RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 9
C. Keputusan Menteri
1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 494PRTM2005 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Perkembangan Perkotaan;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata
Ruang Daerah; 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2009 tentang
Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah; 4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16PRTM2009 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten; 5. Peraturan Menteri PU No.11PRT2009 tentang Pedoman Persetujuan
Substansi Dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tetang Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata
Ruang Wialayah KabupatenKota beserta Rencana Rincinya; 6. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor
630KPTSM tahun 2009 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Fungsi;
7. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 631KPTSM tahun 2009 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut
Status; 8. Surat Edaran Bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 6605113SJ dan 04MENLH122010 tentang pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi dan KabupatenKota;
1.2 PROFIL TATA RUANG
1.2.1 Gambaran Umum Kabupaten Agam
Kabupaten Agam terletak pada kawasan yang sangat strategis, dimana dilalui jalur Lintas Tengah Sumatera dan Jalur Lintas Barat Sumatera
dan dilalui oleh Fider Road yang menghubungkan Lintas Barat, Lintas
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 10
Tengah dan Lintas Timur Sumatera yang berimplikasi pada perlunya mendorong daya saing perekonomian, serta pentingnya memanfaatkan
keuntungan geografis yang ada.
1.2.1.1 Letak Geografis Kabupaten Agam mempunyai luas daerah seluas 2.232,30 km²
atau 5,29 dari luas wilayah Provinsi Sumatera Barat yang memiliki luas 42.229,04 km². Secara geografis, Kabupaten
Agam berada pada pada 00 01’ 34” – 00
28’ 43” LS dan 99 46’ 39” – 100
32’ 50”, dengan batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pasaman dan
Kabupaten Pasaman Barat. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lima Puluh
Kota. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Padang
Pariaman dan Kabupaten Tanah Datar. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Berdasarkan data BPS yaitu Kabupaten Agam Dalam Angka Tahun 2009, Kabupaten Agam memiliki 16 kecamatan dan 82
Nagari. Disamping itu Kabupaten Agam juga mempunyai sebuah danau yaitu Danau Maninjau yang mempunyai luas
perairan ± 9.950 Ha dengan kedalaman 157 m dari permukaan air rata-rata.
Kabupaten Agam juga memiliki wilayah pantai dengan panjang garis pantai ± 43 km dan memiliki 2 dua buah pulau yaitu pulau
Tangah dan Pulau Ujung dengan luas masing-masing pulau seluas ± 1 Km². Kabupaten Agam juga memiliki dua buah
gunung, yaitu Gunung Merapi dengan ketinggian 2.891 m dpl dan Gunung Singgalang dengan ketinggian 2.877 m dpl. Selain
itu juga terdapat 3 aliran sungai yang cukup besar, yaitu Batang Antokan, Batang Masang dan Batang Agam.
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 11
Gambar I.1 Citra Landsat Spot 5 Kab. Agam
Tabel 1.1 Jumlah Kecamatan, Nagari, Luas Daerah di Kabupaten Agam Tahun 2005-2008
No Kecamatan
Tahun 2005 Tahun 2006
Tahun 2007 Tahun 2008
Jumlah Nagari
Luas Daerah
km
2
Jumlah Nagari
Luas Daerah
km
2
Jumlah Nagari
Luas Daerah
km
2
Jumlah Nagari
Luas Daerah
km
2
1. Tanjung Mutiara
3 205,73
3 205,73
3 205,73
3 205,73
2. Lubuk Basung
5 278,40
5 278,40
5 278,40
5 278,40
3. Ampek Nagari
4 268,69
4 268,69
4 268,69
4 268,69
4. Tanjung Raya
9 244,03
9 244,03
9 244,03
9 244,03
5. Matur
6 93,69
6 93,69
6 93,69
6 93,69
6. IV Koto
11 173,21
11 173,21
7 68,80
7 68,80
7. Banuhampu
7 28,45
7 28,45
7 28,45
7 28,45
8. Sungai Pua
5 44,29
5 44,29
5 44,29
5 44,29
9. Ampek Angkek
7 30,66
7 30,66
7 30,66
7 30,66
10. Canduang
3 52,29
3 52,29
3 52,29
3 52,29
11. Baso
5 70,30
5 70,30
6 70,30
6 70,30
12. Tilatang Kamang
3 56,07
3 56,07
3 56,07
3 56,07
13. Kamang Magek
3 99,60
3 99,60
3 99,60
3 99,60
14. Palembayan
6 349,81
6 349,81
6 349,81
6 349,81
15. Palupuah
4 237,08
4 237,08
4 237,08
4 237,08
16 Malalak
- -
- -
4 104,41
4 104,41
Jumlah 81
2.232,30 81
2.232,30 82
2.232,30 82
2.232,30
Sumber : Badan Statistik Kabupaten Agam tahun 2008
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 12
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 13
[ [
[ [
[ [
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 14
DANAU MANINJAU
Gn. MERAPI Gn. SINGGALANG
1.2.1.2 Topografi
Kabupaten Agam mempunyai kondisi topografi yang cukup bervariasi, mulai dari dataran tinggi hingga dataran yang relatif
rendah, dengan ketinggian berkisar antara 0 - 2.891 meter dari permukaan laut.
Menurut kondisi fisiografinya, ketinggian atau elevasi wilayah Kabupaten Agam, bervariasi antara 2 meter sampai 1.031 meter
dpl, adapun pengelompokkan yang didasarkan atas ketinggian adalah sebagai berikut:
1. Wilayah dengan ketinggian 0-500 m dpl seluas 44,55 sebagian besar berada di wilayah barat yaitu Kecamatan
Tanjung Mutiara, Kecamatan Lubuk Basung, Kecamatan Ampek Nagari dan sebagian Kecamatan Tanjung Raya.
Gambar 1.2: Gunung api Maninjau dengan danau kawah dibandingkan besarnya Gunung Merapi
– Singgalang yang mencapai 12 : 1
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 15
2. Wilayah dengan ketinggian 500-1000 m dpl seluas 43,49 berada pada wilayah Kecamatan Baso 725-1525 m dpl,
Kecamatan Ampek Angkek Canduang, Kecamatan Malalak 425 -2075 m dpl, Kecamatan Tilatang Kamang, Kecamatan
Palembayan 50 - 1425 m dpl, Kecamatan Palupuh 325 - 1650 m dpl, Kecamatan Banuhampu 925-2750 m dpl dan
Kecamatan Sungai Pua 625-1150 m dpl. 3. Wilayah dengan ketinggian 1000 m dpl seluas 11,96
meliputi sebagian Kecamatan IV Koto 850-2750 m dpl, Kecamatan Matur 825-1375 m dpl dan Kecamatan
Canduang, Sungai Pua 1150-2625 m dpl.
Kawasan sebelah barat merupakan daerah yang datar sampai landai 0
– 8 mencapai luas 71.956 ha, sedangkan bagian tengah dan timur merupakan daerah yang berombak dan
berbukit sampai dengan lereng yang sangat terjal 45 yang tercatat dengan luas kawasan 129.352 ha. Kawasan
dengan kemiringan yang sangat terjal 45 berada pada jajaran Bukit Barisan dengan puncak Gunung Merapi dan
Gunung Singgalang yang terletak di Selatan dan Tenggara Kabupaten Agam.
