RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 1
3.1 RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KABUPATEN
Penyusunan rencana struktur tata ruang Kabupaten Agam dimaksudkan untuk mewujudkan optimalisasi pemanfaatan ruang, keserasian pengembangan
ruang, dan keefektifan sistem pelayanan. Kurang berkembangnya pusat-pusat kawasan akan ditangani dengan kebijakan dan program tersendiri. Setelah
Kabupaten Agam mengalami pemekaran wilayah kecamatan, struktur tata ruang juga berubah dan perlu penyempurnaan kembali. Beberapa
penyempurnaan struktur ruang didasarkan pada kondisi fisik wilayah, potensi pengembangan dan perkembangan terakhir yang dihadapi. Struktur tata ruang
Kabupaten Agam terdiri dari unsur-unsur pembagian Pusat Kegiatan Lokal PKL, Pusat Pelayanan Kawasan PPK dan Pusat Pelayanan Lingkungan
PPL, sistem permukiman perkotaan dan perdesaan, dan sistem sarana prasarana wilayah.
Beberapa prinsip dasar pertimbangan dalam pengembangan sistem perkotaan dan perdesaan di wilayah Kabupaten Agam adalah :
BAB 3
RENCANA STRUKTUR RUANG
RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 2
Mensinergikan perkembangan kawasan perkotaan berbatasan wilayah Kabupaten Agam sebagai hinterland dengan Kota Bukittinggi, dalam upaya
penataan kawasan serta penyediaan berbagai infrastruktur. Meningkatkan aksesibilitas antar sub pusat wilayah dengan
mengembangkan sistem transportasi dalam rangka mendukung struktur ruang yang direncanakan.
Mengurangi kesenjangan wilayah antara Agam bagian Barat dengan Agam bagian Timur.
Mengantisipasi peluang dan tantangan pengembangan berbagai kegiatan di masa mendatang.
KONSEP STRUKTUR RUANG
Wilayah perencanaan di Kabupaten Agam dapat dibagi dalam beberapa pusat pelayanan sesuai dengan fungsi pengembangan wilayah tersebut,
yang ditetapkan berdasarkan penggunaan lahan eksisiting, fisiografis wilayah, aksesibiltas, dan orientasi pergerakan seperti berikut ini:
BAGIAN BARAT
BAGIAN TENGAH
BAGIAN TIMUR
RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 3
1. Berdasarkan penggunaan lahan eksisting, terdapat tiga pembagian wilayah yang memiliki karakteristik yang mirip, yaitu :
a. Wilayah pesisir dengan penggunaan lahan dominan kelapa sawit, kelapa, permukiman, dan sawah yang mencakup Kecamatan Tanjung
Mutiara, dan sebagian Kecamatan Lubuk Basung dan IV Nagari. b. Wilayah Tengah Agam dengan penggunan lahan dominan kelapa sawit,
hutan lindung, hutan suaka alam, dan kebun campuran, yang mencakup sebagian Kecamatan Lubuk Basung, Ampek Nagari, Palembayan,
Tanjung Raya, Matur, IV Koto, Malalak, dan Palupuh. c. Wilayah Timur Agam dengan penggunaan lahan dominan sawah,
tanaman hortikultura dan hutan lindung serta permukiman yang mencakup kecamatan Tilatang Kamang, Kamang Magek, Banuhampu,
Sungai Pua, Ampek Angkek, Canduang, dan Baso. 2. Perbedaan fisiografi wilayah, yang membagi Kabupaten Agam menjadi tiga
wilayah, yaitu: a. Dataran rendah dengan kemiringan relatif datar di daerah pesisir, mulai
dari Kecamatan Tanjung Mutiara, Ampek Nagari sampai daerah Lubuk Basung.
b. Dataran tinggi yang berbukit-bukit di Kecamatan Palembayan, Matur, Palupuh, IV Koto dan kecamatan Malalak.
c. Dataran tinggi yang relatif datar sampai bergelombang di Kecamatan Banuhampu dan kecamatan-kecamatan sebelah Timur Kota Bukittinggi.
