Mitigasi Rawan Gelombang Pasang Mitigasi Rawan Bencana Banjir;

RTRW Kab. Agam 2010-2030 VI - 29 8. Penguatan kelembagaan masyarakat dalam penanganan bencana; 9. Peraturan daerah yang mengatur sanksi hukum bagi pelanggaran tata ruang di daerah rawan longsor; 10. Sosialisasi daerah rawan longsor. Secara teknis mitigasi longsorgerakan tanah dilakukan dengan cara : 1. Menghindar avoidance; yaitu dengan cara tidak membangun dan menempatkan bangunan di tempat-tempat yang berpotensi terkena longsor atau gerakan tanah. 2. Stabilisasi stabilization; dengan cara membuat kemiringan lereng menjadi landai dan stabil sehingga kemungkinan longsor menjadi kecil, atau bangunan yang akan didirikan menggunakan pondasi tiang pancang sampai ke bagian lapisan tanah yang stabil. 3. Pembatasan penggunaan lahan dan penempatan jumlah jiwa Limitation of land-use and occupancy; Jenis peruntukan lahan, seperti lahan pertanian atau lahan pemukiman dapat dilakukan dengan cara membuat peraturan peraturan yang berkaitan dengan potensi bencana yang mungkin timbul. Penempatan jumlah jiwa per hektar dapat disesuaikan untuk mengurangi tingkat bencana.

B. Mitigasi Rawan Gelombang Pasang

Program utama yang perlu dilakukan untuk mitigasi rawan bencana gelombang pasang adalah : 1. Identifikasi kawasan pemukiman yang rawan terkena gelombang pasang; 2. Pemasangan rambu-rambu bahaya pada daerah rawan gelombang pasang di setiap kantong-kantong pemukiman; 3. Penguatan kelembagaan masyarakat dalam penanganan gelombang pasang, 4. Pembangunan shelter sebagai tempat pengungsian sementara untuk setiap kantong-kantong pemukiman. RTRW Kab. Agam 2010-2030 VI - 30 5. Sosialisasi daerah rawan gelombang pasang.

C. Mitigasi Rawan Bencana Banjir;

Pada kawasan dengan genangan yang cukup lama perlu ditetapkan sebagai kawasan lindung inclave. Karena bencana banjir merupakan salah satu bencana alam yang dapat diduga maka rekayasa teknik pengendalian kerusakan air dapat dilakukan disamping dibangunnya sistem peringatan dini. Namun untuk mencegah banjir limpasan yang diakibatkan oleh deforestasi tentu hanya dapat dilakukan dengan rehabilitasi kawasan hulu. Kawasan hulu yang perlu direhabilitasi adalah hulu-hulu sungai seperti; Batang Tiku, Batang Antokan, Batang Bawan, Batang Sitanang, Batang Masang Kiri serta Batang Agam. Program utama yang perlu dilakukan adalah : 1. Delineasi kawasan banjir eksisting dan potensi meluasnya kawasan rawan banjir 2. Identifikasi faktor penyebab bahaya banjir, seperti kerusakan kawasan tangkapan air pada hulu sungai, kerusakan DAS, kawasan rawa, cekungan dan faktor-faktor lainnya 3. Penyusunan program mitigasi bencana banjir, baik mitigasi struktural maupun non struktural 4. Pelaksanaan program mitigasi yang telah dirumuskan seperti : a. Rehabilitasi dan Reboisasi kawasan hulu dan DAS b. Pembangunan bangunan pengendali daya rusak air banjir seperti normalisasi sungai dan perkuatan tebing sungai. c. Sosialisasi teknis mitigasi banjir kepada masyarakat terdampak potensial terdampak d. Menetapkan sebagian dari kawasan banjir sebagai kawasan lindung karena merupakan bagian dari eksostim rawatanah basah wet land. RTRW Kab. Agam 2010-2030 VI - 31

D. Mitigasi Rawan Letusan Gunung Api;

Dokumen yang terkait

rtrw_2010_2030

1 15 381