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 16
[ [ [
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 17
1.2.1.3 Klimatologi
Temperatur udara di Kabupaten Agam terdiri dari dua macam, yaitu di daerah dataran rendah dengan temperatur minimum
25 C dan maksimum 33
C Lubuk Basung, sedangkan di daerah tinggi yaitu minimum 20
C dan maksimum 29 C
Tilatang Kamang. Kelembaban udara rata-rata 88, kecepatan angin antara 4-20 kmjam dan penyinaran matahari
rata-rata 58. Musim hujan di Kabupaten Agam terjadi antara bulan Januari
sampai dengan bulan Mei dan bulan September sampai bulan Desember, sedangkan untuk musim kemarau berlangsung
antara bulan Juni sampai dengan bulan Agustus. Berdasarkan peta iklim yang dibuat Oldeman 1979 serta data
base hidroklimat yang diterbitkan Bakosurtanal 1987, wilayah Kabupaten Agam memiliki 4 kelas curah hujan, yaitu:
1. Daerah dengan curah hujan 4500 mmtahun tanpa bulan kering daerah dengan iklim Tipe A, berada di
sekitar lereng gunung Merapi-Singgalang meliputi sebagian wilayah Kecamatan IV Koto dan Sungai Pua.
2. Daerah dengan curah hujan 3500-4500 mmtahun tanpa bulan kering daerah dengan tipe A1 mencakup sebagian
wilayah Kecamatan Tilatang Kamang, Baso dan Ampek Angkek.
3. Daerah dengan curah hujan 3500-4000 mmtahun dengan bulan kering selama 1-2 bulan berturut-turut meliputi
sebagian Kecamatan Palembayan, Palupuh, dan IV Koto. 4. Daerah dengan curah hujan 2500-3500 mmtahun dengan
bulan kering selama 1-2 bulan berturut- turut, meliputi sebagian wilayah Kecamatan Lubuk Basung dan Tanjung
Raya.
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 18
[ [
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 19
1.2.1.4 Geologi
Formasi batuan yang dijumpai pada daerah Kabupaten Agam dapat digolongkan kepada Pra Tersier, Tersier, dan Kuarter
yang terdiri dari batuan endapan permukaan, sedimen, metamorfik, vulkanik dan intrusi. Batuan induk yang berasal dari
zaman Pra Tersier terdiri dari batuan sedimen, vulkanik, dan intrusi. Batuan yang berasal dari zaman Tersier bahwah atau
peralihan Tersier ke Kuarter berupa batuan vulkanik yang terdiri dari lahar, aglomerat dan koluvium. Batuan dari zaman Kuarter
terdiri dari endapan permukaan dan vulkanik. Batuan vulkanik terdapat di Gunung Merapi, Gunung Singgalang dan Danau
Maninjau. Wilayah Kabupaten Agam yang ditutupi oleh jenis batuan beku
ekstrusif dengan reaksi intermediet andesit dari Gunung Merapi, Gunung Singgalang, Gunung Tandikek, Danau
Maninjau, dan Gunung Talamau seluas 68.555,10 ha 32,43, batuan beku ekstrusif dengan reaksi masam pumis
tuff seluas 55.867,90 ha 26,43, batuan sedimen dengan jenis batu kapur seluas 80.011,80 ha 3,79, endapan
alluvium mencapai luas 48.189 ha 22,79. Struktur batuan yang terdapat di Pulau Sumatera Tengah-Barat
merupakan perbukitan bergelombang yang tersusun oleh batuan vulkanik berupa batuan breksi, lava, batuan piroklastik
bersifat agak padu sampai padu, berumur tersier hingga kuarter.
Sementara untuk daerah sekitar Maninjau terjadi lekukan besar kawah Maninjau yang saat ini berisi air danau merupakan hasil
dari ledakan maha dahsyat dari erupsi gunung api yang tipenya hampir sama dengan ledakan maha besar dari Gunung api
Purba Toba.
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 20
[ [ [
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 21
1.2.2 Kependudukan 1.2.2.1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di Kabupaten Agam selama periode 5 tahun telah terjadi peningkatan sebesar 13.784 jiwa, dimana pada
tahun 2004 penduduk Kabupaten Agam berjumlah 431.603 jiwa dan pada tahun 2008 meningkat sebanyak 445.387 jiwa. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut.
Tabel I.2 Jumlah Penduduk di Kabupaten Agam
No Tahun
Jumlah Penduduk
1. 2004
431.603 2.
2005 435.276
3. 2006
439.611 4.
2007 443.857
5. 2008
445.387
Sumber : Badan Statistik Kabupaten Agam
Grafik 1.1 Jumlah Penduduk di Kabupaten Agam
Sumber : Badan Statistik Kabupaten Agam
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 22
1.2.2.2 Kepadatan Penduduk
Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Agam, masih relatif kecil. Berdasarkan perhitungan rata-rata kepadatan penduduk di
Kabupaten Agam sebesar 200 jiwaKm
2.
,
namun untuk beberapa kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kota Bukittinggi,
tingkat kepadatan penduduk relatif tinggi seperti di Kecamatan Banuhampu dan Kecamatan Ampek Angkek.
Tabel I.3 Kepadatan Penduduk di Kabupaten Agam Tahun 2009
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2009
No Kecamatan
Luas Km
2
Penduduk Kepadatan
Penduduk Km
2
1. Tanjung Mutiara
205,73 26.452
129 2.
Lubuk Basung 278,40
62.132 223
3. Ampek Nagari
268,69 22.622
84 4.
Tanjuang Raya 244,03
30.607 125
5. Matur
93,69 18.581
198 6.
IV Koto 173,21
23.259 134
7. Banuhampu
28,45 33.207
1.167 8.
Sungai Pua 44,29
23.033 520
9. Ampek Angkek
30,66 37.515
1.224 10.
Canduang 52,29
23.179 443
11. Baso
70,30 33.112
471 12.
Tilatang Kamang 56,07
32.718 584
13. Kamang Magek
99,60 20.605
207 14.
Palembayan 349,81
33.759 97
15. Palupuah
237,08 13.981
59 16.
Malalak -
10.635 -
Jumlah 2.232,30
445.387 200
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 23 Grafik 1.2
Kepadatan Penduduk di Kabupaten Agam
Dari hasil analisa tingkat kepadatan penduduk, katagori tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Agam dikategorikan menjadi
3 yaitu kepadatan rendah, kepadatan sedang dan kepadatan tinggi. Untuk lebih jelasnya berikut tabel hasil analisis kepadatan
penduduk di Kabupaten Agam:
Tabel I.4 Analisis Katagori Tingkat Kepadatan Penduduk
di Kabupaten Agam Tahun 2009
No Tingkat Kepadatan
Penduduk Range
Kecamatan
1. Kepadatan Rendah
0-447 jiwakm
2
Tanjung Mutiara, Lubuk Basung, Ampek Nagari,
Tanjuang Raya, Matur, IV Koto, Canduang,
Kamang Magek, Palembayan,
Malalak.
2. Kepadatan Sedang
447-835 jiwakm
2
Sungai Pua, Baso,
Tilatang Kamang.
