Rencana Pengembangan Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan terminal penumpang; Konservasi Sumber Daya Air.

RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 23 Tabel 3.8 Rencana Peningkatan Jalan Kolektor Primer K3 No Nomor Ruas Nama Ruas 1 124, 148, 396, 506 Jl. Retribusi Ambun Pagi – Puncak Lawang – Smp. Kandih – Muko Muko jalan retribusi alternatif kelok 44 Sumber : Hasil Rencana  Rencana Pembangunan jalan kolektor K4 yang menghubungkan simpul – simpul sebagai berikut : Tabel 3.9 Rencana Pembangunan Jalan Kabupaten K4 No Nomor Ruas Nama Ruas 1 Belum ada Pasar Durian – Mutiara Agam 2 105 Malalak – Sungai Batang 3 400 Kubu Labuah – Nagari – Padang Galanggang. Sumber : Hasil Rencana Disamping peningkatan dan pembangunan ruas –ruas jalan yang mempunyai fungsi strategis diatas, juga perlu perbaikan dan peningkatan kualitas perkerasan ruas-ruas jalan kabupaten yang dalam kondisi rusak.

C. Rencana Pengembangan Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan terminal penumpang;

Pengalokasian terminal di Kabupaten Agam didasari kriteria kemudahan pencapaian, dekat dengan pusat kegiatan dan efektifitas pergerakan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat, terdapat rencana pembangunan terminal penumpang Type B serta terminal barang di Kabupaten Agam. RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 24 Selanjutnya dengan memperhatikan SK Direktur Jenderal Perhubungan Darat No 1361AJ.106DRJD2003 tentang Penetapan Simpul Jaringan Transportasi Jalan Untuk Terminal Penumpang Tipe A seluruh Indonesia, serta RTRW Provinsi Sumatera Barat yang merencanakan akan merelokasi Terminal Kota Bukittinggi, maka Kabupaten Agam sangat berpeluang untuk mengalokasikan ruang untuk pengembangan Terminal Tipe A yang lokasinya pada daerah perbatasan Bukittinggi – Kabupaten Agam yang diarahkan pada Kecamatan Ampek Angkek atau Kecamatan Banuhampu. Untuk rencana pengembangan terminal di wilayah Kabupaten Agam sampai akhir tahun perencanaan 2030 adalah sebagai berikut : Tabel 3.10 Rencana Pengembangan Terminal Angkutan No Nama Terminal Tipe Luas Ha Rencana 1. Agam A ± 5 Ha Kecamatan Ampek Angkek atau Banuhampu. 2 Antokan B ± 1,0 Peningkatan Sarana Prasarana 3. Manggopoh C ± 1,5 Pembangunan Terminal 4. Amur C ± 1,0 Memfungsikan Terminal Sumber : Hasil Rencana Disamping itu juga, direncanakan pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal SAUM perkotaan dan perdesaan. Untuk daerah terpencil di pedesaan dapat diadakan angkutan umum masal dengan subsidi Bus Perintis. RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 25

D. Jaringan Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan

Untuk jaringan transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan di Kabupaten Agam hanya jaringan transportasi danau yang masih terlihat keberadaannya. Transportasi danau lebih berkembang untuk keperluan penunjang wisata serta penunjang usaha perikanan. Sedangkan transportasi Sungai dan Penyeberangan tidak berkembang karena kondisi fisik sungai tidak mendukung untuk dikembangkan transportasi sungai. Sejalan dengan arahan pengembangan jaringan transportasi danau RTRW Provinsi Sumatera Barat, pengembangan transportasi danau di Kabupaten Agam sampai tahun 2030 ditujukan untuk mendukung pengembangan pariwisata Danau Maninjau dan pendukung pengembangan perikanan air tawar. Rencana pengembangan prasarana transportasi danau akan dialokasikan dalam bentuk pembangunan dermaga untuk pendukung pariwisata Muko-Muko, Linggai dan Sungai Batang dan dermaga untuk pengumpul produksi perikanan yang lokasinya disesuaikan dengan Master Plan Minapolitan.

3.3.1.2 Jaringan Jalan Kereta Api

Rencana Pengembangan jaringan jalur kereta api berikut prasarananya mengacu kepada RTRWN dan RTRWP Sumatera Barat yaitu pengembangan jaringan pada lintas Barat Sumatera di Provinsi Sumatera Barat yang merupakan bagian dari rencana peningkatan dan pembangunan jaringan kereta api Trans Sumatera Connecting Trans Sumatera Railway meliputi: 1. Pengaktifan kembali jaringan jalan kereta api jalur : a. Lubuk Alung – Naras; RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 26 b. Padang Panjang – Agam - Bukittinggi – Payakumbuh. 2. Peningkatan dan pembangunan baru jaringan jalan kereta api dari Naras – Sungai Limau – Simpang Empat Pasaman. 3. Pembangunan dan pengaktifan kembali Stasiun Kereta Api yang meliputi: a. Pengaktifan kembali Stasiun Penumpang dan Barang di Kawasan Pasar Padang Luar Kecamatan Banuhampu dan di kawasan Pasar Baso kecamatan Baso. b. Pembangunan Stasiun Penumpang dan Barang di Kawasan Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara.