3. Berdasarkan aksesibilitas dan orientasi pergerakan wilayah, Kabupaten Agam dapat dibagi menjadi dua wilayah, yaitu:
a. Wilayah Agam bagian Barat yang didominasi pergerakan antar kabupaten dan aksesibilitasnya dilalui oleh jaringan jalan nasional di
pesisir pantai Barat Sumatera Lintas Barat Sumatera. Orientasi pergerakan yang melalui jaringan ini didominasi oleh pergerakan dari
RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 4
Padang menuju Kabupaten Agam dan Pasaman Barat serta sebagian kecil menuju Sumatera Utara.
b. Wilayah Agam bagian Timur yang memiliki aksesibilitas yang sangat baik karena ditunjang oleh jaringan jalan nasional Lintas Tengah Sumatera,
jalan propinsi dan jalan kabupaten yang melayani pergerakan untuk semua level pergerakan, mulai dari pergerakan antar kecamatan, antar
kabupaten sampai dengan antar propinsi. Sedangkan orientasi pergerakan yang melalui wilayah Timur ini adalah pergerakan yang
menghubungkan Padang - Bukittinggi - Medan maupun Padang - Bukittinggi - Riau sehingga potensi pergerakan yang terjadi lebih besar
dibandingkan yang melalui wilayah Agam bagian Barat. Dari ketiga pertimbangan tersebut, dan juga berdasarkan pertimbangan
kemudahan aksesibilitas, efisiensi arus barang dan jasa, antisipasi perkembangan kegiatan, dan perkiraan struktur fungsi wilayahnya di masa
depan, maka ditetapkanlah struktur wilayah pembangunan Kabupaten Agam seperti berikut ini:
3.1.1 Rencana Pusat Kegiatan Lokal PKL Berdasarkan hirarki perencanaan tingkat Propinsi yang termuat dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi RTRWP Sumatera Barat untuk Kabupaten Agam ditetapkan Pusat Kegiatan Lokal PKL adalah Kota
Lubuk Basung. 3.1.2 Rencana Pusat Kegiatan Lokal Promosi PKLp
Untuk mengantisipasi perkembangan di Wilayah Kabupaten Agam bagian Timur, maka dipandang perlu diusulkan rencana Pusat Kegiatan
Lokal promosi PKLp di Baso. Hal ini terkait dengan potensi yang dimiliki oleh Baso pada saat ini dan kedepan antara lain:
1. Terletak pada posisi strategis dimana Baso dilewati oleh jaringan jalan nasional dan jalan propinsi yang menghubungan Baso dengan
Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh, Kabupaten 50 Kota dan Kabupaten Tanah Datar;
RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 5
2. Sudah berkembang sebagai pusat pemerintahan kecamatan dan pusat fasilitas strategis skala regional Labor Kesehatan Hewan;
3. Secara historis Baso sudah berkembang sebagai pusat koleksi dan distribusi pasar hasil pertanian hortikultura;
4. Secara kebijakan nasional Baso termasuk salah satu lokasi pengembangan pusat pendidikan tinggi Departemen Dalam Negeri.
3.1.3 Rencana Pusat Pelayanan Kawasan dan Pusat Pelayanan Lingkungan Rencana penetapan Pusat Pelayanan Kawasan PPK dan Pusat
Pelayanan Lingkungan PPL Wilayah Kabupaten Agam, terbagi menjadi beberapa PPK dan PPL, yaitu:
1. Pusat Pelayanan Kawasan Bawan di Kecamatan Ampek Nagari,
yang berfungsi sebagai salah satu sentra produksi perkebunan, pusat pelayanan jasa sosial ekonomi untuk wilayah hinterlandnya,
pusat kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan pendidikan dan wilayah untuk permukiman lokal. Fungsi wilayahnya adalah sebagai kawasan
produksi pertanian, dan sentra kawasan budidaya kelapa sawit. Wilayah pelayanan meliputi, sebagian Kecamatan Palembayan,
sebagian Kecamatan Tanjung Mutiara.
2. Pusat Pelayanan Kawasan Matur di Kecamatan Matur, yang
berfungsi membantu
pelayanan administratif
pemerintahan Kabupaten, sentra produksi budidaya perkebunan rakyat tebu,
perlindungan hutan, dan pusat pelayanan jasa sosial dan ekonomi serta pariwisata. Wilayah pelayanan meliputi disamping melayani
Kecamatan Matur sendiri, juga melayani sebagian Kecamatan Palupuah dan sebagian Kecamatan Palembayan.