3. Kepadatan Tinggi
835 jiwakm
2
Banuhampu, Ampek Angkek
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2009
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 24
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 25
1.2.2.3 Proyeksi Penduduk
Proyeksi penduduk dilakukan guna memprediksi tingkat perkembangan penduduk untuk 20 tahun kedepan, sehingga
diharapkan dari hasil proyeksi tersebut dapat diketahui kebutuhan-kebutuhan saran dan prasarana yang diperlukan,
termasuk kebutuhan lahan yang harus disediakan.
Dari hasil proyeksi yang dilakukan berdasarkan metode eksponensial, dapat diketahui bahwa pada tahun 2030,
diperkirakan penduduk Kabupaten Agam berjumlah 659,461 jiwa atau terjadi penambahan penduduk sebesar 214.074 Jiwa.
Tabel I.5 Proyeksi Jumlah Penduduk di Kabupaten Agam
Tahun 2009 - 2030
No Tahun
Proyeksi Jumlah Penduduk
Jiwa
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9.
10. 11.
12. 13.
14. 15.
16. 17.
18. 19.
20. 21.
22. 2009
2010 2011
2012 2013
2014 2015
2016 2017
2018 2019
2020 2021
2022 2023
2024 2025
2026 2027
2028 2029
2030 453.404
461.565 469.873
478.331 486.941
495.706 504.629
513.712 522.959
532.372 541.955
551.710 561.641
571.751 582.043
592.520 603.185
614.042 625.095
636.347 647.801
659.461
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2009
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 26
1.2.3 Potensi Bencana Alam
Kabupaten Agam merupakan daerah yang memiliki banyak bencana, baik bencana alam maupun bencana geologi. Berdasarkan profil rawan
bencana yang telah disusun pada tahun 2008, jenis-jenis bencana yang ada, dapat di uraikan sebagai berikut:
1. Bahaya Sesar Aktif
Bahaya sesar aktif adalah bagian dari lempeng bumi yang mengalami patahan atau tersesarkan dan masih bergerak hingga
saat ini. Sesar aktif ditunjukkan oleh bentuk kelurusan topografi dimana lokasi pusat gempa terjadi disekitarnya.
Pada wilayah Kabupaten Agam, sesar aktif memotong 6 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Agam yaitu :
1. Kec. Palupuh 2. Kec. Palembayan
3. Kec. Matur 4. Kec. IV Koto
5. Kec. Banuhampu 6. Kec. Sungai Pua
Gambar I.3 : Sesar Sumatera sebagai daerah rawan gempa
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 27
Gambar I.4: Hancuran permukaan Ground surface rupture akibat pergerakan sesar aktif ketika terjadi gempa bumi 6 Maret
2007 disepanjang sesar Solok hingga Bukittinggi. Danny H. Natawijadja, Adrin Tohari, Eko Soebowo Mudrik R.
Daryono; EERI Special Earthquake Report May 2007
2. Bahaya Seismisitas Gempa
Bahaya seismisitas gempa merupakan bencana yang terjadi disebabkan oleh terlepasnya energi tektonik kerak bumi. Akibat
terpaan dari gelombang seismisitas gempa. Di wilayah Kabupaten Agam zonasi kerusakan akibat terpaan
gelombang siesmik gempa berdasarkan analisis dapat diperlihatkan pada Gambar I.5. Dari gambar tersebut kemungkinan zona
kerusakan paling tinggi, warna merah, tersebar disepanjang Pegunungan
Bukit Barisan,
kurang lebih
daerah yang
menghubungkan antara Danau Singkarak, Kota Bukittinggi sampai sekitar Bonjol di sebelah barat laut. Zona kerusakan lebih rendah
diapit oleh dua sesarpatahan yang diperlihatkan oleh warna merah muda.
AGAM
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 28
Gambar I.5: Hasil analisis probabilitas hazard 2 atas dan 10 bawah berdasarkan gempa periode ulang 50 tahunan
Petersen M.D. Dkk, 2004.
3. Bahaya Tsunami
Daerah lepas pantai Kabupaten Agam merupakan tempat dimana subduksi tektonik terjadi. Distribusi pusat gempa dilepas pantai
menunjukkan potensi gempa yang menyebabkan terjadi tsunami besar.
Untuk wilayah Kabupaten Agam yang termasuk dalam daerah yang potensial terhempas hantaman tsunami adalah pada daerah sekitar
Jorong Subang-subang, Jorong Labuhan, Jorong Muara Putus, Jorong Masang, dan Nagari Tiku Selatan dan sebagian Nagari
Bawan di Kecamatan Ampek Nagari.
4. Letusan Gunung Api
Pada wilayah Kabupaten Agam mempunyai 2 gunung aktif yaitu Gunung Marapi dan Gunung Tandikat. Sebaran produk letusan dari
Gunung Marapi cenderung menuju ke arah tenggara sedangkan letusan dari Gunung Tandikat menuju ke arah selatan.
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 29
Daerah-daerah yang perlu mendapat perhatian dari letusan gunung api di Kabupaten Agam antara lain:
1. Letusan Gunung Marapi: aliran Batang Sarik, Lima Kampung, Tabek, Kepala Koto, Lukok 1, Suraubaru, Padang laweh, Lubuk
dan Pulungan. 2. Letusan
Gunung Tandikat:
letusan ini
tidak terlalu
membahayakan kecuali di sekitar daerah Toboh.
Gambar I.6 : Sebaran hasil letusan G. Marapi dan G. Tandikat data PVMBG
– DESD.
5. Bahaya Gerakan TanahLongsoran
Gerakan tanahlongsoran adalah proses pemindahanpergerakan massa tanah dan batuan karena pengaruh gaya gravitasi. Jenis
gerakan tanah yang umum dijumpai adalah: jatuhan falls, gelincir slides, nendatan slumps, aliran flows dan rayapan creeps.
Gerakan tanahlongsoran terjadi akibat beberapa faktor seperti jenis dan sifat batuantanah, sudut kemiringan lereng, curah hujan,
tutupan vegetasi, ulah manusia atau akibat pembangunan fisik dan keteknikan.
Gunung Marapi Gunung Tandikat
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 30
Jatuhan Debris Falls Jatuhan Debris Falls merupakan gerakan bebas dari massa
atau material tanah atau batuan yang berasal dari lereng curam. Tipe jatuhan yang terdapat di Kabupaten Agam diwakili oleh
Batuan Tufa Kuarter seperti yang terdapat di Ngarai Sianok. Batuan penyusunnya adalah pasir tufa yang sangat mudah
hancur dan lepas-lepas akibat rekahan-rekahan yang terdapat didalamnya serta membentuk lereng sangat curam dan hampir
tegak. Jatuhan terjadi akibat meresapnya air hujan ke dalam batuan tufa yang porus sehingga menambah berat dari massa
batuan dan memperlemah ikatan antar rekahan dan pori di dalam batuan tersebut. Proses lain yang dapat mengakibatkan
longsoran antara lain karena kikisan atau erosi maupun pekerjaan galian dibagian dasar ngarai.
