, tidak bisa dibangun di sembarang tempat dan pada umumnya dibangun di daerah ketinggian
pegunungan, serta biaya pembangunan besar. Sedangkan PLTP, umumnya keberadaan sumberdaya panas bumi
berada di hutan lindung, serta rendahnya tarif pembelian listrik oleh PLN sehingga membuat pengembalian modal
proyek sangat lama. Adapun kendala pengembangan EBT skala kecil PLTS, PLT bayu, PLT sampah, PLT biomasa, dan
PLT kelautan diantaranya adalah belum diproduksi secara masal dan besar-besaran, pada umumnya hanya dapat
menghasilkan listrik dalam skala kecil, serta tidak mampu mengimbangi pertumbuhan beban yang cepat dan besar.
The land issue became one of the main obstacles in the construction of coal-ired power plants. Transmission and
distribution infrastructure construction also experienced problems, especially the diiculty of obtaining land for
the tower base, as well as the high price of land and also the people refusal on having their house to be crossed by
transmission lines.
In the case of large-scale development of NRE, such as hydroelectric and geothermal power plants, also
encountered many obstacles. Hydropower is dependent on natural conditions. Water availability is diicult to predict. It
is also generally built at high altitudemountain with large development costs. While for geothermal power plants, the
existence of its resources generally located in protected areas and also the low rate of power purchase by PLN makes
projects payback very long. The constraints of small-scale renewable energy development PV, wind, landill, biomass,
ocean power plant are they generally only able to generate electricity on a small scale and not able to keep pace with the
rapid and large growth in electrical load.