3. Pusat Pelayanan Kawasan Padang Lua di Kecamatan Banuhampu, yang juga membantu pelayanan administratif
kabupaten, kebutuhan permukiman, dan sebagai sentra pertanian hortikultura. Sedangkan fungsi wilayahnya adalah sebagai kawasan
RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 6
produksi pertanian, perkebunan dan konservasi lingkungan. Wilayah pelayanan meliputi Kecamatan Sungai Pua, sebagian Kecamatan IV
Koto dan Kecamatan Malalak serta sebagian Kecamatan Canduang Sementara untuk Pusat Pelayanan Lingkungan dimasing-masing
kecamatan yang ada di Kabupaten Agam dipusatkan pada: a.
Tiku di Kecamatan Tanjung Mutiara; b.
Palembayan di Kecamatan Palembayan; c.
Maninjau di Kecamatan Tanjung Raya; d.
Koto Tuo di Kecamatan IV Koto; e.
Malalak Timur di Kecamatan Malalak; f.
Sungai Pua di kecamatan Sungai Pua; g.
Lasi di Kecamatan Canduang; h.
Biaro di Kecamatan Ampek Angkek; i.
Pakan Kamih di Kecamatan Tilatang Kamang; j.
Kamang Hilia di Kecamatan Kamang Magek; dan k.
Palupuh di Kecamatan Palupuh. Dari penetapan Pusat Kegiatan Lokal PKL, Pusat Pelayanan Kawasan
PPK dan Pusat Pelayanan Lingkungan PPL tersebut diharapkan akan menghasilkan pergerakan yang sinergis dan dapat mengantisipasi
perkembangan di masa depan, yaitu: 1. Untuk pergerakan yang berasal dari kecamatan yang berada pada
Pusat Kegiatan Lokal PKL Lubuk Basung, yaitu Kecamatan Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, Ampek Nagari dan Tanjung Raya,
semua pergerakan diharapkan akan menuju ke Lubuk Basung dengan memperhitungkan waktu perjalanan dan kemudahan akses,
untuk mempercepat pertumbuhan kota Lubuk Basung. 2. Untuk pergerakan yang berasal dari Pusat Kegiatan Lokal Promosi
PKLp Baso, diharapkan arah pergerakan akan menuju ke Baso dari
RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 7
Kecamatan Ampek Angkek, Canduang, Kamang Magek serta kecamatan terdekat kabupaten tetangga yaitu Kabupaten 50 Kota
dan Kabupaten Tanah Datar mengingat Baso dapat menjadi salah satu pusat kegiatan di masa depan dengan adanya konsep
pengembangan agropolitan di wilayah sekitar Baso dan juga pengembangan pusat pendidikan Kawasan Pusdiklat Departemen
Dalam Negeri serta didukung oleh letak geografi pada daerah persimpangan.
3. Untuk pergerakan yang berasal dari Pusat Pelayanan Kawasan PPK Ampek Nagari, yaitu Kecamatan Ampek Nagari dan sebagian
Kecamatan Palembayan serta sebagian Kecamatan Tanjung Mutiara, diharapkan arah pergerakan akan menuju ke Bawan.
4. Untuk pergerakan yang berasal dari Pusat Pelayanan Kawasan PPK Padang Lua, yaitu Kecamatan Banuhampu, IV Koto, Malalak
dan Sungai Pua, arah pergerakan kegiatan diharapkan akan menuju ke Pasar Padang Lua. Oleh karena itu perlu adanya pemusatan
kegiatan atau sentra kegiatan berupa penyediaan fasilitas yang lengkap yang dapat menarik pergerakan menuju Banuhampu. Pada
saat ini Kecamatan Banuhampu sudah memiliki beberapa daya tarik pergerakan, yaitu Pasar Sayur Padang Luar dan Kecamatan
Banuhampu sebagai Bussines Development Centre BDC yang mengembangkan bordir dan sulaman. Hal ini juga ditujukan untuk
mendukung perkembangan Kota Bukittinggi. Disamping itu juga dengan telah dan sedang dibangunnya Jalan Sicincin-Malalak,
diharapkan PPK Banuhampu dapat berkembang cepat dimasa yang akan datang.
3.2 ARAHAN PENGEMBANGAN