Gelinciran Sliding Gelinciran Sliding adalah gerakan massa tanah atau batuan
sepanjang lereng perbukitan dan pegunungan yang terlepas dari ikatan tanah atau batuan asalnya. Gelinciran berlangsung secara
cepat dan tiba-tiba dengan kecepatan tinggi. Pergerakan umumnya disebabkan oleh pertambahan massa air yang
bercampur dengan rombakan tanah atau batuan dan mengakibatkan massa tanah atau batuan berkurang daya ikatnya
dan menjadi berat. Tanah atau batuan yang menyusun tipe gelinciran pada umumnya terjadi dari massa pasiran atau
bongkah-bongkah batuan lepas dalam beberapa ukuran mulai dari ukuran kerikil sampai bongkahan berukuran besar lebih dari
5 meter. Di Kabupaten Agam tipe gelinciran paling banyak dijumpai diberbagai dinding jalan dan lerenglembah sungai
dalam berbagai ukuran seperti yang terdapat di sekitar nagari Galapung Sungai lintabung sebelah selatan Danau Maninjau.
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 31
Nendatan Slumps Longsoran ini dikenali oleh adanya retakan dipermukaan.
Pergerakan longsoran diperlihatkan dari bentuk permukaan berupa lingkaran atau bentuk tapal kuda. Di Kabupaten Agam,
longsoran tipe ini terdapat disekitar lereng luar Gunung Maninjau yaitu di jalan antara Koto Tuo
– Balingka di jalan masuk ke stasiun transmisi Telkom dan di jalan antara Matur
– Palembayan.
Gambar I.7: Gerakan tanah AvalanceLongsoran Aliran di Nagari Malalak Selatan
Tabel I.6 Bencana Gerakan TanahLongsor di Kabupaten Agam
No Keterangan
Kecamatan Nagari
1 2
3 4
1. Jatuhan
Debris Falls Tanjung Raya
Tanjung- Sani Sungai Batang
Maninjau Palembayan
Baringin- Ampek Koto Palembayan
Tigo Koto Silungkang Lubuk Basung
Lubuk Basung Ampek Nagari
Batu Kambiang Matur
Matua Hilia IV Koto
Balingka Koto Gadang
Malalak Malalak Timur
Palupuh Koto Rantang
Pasia Laweh Pagadih
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 32 1
2 3
4
2. Gelinciran
Sliding Palembayan
Baringin Ampek Koto Palembayan
Tigo Koto Silungkang Lubuk Basung
Lubuk Basung Ampek Nagari
Batu Kambing Matur
Matua Hilir Palupuh
Koto Rantang Pasia Laweh
3. Nendatan
Slumps Matur
Tigo Balai Palembayan
Baringin Sungai Pua
IV Koto Balingka
Malalak Malalak Utara
6. Banjir
Banjir terjadi apabila ekses atau kelebihan air tidak dapat ditampung pada tempatnya sehingga melimpah keluar. Tempat penyimpanan
air secara alamiah diantaranya adalah sungai, rawa, danau atau bendungan. Daerah banjir terjadi sepanjang aliran sungai seperti
Batang Tiku dan Batang Sungai Pingai, Batang Kalulutan, Batang Dareh, Batang Bawan, Batang Sitanang, bagian hilir dari Batang
Simpang Jernih dan Simpang Keruh dan Batang Layah. Banjir pada sungai
– sungai tersebut di atas pada umumnya terbatas pada morfologi dataran banjir flood plain. Selain dari lokasi
– lokasi tersebut banjir juga terjadi pada daerah rawa yang terdapat di
sekitar dataran pantai, yang juga berhubungan dengan aliran sungai di bagian hilir.
Lokasi banjir di wilayah Kabupaten Agam antara lain :
Kecamatan Palembayan: Nagari Salareh Aia.
Kecamatan Lubuk Basung: Nagari Lubuk Basung.
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 33
Kecamatan Ampek Nagari: Nagari Bawan, Nagari Batu
Kambiang, Nagari Sitalang.
Kecamatan Tanjung Mutiara: Nagari Tiku V Jorong.
Kecamatan IV Koto: Nagari Balingka.
Kecamatan Tilatang Kamang: Nagari Koto Tangah.
Kecamatan Palupuh: Nagari Pasia Laweh.
Gambar I.8 Banjir di Ampek Nagari dan di Manggopoh
7. Abrasi
Abrasi merupakan salah satu bagian dari proses perubahan muka air laut setempat yang dalam istilah ilmiah disebut relative sea level
change RSLC. Abrasi atau erosi garis pantai mengubah garis pantai berpindah ke arah daratan. Lawan dari abrasi adalah akresi
atau sedimentasi yang menyebabkan garis pantai maju ke arah laut. Proses yang terlibat dalam perubahan garis pantai diakibatkan oleh
banyak hal diantaranya kondisi geologi dan morfologi pantai, kondisi ekologi, klimatologi dan oseanologi. Dari semua faktor tersebut di
atas pengaruh gelombang dan arus laut merupakan faktor dominan. Gelombang berfungsi menghancurkan sedimen yang menyusun
garis pantai dan arus laut mengangkut hasil rombakan searah dengan arah arus laut.
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 34
Pada wilayah Kabupaten Agam, wilayah yang terkena abrasi yaitu : 1. Masang 800 meter.
2. Ujungmasang 1.100 meter. 3. Muaraputus 300 meter.
4. Ujung Labung 500 meter. 5. Pasia Paneh 200 meter.
6. Pelabuhan Tiku 100 meter.
Gambar 1.9 Abrasi dan akresi pantai di Kabupaten Agam
Abrasi
Akresi
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 35
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 36
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 37
[ [ [
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 38
1.2.4 Potensi Sumberdaya Alam
Sumber Daya Alam yang terdapat di Kabupaten Agam terdiri atas sumber daya alam pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan,
perikanan dan kelautan serta mineral dan pertambangan.
1.2.4.1 Sektor Pertanian
Perkembangan tanaman padi sawah untuk periode tahun 2006 hingga tahun 2008 dapat di gambarkan sebagai berikut, luas
baku lahan yang tersedia di wilayah Kabupaten Agam untuk periode 2006-2008, tidak terjadi penambahan maupun
pengurangan lahan, dimana berdasarkan data yang ada, luas baku lahan yang tersedia seluas 28.819 Ha. Sementara untuk
luas tanam dalam periode 2006-2008 terjadi penurunan sekitar 4,41 .
Tabel I.7 Perkembangan Tanaman Padi Sawah Tahun 2006-2007
No. Uraian
Tahun Perkembangan
2005 2006
2007 2007-2008
1. Luas Baku Lahan ha
28.819 28.819
28.819 -
0,00 2.
Luas Tanam ha 52.715
53.449 51.192
-2.257 -4,41
3. Luas Panen ha
49.585 51.157
51.462 305
0,59 4.
Produksi Ton 233.490
233.561 243.119
9.558 3,93
5. Produktivitas Tonha
4,71 4,57
4,72 0,15
3,18 6.
IP 182,92
185,46 182,92
-2,54 -1,39
Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Agam Tahun 2008
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 39
1.2.4.2 Sektor Perkebunan
Untuk sektor perkebunan, produksi tertinggi di sektor ini adalah jenis produksi kelapa sawit yang mencapai 182,740 ton, dimana
sebaran perkebunan yang ada di wilayah Barat Kabupaten Agam yaitu KecamatanTanjung Mutiara, Lubuk Basung, Ampek
Nagari dan Kecamatan Palembayan.
