Proyeksi Konsumsi Bahan Bakar Pembangkit

83 2014 INDONESIA ENERGY OUTLOOK Pada proyeksi bauran bahan bakar pembangkit nasional selama rentang waktu 2012 sampai dengan 2035 terlihat bahwa pembangkit berbahan bakar batubara, baik skenario dasar maupun skenario tinggi, akan tetap mendominasi dengan pangsa antara 54-70 skenario dasar dan 54- 76 skenario tinggi. Sebaliknya pembangkit berbahan bakar minyak akan turun drastis, menjadi kurang dari 1 untuk kedua skenario tersebut. Sisanya diisi pembangkit berbahan bakar gas maupun pembangkit berbasis EBT. Untuk pembangkit berbahan bakar gas terlihat bahwa pangsanya menurun cukup besar. Ini menunjukkan pasokan gas bumi pada pembangkit listrik kurang optimal. Khusus pembangkit panas bumi pemanfaatannya naik cukup signiikan, dari 5 tahun 2012 menjadi 12 skenario dasar dan 9 skenario tinggi untuk tahun 2035. Dari sisi pangsa, penggunaan panas bumi untuk skenario tinggi terlihat menurun, namun dari sisi besaran nilai relative sama dengan skenario dasar. Pada tahun 2035 juga diharapkan pemanfaatan EBT lainnya untuk pembangkit listrik, seperti matahari, sampah, biomasa, angin, serta kelautan sudah diterapkan, dan dapat memberikan kontribusi yang sangat signiikan. The projection of fuel mix for national power plant during 2012 – 2035 period shows that coal-ired plants will continue to dominate for both scenarios, with a share between 54- 70 BAU scenario and 54-76 high scenario. On the other hand, oil-ired power plant will decrease signiicantly to become less than 1 for both scenarios. The rest is illed with gas-ired plants and NRE-based power generation. The share of fuel consumption for gas-ired power plant is expected to decline. This shows that supply of natural gas in power generation is less than optimal. The use of geothermal power plant will rise signiicantly, from 5 in 2012 to 12 BAU scenario and 9 high scenario for 2035. In terms of share, the use of geothermal energy for high scenario will decrease, but in terms of magnitude it will relatively similar to that of the BAU scenario. By 2035, it is also expected that other NRE-based power plants such as solar, landill, biomass, wind, and ocean will have signiicant contribution in power generation sector. Gambar 6.7 Bauran bahan bakar pembangkit PLN dan IPP Figure 6.7 Fuel mix for PLN and IPPs 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 BAU HIGH BAU HIGH BAU HIGH BAU HIGH BAU HIGH BAU HIGH 2 1 2 2 1 5 2 2 2 2 5 2 3 2 3 5 BatubaraCoal Gas BBMOil Fuel EBTNRE 84 OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

6.5 Tambahan Kapasitas

Additional Capacity PLTU batubara akan mendominasi tambahan kapasitas pembangkit listrik yang dibutuhkan selama rentang waktu 2012–2035, dengan pangsa sekitar 70 s.d. 76 atau total penambahan kapasitas sebesar 119 GW skenario dasar dan 173 GW skenario tinggi. Sedangkan Pembangkit berbahan bakar gas, baik PLTGU maupun PLTG, akan memerlukan tambahan kapasitas total relatif tetap untuk kedua skenario, yaitu dikisaran 21 GW. Selanjutnya, pembangkit listrik berbasis EBT, seperti PLTP dan PLTA, selama kurun waktu 23 tahun tersebut berturut-turut diprediksi akan mempunyai tambahan kapasitas total sebesar 11,5 GW 5-7 dan 13,6 GW 6-8. Adapun pembangkit berbasis nuklir diperhitungkan akan masuk ke sistem ketenagalistrikan wilayah Jawa Bali, dengan tambahan kapasitas total mencapai 2 GW pada tahun 2035. Untuk pembangkit EBT lainnya, seperti PLTS, PLT biofuel, PLT bayu, PLT sampah, PLT biomasa, serta PLT kelautan, prakiraan tambahan kapasitas total adalah dikisaran 4,2 GW skenario dasar dan 4,8 GW skenario tinggi. Kemudian, beberapa PLTD diproyeksikan masih dibangun di daerah terpencil, khususnya Indonesia bagian timur. Tambahan total kapasitas PLTD untuk kedua skenario tersebut sekitar 0,3 GW. Coal-ired power plant will dominate the additional capacity during 2012-2030, with a share of 70 to 76 or for total additional capacity of 119 GW BAU scenario and 173 GW high scenario. Gas-ired power plants gas combined cycle and gas turbine power plant will require a total additional capacity of relatively ixed for two scenarios, which is about 21 GW. Furthermore, NRE power plant, such as geothermal and hydropower, for a period of 23 years is predicted to have a total additional capacity of 11,5 GW 5-7 and 13,6 GW 6-8. Meanwhile, other NRE power plants, e.g. PV, biofuel, wind, landill, biomass, and ocean, will require a total additional capacity up to 4,2 GW BAU scenario and 4,8 GW high scenario. Diesel power plants are still needed in some remote areas, especially in the eastern part of Indonesia. Total additional capacity of diesel will reach approximately 0,3 GW. Gambar 6.8 Tambahan kapasitas pembangkit listrik nasional Figure 6.8 Additional power generation capacity nationwide

76.4 9.3

0.2 5.1

6.0 2.1

0.9 Others 3.0 HIGH Pem. BtbaraCoal PP Pem. GasGas PP Pem. MinyakOil PP Pem. PanasbumiGeothermal PP Pem. Hidro Hydro PP Pem. EBT LainnyaOther NRE PP Pem. NuklirNuclear PP

69.5 12.2

0.1 6.7

7.9 2.5

1.2 Others 3.6 BAU Total Tambahan Kapasitas Selama 23 tahun 7.45 GW Total Tambahan Kapasitas selama 23 tahun 9.86 GW

Bab 7. Pengembangan Energi untuk Mendukung Program Substitusi BBM

Chapter 7. Energy Development in Supporting Fuel Substitution Program