Tabel I.8 Produksi Pekebunan di Kabupaten Agam Tahun 2007
No Jenis Produksi
Luas Panen Ha
Produksi Ton
1. Tanaman Perkebunan
a. Kelapa Dalam 11.150
32.916 b. Kelapa Sawit
8.764 182.740
c. Karet 814
913 d. Cengkeh
414 54
e. Kulit Manis 7.493
17.542 f. Kopi
3.297 2.078
g. Gardamunggu 106
52 h. Kemiri
297 2.224
i. Pinang 2.520
9.671 j. Pala
1.051 2.350
k. Tebu 3.983
20.627 l. Temulawak
1 1
m. Jahe 4
15 n. Laos
2 8
o. Kunyit 6
18 p. Kejibeling
1 1
q. Kapulaga 1
1 r. Kakao
1.227 1.065
Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Agam Tahun 2008
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 40
1.2.4.3 Sektor Peternakan
Kondisi geografis yang sangat beraneka ragam, tentunya sangat mempengaruhi keragaman jenis ternak. Untuk jenis ternak sapi
yang ada di Agam wilayah Timur seperti Kecamatan IV Angkek, Candung, Baso, Tilatang kamang dan Kamang Magek dan
Sungai Pua umumnya jenis sapi Simenthal dan Brahman,
sedangkan Agam wilayah Barat seperti Kecamatan Lubuk Basung, Tanjung Mutiara dan IV Nagari lebih dominan dengan
jenis peranakan Onggole PO, dengan tingkat populasi ternak
sapi terbesar adalah jenis sapi potong yang mencapai 32.017 ekor. Sementara untuk populasi terbesar sektor peternakan
yang ada di Kabupaten Agam adalah jenis ternak ayam buras yang mencapai 432.315 ekor. Untuk lebih memberi gambaran
tentang populasi ternak yang ada di Kabupaten Agam, dapat dilihat pada tabel .
Tabel I.9 Populasi Ternak di Kabupaten Agam Tahun 2007
No Jenis Ternak
Populasi Ekor
1. Sapi Potong
32.017 2.
Sapi Perah 40
3. Kerbau
17.787 4.
Kuda 172
5. Kambing dan Domba
13.187 6.
Ayan Buras 432.315
7. Ayam Ras Petelur
161.548 8.
Ayam Ras Pedaging 53.673
9. Itik
105.167 10.
Puyuh 44.787
11. Anjing
31.778 12.
Kelinci 7.320
Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Agam tahun 2008
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 41
1.2.4.4 Sektor Kehutanan
Luas hutan berdasarkan fungsi yang ada di Kabupaten Agam berdasarkan peta Padusarasi RTRW-TGHK tahun 19961997
adalah 85,883.40 Ha atau sekitar 38,51 dari luas keseluruhan wilayah Kabupaten Agam. Adapun perincian luas hutan di
Kabupaten agam adalah: Hutan PPA seluas, 27,533.40 Ha, Hutan Lindung seluas 31,560.00 Ha, Hutan Produkasi seluas
6,140.00 Ha dan Hutan Produksi Terbatas seluas 20,883.40.
Tabel I.10 Luas Hutan di Kabupaten Agam
No Jenis
Luas Ha
1. Hutan PPA
27.533,40 2.
Hutan lindung 31,560,00
3. Hutan produksi
6,140,00 4.
Hutan produksi terbatas 20,650,00
Jumlah 85.883,40
Sumber : TGHK dan RTRWP Dati II Agam Th 19961997
1.2.4.5 Sektor Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Agam memiliki panjang pantai 43 Km² dengan luas laut mencapai 313,04 Km². Sementara untuk luas perairan
umum air tawar yang ada di Kabupaten Agam, luasnya mencapai 10.518 Ha.
Untuk perikanan laut, terdapat di Kecamatan Tanjung Mutiara, dimana hasil tangkapan ikan laut dominan adalah jenis ikan
tembang, ikan teri, tongkol, ikan layang, ikan kembung, ikan layur, cakalang, mayang dan udang. Sementara untuk kegiatan
budidaya ikan, terdapat di danau maninjau dengan jumlah keramba jaring apung KJA sebanyak 8.930 petak dengan
jumlah pengelola 330 orang. Usaha budidaya lainnya adalah pada kolam air deras, kolam air tenang, keramba irigasi dan
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 42
sawah. Untuk penangkapan ikan di perairan umum, dilakukan di Danau Maninjau dan sungai-sungai yang tersebar di Kabupaten
Agam seperti di Batang Masang Kiri, Masang Kanan, Batang Antokan dan Batang Tiku.
Tabel I.11 Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya
di Kabupaten Agam Tahun 2007
No Jenis Produksi
Hasil Tangkapan Ton
1. Ikan Laut
4.966,8 2.
Budidaya 55.670,35
3. Perairan Umum
755,98 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Agam Tahun 2008
Untuk produksi perikanan di Kabupaten Agam terbagi menjadi 3 jenis produksi yaitu jenis ikan laut, budidaya dan perairan umum.
Dari ketiga jenis tersebut, untuk jenis budidaya merupakan jenis yang paling banyak terdapat di Kabupaten Agam dengan jumlah
tangkapan 55.670,36 ton sedangkan untuk jenis perairan umum memiliki nilai tangkapan yang paling rendah yaitu hanya 755,98
ton. Sektor pengolahan dan pemasaran ikan yang ada di Kabupaten
Agam, umumnya masih dalam tahap pengolahan dan pemasaran sederhana. Dari data yang ada, jumlah unit
pengolahan ikan terdapat 278 unit, sementara jumlah produksi ikan olahan pada tahun 2009 mencapai 679,27 ton, dengan
jumlah tenaga pemasar sebanyak 672 orang.
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 43
[ [ [
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 44
[ [ [
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 45
1.2.4.6 Sektor Mineral dan Pertambangan
Tingkat pemanfaatan sumber daya mineral dan energi di Kabupaten Agam masih sangat rendah. Sedangkan potensi
sumber daya mineral dan energi yang terkandung di wilayah ini sangat potensial. Oleh karena itu prospek pengembangan dan
pemanfaatan sumber daya mineral dan energi masih sangat terbuka.
Potensi bahan galian tambang golongan B yang dimiliki daerah ini seperti biji besi di Kecamatan Matur, pasir besi di Kecamatan
Tanjung Mutiara. Sedangkan potensi bahan galian golongan C seperti andesit, granit, dolomit, dan marmer terdapat di
Kecamatan Tilatang Kamang, Kecamatan Palupuh, Kecamatan IV Koto, Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan Matur,
Kecamatan Baso dan Kecamatan Lubuk Basung. Berdasarkan data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Sumatera Barat, terdapat beberapa izin pertambangan yang ada di Kabupaten Agam sampai akhir tahun 2008. Ijin
pertambangan yang diberikan bervariasi, dari mulai izin eksplorasi, pengolahan, penyelidikan umum, pengangkutan dan
penjualan sampai pada ijin eksplorasi. Untuk bahan galian yang mendapat ijin terdiri dari bahan galian pasir besi, dolmit dan
juga batu kapur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel I.12.
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 46
Tabel I.12 Potensi Sumber daya Mineral di Kabupaten Agam tahun 2007
No Jenis
Lokasi Potensi
Keterangan
1 2
3 4
5 1.
Batu Kapur Palembayan, Palupuh dan Padang
Tarok Sumber daya
Penyelidikan umum Simarasok
109.375.000 ton -
Kecamatan Baso 9.375.000 ton
hipotetik -
Kamang Mudik, Kecamatan Kamang Magek
25.000.000 ton hipotetik
- 2.
Marmer Kamang, Kecamatan Kamang
Magek 500.000.000 ton
sumber daya Penyelidikan umum
Matur Sumber daya
Penyelidikan umum Kecamatan Palupuh
62.500.000 ton 700 ha sumber daya
- 3.
Dolimit Mudik Pauh, Kecamatan Palupuh
5.900.000 ton 45 ha sumber daya
Sebagian sudah diusahakan oleh PT Bukit Ayu Tunas Lestari
Unsur MgO = 17,93-20,86 CaO = 30,20
– 32,0 SiO = ttd
– 0,6 Fe2O3 = 0,10
– 0,30 SiO2 = 1,76
– 2,24 4.
Kalsit Tersebar di Kecamatan Baso
Sumber daya Penyelidikan umum
5. Fosphat
Ngalau Baja, Biaro, Durian dan Bunian
Sumber daya Penyelidikan umum
6. Granit
Bukit Cimpago, Malalak Cimpago Kecamatan IV Koto
Sumber daya Penyelidikan umum
Bukit Antokan, Bukit Masang, Bukit Labuhan, dan Bukit Pandih Dusun
Durian Kapeh, Kecamatan Tanjung Mutiara
Sumber daya Penyelidikan umum
Granit kemungkinan dalam bentuk stock granodiorit, berwarna abu-bau tua
kehitaman, masif, fanerik halus, sedang,subhedral, equigranular, kuarsa,
arthoktas hornblende, plagioklas keras.
7. Andesit
Batu Kambing, Malabur dan batang Dareh, Kecamatan Lubuk Basung
Sumber daya Penyelidikan umum
Ladang hutan dan Panambahan Kecamatan Baso
Sumber daya Penyelidikan umum
Hutan lindung Paninggiran Ateh, Paninggiran
Bawah dan Bukit Bateh Dagang, Kecamatan Palupuh
Sumber daya Penyelidikan umum
8. Trass
Tersebar di Kecamatan Matur 5.280.000 M
3
Sebaran dalam satuan batuan tufa berbatu apung
Tersebar di Kecamatan Palupuh 61.600.000 M
3
Penyelidikan umum Baso, Palembayan, IV Koto, Batu
Kambing, Sipisang dan Tilatang Kamang
Sumber daya Penyelidikan umum
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 47 1
2 3
4 5
9. Balerang
Koto Baru 100 ton hipotetik
Penyelidikan umum 10.
Tufa Tersebar di Kecamatan Matur
5.280.000 M
3
Sebaran dalam satuan batuan tufa berbatu apung, berupa jarum-jarum gelas
0,1 bersifat lepas, mudah terurai.
Tersebar di Kecamatan Palupuh 61.600.000 M
3
Penyelidikan umum Baso, Palembayan, IV Koto, Batu
Kabing, Sipisang dan Tilatang Kamang
Sumber daya Penyelidikan umum
11. Dunit
Harzburgit Sungai Air, Tiga Koto Silungkang,
Kecamatan Palembayan 50 Ha Sumber daya
Penyelidikan umum Dunit merupakan batuan beku ultra basa
yang berwarna abu-abu, masif, holokristalin, fenerik kasar, anhedral
equigranular, didominasi oleh mineral olive dan sedikit plagioklas. MgO = 33-
47
12. Toseki
Tersebar di Kecamatan palembayan dan Palupuh
Sumber daya Penyelidikan umum
Luas sebaran toseki di Palembayan mencapai 200 ha.
13. Pasir dan Batu
Tersebar di Sungai Batang Jabur Baso dan IV Angkat Canduang,
Mancung, Padang Tarab Baso, Batang Masang Palembayan, dan
Batang Bawan Lubuk Basung Sumber daya
Pasir dan batu sitru berupa sitru sungai dan daerah limbah banjir.
14. Tanah Liat
Tersebar pada lereng perbukitan sisi utara Danau Maninjau mulai
dari Malabur-Lubuk Basung sampai Matur. Dan Komplek perbukitan
Gunung Sirabungan dari Pagadis Hilir Ampai Nan Limo, Kecamatan
Palupuh Sumber daya
Penyelidikan umum Sebaran tanah liat umumnya merupakan
perbukitan landai bergelombang dan tingkat keseburan tanah yang kurang
subur.
15. Pasir Besi
Desa Durian Kapeh dan Tiku V Jorong, Kecamatan Tanjung
Mutiara Diluar sempadan 200 m dari garis
pantai 2.800 M
3
spekulatif, luas wilayah ± 2.500
ha Pada sempadan
pantai ± 80 ha 4 km x 200 m
60.000 M
3
spekulatif Sebagian sedang diusahakan oleh PT
Andalas Minang Malindo
16. Emas
Desa Pagadis Sei. Guntung dan Pasir Lawas Kecamatan Palupuh
337.500 ton spekulatif
Luas wilayah 24 Ha.
Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 48
[ [ [
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 49
1.2.4.7 Sektor Pariwisata
Objek wisata yang dapat ditemukan di daerah Kabupaten Agam, sangat beragam dan berpotensi untuk dikembangkan. Objek
wisata tersebut antara lain wisata alam, wisata sejarah atau situs budaya, seni budaya dan wisata minat khusus. Oleh karena
beragamnya objek wisata tersebut maka Agam menjadi daerah tujuan wisata yang utama di Sumatera Barat.
Adapun bentuk potensi wisata alam adalah berupa keindahan alam yang mempesona karena masih sangat alami, dengan
adanya perbukitanpegunungan, air terjun, pemandian, panorama danau, lembah, lautan dan pantai. Semua objek wisata alam
yang terdapat di Kabupaten Agam terdata lebih kurang 56 objek, dan mayoritas terdapat dikawasan barat seperti Kecamatan
Tanjung Raya dan Tanjung Mutiara. Sementara itu, potensi wisata sejarah dan budaya dalam wujud
benda-benda bukti sejarah yang tangible berwujud dan intangible tidak berwujud. Sedangkan potensi wisata minat
khusus adalah dalam bentuk arung jeram, buru babi, paralayang dan perahu naga.
Ragam Potensi Alam dan Budaya Kabupaten Agam
Potensi alam sebagai objek wisata di Kabupaten Agam terdapat sebanyak 56 objek wisata antara lain: Danau Maninjau, Puncak
Lawang, Kelok 44, Ambun Pagi, Air Panas, Telaga Anggrek, Air Tiga Raso, Ngarai Sianok, Ngalau Kamang, Aia Janiah, Bunga
Raflesia, Bandar Mutiara, Pulau Ujung dan Pulau Tangah dan lain-lain.
Disamping itu terdapat 61 objek wisata budaya, 11 objek wisata sejarah, 84 kegiatan wisata minat khusus.
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 50
Sebagai penunjang kawasan wisata, aksesibilitas menuju kawasan wisata berupa prasarana jalan sudah cukup baik.
Sudah terdapat empat buah hotel berbintang dengan 196 kamar dan 377 buah tempat tidur. Hotel non bintang hotel melati
berjumlah 32 buah dilengkapi dengan 286 kamar dan 513 tempat tidur. Tenaga kerja pada hotel berbintang 139 orang dan 90
orang pada hotel Melati. Rumah makan yang ada sebanyak 53 buah dengan tenaga kerja sebanyak 238 orang.
Kunjungan wisatawan selama tahun 2008 berjumlah 77.743 orang terdiri dari wisatawan nusantara 69.895 orang dan
wisatawan mancanegara sebanyak 7.848 orang.
Tabel 1.13
Jumlah Objek Wisata Berdasarkan Jenis Menurut Kecamatan Tahun 2007
No Kecamatan
Alam Budaya
Minat Khusus
Jumlah
1 Tanjung Mutiara
3 -
5 8
2 Lubuk Basung
1 -
5 6
3 Ampek Nagari
- -
6 6
4 Tanjung Raya
11 -
10 21
5 Matur
6 -
7 13
6 IV Koto
2 -
6 8
7 Malalak
3 -
4 7
8 Banuhampu
2 -
4 6
9 Sungai Pua
2 -
4 6
10 IV Angkat Canduang
1 -
3 4
11 Canduang
3 -
4 7
12 Baso
5 -
6 11
13 Tilatang Kamang
2 -
4 6
14 Kamang Mangek
3 -
4 7
15 Palembayan
5 -
6 11
16 Palupuh
7 -
6 13
Total 56
- 84
140 Sumber : BPS Tahun 2008
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 51
1.2.5 Potensi Ekonomi Wilayah 1.2.5.1 Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat dilihat melalui perkembangan
nilai nominal
PDRB yang
merupakan perkembangan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh
unit usaha dalam suatu wilayah tertentu, atau merupakan perkembangan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh seluruh unit ekonomi. Pada tahun 2004 secara nominal terjadi kenaikan PDRB atas
dasar harga berlaku sebesar 448.922,81 juta rupiah, dari 2.106.790,66 juta rupiah menjadi 2.555.713,47 juta rupiah.
Namun kenaikan
ini belum
mencerminkan perbaikan
perkembangan ekonomi secara riil karena masih mengandung unsur inflasi. Secara riil, pertumbuhan ekonomi wilayah dapat
dilihat dari perkembangan nilai PDRB yang dihitung atas dasar harga konstan tahun 2004 yang mencapai 2.066.647,63 juta
rupiah, naik menjadi 2.190,815,65 juta rupiah pada tahun 2005. artinya, perekonomian Wilayah Kabupaten Agam pada tahun
2005 mengalami pertumbuhan sebesar 5,71. Jika dikaitkan dengan jumlah penduduk, nilai PDRB perkapita
Kabupaten Agam mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya dalam lima tahun terakhir ini terhitung sejak tahun
2004. Hal ini disebabkan oleh cukup tingginya peningkatan nominal PDRB dan relatif rendahnya pertumbuhan penduduk
Kabupaten Agam. PDRB perkapita dihitung berdasarkan nilai total PDRB dengan jumlah penduduk kabupaten pertengahan
tahun pada tahun yang sama. Lebih rincinya mengenai pekembangan nilai PDRB perkapita selama 5 tahun dapat dilihat
pada tabel 1.15.
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 52
Tabel I.14 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku
Kabupaten Agam Pada Tahun 2004-2007 No
Tahun Nilai Nominal Rp
1 2004
2.555.713,47 2
2005 2.867.878,81
3 2006
3.377.957,22 4
2007 3.924,766,90
Sumber: BPS Kabupaten Agam, 2008
Tabel I.15 Kontribusi PDRB Sektoral Kab. Agam Berdasarkan Harga Konstan 1993
Menurut Lapangan Kerja Tahun 2004-2007
No Lapangan
Usaha 2004
2005 2006
2007
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1. Pertanian
685.611,11 33,18
749.063,79 34,19
813.823,80 35,00
884.512,79 35,83
a. Pertanian
Tanaman Pangan 385.715,25
18,66 406.621,01
18,56 439.972,21
18,92 476.124,31
19,28 b.
Perkebunan 190.271,46
9,21 225.183,14
10,28 250.760,15
10,78 279.304,07
11,31 c.
Peternakan dan hasil-hasilnya
59.602,73 2,88
63.049,10 2,88
65.673,35 2,82
68.433,89 2,77
d. Kehutanan
16.203,69 0,78
17.967,81 0,82
18.433,18 0,79
18.708,39 0,76
e. Perikanan
33.817,98 1,64
36.242,73 1,65
38.984,91 1,68
41.942,13 1,69
2. Pertambangan
Penggalian 80.210,87
3,88 84.654,54
3,86 88.977,89
3,83 93.586,76
3,79
a. Minyak dan gas
bumi -
- -
- -
- -
- b.
Pertambangan tanpa migas
- -
- -
- -
- -
c. Penggalian
80.210,87 3,88
84.654,54 3,86
88.977,89 3,83
93.586,76 3,79
3. Industri
Pengolahan 304.965,84
14,76 314.602,77
14,36 327.923,50
14,10 341.875,08
13,84
a. Industri migas
- -
- -
- -
- -
b. Industri tanpa
migas 304.965,84
14,76 314.602,77
14,36 327.923,50
14,10 341.875,08
13,84
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 53 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 4.
Listrik, Gas dan Air Minum
18.690,13 0,90
19.839,07 0,91
21.232,67 0,91
22.752,34 0,92
a. Listrik
17.623,47 0,85
18.688,94 0,85
20.003,01 0,86
21.434,70 0,87
b. Gas
- -
- -
- -
- -
c. Air bersih
1.066,66 0,05
1.150,13 0,05
1.229,66 0,05
1.317,64 0,05
5. Bangunan
94.327,17 4,56
98.487,02 4,50
103.554,24 4,45
108.906,29 4,41
6. Perdagangan,
Hotel, dan Restoran
364.414,82 17,63
383.676,68 17,52
407.574,24 17,53
432.916,64 17,54
a. Perdagangan
besar dan enceran
348.427,38 16,86
367.134,25 16,76
390.186,61 16,78
414.817,59 16,80
b. Hotel
7.220,86 0,35
7.409,41 0,34
7.715,76 0,33
8.038,37 0,33
c. Restoran
8.766,58 0,42
9.133,02 0,42
9.671,87 0,42
10.060,68 0,41
7. Pengangkutan
Komunikasi 92.796,55
4,49 98.710,51
4,51 102.693,90
4,42 107.251,63
4,34
a. Pengangkutan
86.135,70 4,17
91.484,18 4,18
95.018,85 4,09
98.830,57 4,00
1. Angkutan rel -
- -
- -
- -
- 2. Angkutan
jalan raya 85.061,69
4,12 90.352,52
4,12 93.811,55
4,03 97.542,07
3,95 3. Angkutan air
245,57 0,01
249,24 0,01
256,27 0,01
262,59 0,01
4. Angkutan udara
- -
- -
- -
- -
5. Jasa penunjang
angkutan 831,44
0,04 882,42
0,04 951,03
0,04 1.025,90
0,04
b. Komunikasi
6.660,85 0,31
7.226,33 0,33
7.675,05 0,33
8.421,06 0,34
8. Keuangan,
Persewaan dan Jasa
Perusahaan 73.690,57
3,57 78.823,03
3,60 82.437,83
3,55 86.427,68
3,50
a. Bank
17.070,85 0,84
18.651,27 0,85
19.583,35 0,84
20.593,92 0,83
b. Lembaga
keuangan tanpa bank
9.713,15 0,45
10.771,89 0,49
11.217,46 0,48
11.792,91 0,48
c. Sewa
bangunan 46.637,84
2,27 49.123,64
2,24 51.352,28
2,21 53.746,36
2,18 d.
Jasa perusahaan
268,73 0,01
276,23 0,01
284,74 0,01
294,49 0,01
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 54 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 9.
Jasa-jasa 351.940,57
17,36 362.958,24
16,57 376.942,98
16,21 390.532,61
15,82
a. Pemerintah
umum 307.044,15
15,20 315.224,75
14,39 326.989,47
14,06 338.191,97
13,69 b.
Swasta 44.896,42
2,16 47.733,49
2,18 49.953,51
2,15 52.341,03
2,12 1. Sosial
kemasyarakat an
10.048,39 0,49
10.549,81 0,48
11.224,60 0,48
11.971,97 0,48
2. Hiburan dan rekreasi
759,68 0,04
808,00 0,04
836,20 0,04
879,69 0,04
3. Perorangan dan
rumahtangga 34.088,35
1,63 36.375,68
1,66 37.892,71
1,63 39.489,37
1,60
Jumlah PDRB 2.066.647,63 100,00 2.190.815,65 100,00 2.325.161,05 100,00 2.468.761,82
100,00
Sumber: PDRB 2005-2008, BPS Kab. Agam, dan Kab. Agam Dalam Angka 2008
Secara umum, semua sektor sampai tahun 2007 mengalami pertumbuhan yang positif, kecuali sektor pengangkutan dan
komunikasi dan jasa- jasa yang mengalami pertumbuhan negatif pada tahun 2007
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sektor yang tingkat pertumbuhannya tetap positif selama kurun waktu 2004-2007
adalah sektor listrik dan air bersih. Sedangkan sektor yang paling besar mengalami kemunduran penurunan negatif adalah sektor
perdagangan besar dan eceran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi serta jasa-jasa. Dari kedua hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa sektor listrik dan air bersih merupakan sektor yang paling kuat bertahan stabil di Kabupaten Agam,
sedangkan sektor perdagangan besar dan eceran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi serta jasa-jasa merupakan sektor
yang paling rapuh atau mudah berfluktuasi.
1.2.5.2 Sektor-Sektor Basis Kabupaten
Jika dilihat dari kegiatan ekonomi yang paling produktif, maka wilayah ini merupakan wilayah yang masih bergantung terhadap
kegiatan primer, tepatnya kegiatan pertanian yang merupakan
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 55
penyumbang terbesar terhadap PDRB Kab. Agam, yang disusul oleh kegiatan perdagangan, industri dan jasa. Dengan kondisi
perekonomian seperti itu, maka kegiatan perdagangan, industri dan jasa sebaiknya lebih diarahkan kepada kegiatan
perdagangan, industri dan jasa yang mendukung kegiatan pertanian, ataupun kegiatan yang mendukung pariwisata
mengingat besarnya
sektor pariwisata
untuk terus
dikembangkan. Kondisi lain yang juga perlu untuk dicermati berkaitan dengan
struktur ekonomi Kabupaten Agam adalah penelaahan sektor –
sektor yang menjadi sektor basis dan non-basis. Dari data hasil olahan dengan menggunakan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
1993 nampak beberapa sektor yang menjadi sektor basisi dimana sektor tersebut memiliki angka LQ lebih besar dari 1.
Dari sektor primer terdapat beberapa sektor yang menjadi sektor basis yaitu sektor tanaman bahan makanan, sektor tanaman
perkebunan serta sektor peternakan. Ketiga sektor tersebut dapat dikatakan telah dapat memenuhi kebutuhan didalam
perekonomian Kabupaten Agam bahkan telah dapat pula di ekspor ke luar kabupaten tersebut. Hal ini menjadikan ketiga
sektor tersebut adalah sektor basis. Sementara itu untuk sektor sekunder yang dalam hal ini adalah
sektor industri pengolahan yang dimiliki oleh Kabupaten Agam memiliki kondisi yang juga menjadikan sektor tersebut adalah
sektor basis. Output yang dihasilkan oleh sektor industri pengolahan kabupaten ini tidak hanya di arahkan pada
pemenuhan kebutuhan didalam perekonomian Kabupaten Agam namun juga untuk memenuhi kebutuhan yang terdapat diluar
perekonomian kabupaten tersebut.
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 56
Dilihat dari kondisi sebagaimana diuraikan di atas nampak perekonomian Kabupaten Agam memiliki banyak sektor basis
dan hal ini merupakan salah satu keunggulan dari perekonomian tersebut. Dilain pihak dengan kenyataan bahwa sektor primer
dan sektor sekunder telah dapat menjadi sektor basis maka perekonomian kabupaten ini telah berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan untuk perekonomian diluar kabupaten.
Tabel I.16 Penghitungan Location Quotient Kabupaten Agam 2005
– 2008 No
Sektor 2005
2006 2007
2008
1 Tanaman Bahan Makanan
1.76 1.93
1.95 1.98
2 Tanaman Perkebunan
1.45 1.37
1.39 1.39
3 Peternakan
1.16 1.15
1.17 1.25
4 Kehutanan
0.40 0.37
0.38 0.35
5 Perikanan
0.42 0.44
0.46 0.51
6 Pertambangan Penggalian
0.81 0.82
0.86 0.87
7 Industri Pengolahan
1.16 1.14
1.15 1.21
8 Listrik
0.78 0.78
0.75 0.83
9 Air Bersih
0.39 0.38
0.38 0.45
10 Bangunan
1.10 1.08
1.08 1.14
11 Perdagangan besar Eceran
1.13 1.12
1.12 1.16
12 Hotel
2.00 1.83
1.90 2.32
13 Restoran
0.78 0.80
0.81 0.80
14 Pengangkutan
0.34 0.37
0.36 0.39
15 Komunikasi
0.25 0.27
0.26 0.26
16 Bank
0.42 0.43
0.42 0.46
17 Lembaga Keuangan tanpa Bank Jasa
Penunjang Keuangan 0.36
0.33 0.32
0.35 18
Sewa Bangunan 0.95
0.95 1.02
1.13 19
Jasa Perusahaan 0.15
0.15 0.16
0.17 20
Jasa-jasa 0.92
0.91 0.96
0.98 Sumber : Hasil Analisis, 2009
RTRW Kab. Agam 2010-2030
I - 57
1.3 ISU – ISU STRATEGIS