3.3.1.3 Sistem Transportasi Laut

Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi RTRWP yang tertuang dalam Peta Sarana Transportasi Provinsi Sumatera Barat, di Kabupaten Agam akan dikembangkan pelabuhan Tiku. Sesuai dengan potensi yang ada Kabupaten Agam, pengembangan pelabuhan Tiku diarahkan sebagai pelabuhan perikanan serta pelabuhan barang dan jasa terutama sebagai pelabuhan pengumpan. Pengembangan pelabuhan Tiku ini direncanakan sebagai salah satu simpul moda transportasi laut dipesisir Sumatera Barat. Hal ini juga merupakan pilar utama untuk mewujudkan pembangunan bidang kelautan di Kabupaten Agam sesuai dengan tujuan RTRW Kabupaten Agam tahun 2030. RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 27 RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 28 3.3.2 Sistem Prasarana lainnya 3.3.2.1 Rencana Sistem Jaringan Energi Kabupaten Agam saat ini merupakan salah satu wilayah penghasil energi listrik bagi wilayah jaringan distribusi Sumatera Barat, dan masuk kedalam sistem ketenagalistrikan Sumatera bagian Selatan dan Tengah Sumbagselteng yang melayani tidak hanya Kabupaten Agam, namun juga wilayah-wilayah lain diluar Kabupaten Agam. Kondisi existing sistem jaringan kelistrikan di Kabupaten Agam terdiri dari 2 dua sumber pembangkit utama yaitu PLTA Batang Agam dan PLTA Maninjau. Disamping itu sistem jaringan energi kelistrikan didukung oleh 2 dua gardu induk yang terletak di Maninjau dan Padang Luar dan beberapa jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi SUTT yaitu: 1 Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi SUTT 150 KV dari Gardu Induk Maninjau ke Gardu Induk Padang Luar. 2 Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi SUTT 150 KV dari Gardu Induk Padang Luar ke Gardu Induk Payakumbuh. 3 Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi SUTT150 KV dan Gardu Induk Maninjau ke Gardu Induk Simpang IV Pasaman. 4 Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi SUTT150 KV dai Gardu Induk Maninjau ke Gardu Induk Lbk. Alung Padang Pariaman. Berdasarkan perhitungan kebutuhan energi, pada tahun 2030 diperkirakan kebutuhan listrik di Kabupaten Agam mencapai 113,334,008 kWh, dengan rincian 80,952,862 kWh kebutuhan rumah tangga, 20,238,214 kWh kebutuhan fasilitas umum dan sosial, serta 12,142,928 kWh kebutuhan penerangan jalan. Dengan permasalahan yang sedang dihadapi Kabupaten Agam RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 29 dalam masalah energi listrik ini, dimana debit air yang digunakan untuk penggerak turbin semakin lama semakin menurun dan kadang-kadang hampir sampai ke level tidak dapat dioperasikan. Hal ini disebabkan oleh semakin berkurangnya daerah resapan dikarenakan semakin luasnya lahan kritis pada Cathment Area disamping kondisi iklim yang sulit untuk diprediksi. Apabila kondisi ini tidak cepat diatasi dikhawatirkan kebutuhan debit air yang diperlukan tersebut akan semakin sulit dipenuhi. Oleh karena itu, penyediaan prasarana listrik di Kabupaten Agam direncanakan sebagai berikut: 1 Mengoptimalkan keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA di Danau Maninjau dengan kapasitas terpasang sebesar 4 x 17 MW, dengan upaya pelestarian kawasan resapan air pada Catchment Area. 2 Rencana Pengembangan dan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro PLTM di Kecamatan Palupuh, Palembayan, Malalak dan Lubuk Basung, dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro PLTMH di seluruh kecamatan di Kabupaten Agam, 3 Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Solar Cell di seluruh Kecamatan di Kabupaten Agam. 4 Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas di seluruh Kecamatan di Kabupaten Agam. 5 Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut PLTGL di Kecamatan Tanjung Mutiara. 6 Disamping itu juga, direncanakan pengembangan energi geothermal panas bumi di Kecamatan Tanjung Raya.

3.3.2.2 Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi

Pemenuhan kebutuhan jaringan telepon di Kabupaten Agam ditujukan untuk meningkatkan aktivitas masyarakatnya menjadi RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 30 lebih efektif dan efisien, baik dalam aktivitas rumah tangga, sosial ekonomi, maupun pemerintahan. Oleh karena itu akan terus ditingkatkan pengelolaannya agar tersedia jaringan telepon dalam jumlah yang cukup dengan mutu pelayanan yang lebih baik serta biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Penyediaan kebutuhan telepon di Kabupaten Agam pada tahun 2030 ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan prasarana ini dengan perencanaan sebagai berikut: 1 Pemenuhan kebutuhan pelanggan telepon, terutama pelanggan rumah tangga. Kebutuhan sambungan telepon sampai tahun 2030 adalah sebagai berikut: a Kebutuhan sambungan telepon untuk rumah tangga tahun 2030 adalah: ± 35.637 sambungan b Kebutuhan sambungan telepon untuk fasilitas sosial dan umum tahun 2030 adalah: ±1.073 sambungan c Kebutuhan sambungan telepon umum tahun 2030 adalah: ± 360 sambungan 2 Optimalisasi Sentral Telepon Otomatis STO yang telah dibangun di Lubuk Basung, Maninjau dan Baso dengan memanfaatkan tekonologi kabel optis. 3 Meningkatkan pelayanan dengan mempermudah dalam pemasangan sambungan baru untuk jaringan telepon. 4 Untuk jangka pendek, penyediaan jaringan-jaringan telepon baru yang dapat memanfaatkan pengembangan jaringan jalan sebagai akses penunjang. 5 Di Kabupaten Agam sudah berdiri 121 buah BTS Based Transceiver Station yang tersebar di beberapa kecamatan. Sedangkan untuk jangka menengah, seiring dengan kemajuan teknologi telekomunikasi Kabupaten Agam akan mendorong penggunaan layanan telekomunikasi teknologi wireless seperti RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 31 penggunaan telepon genggam, serta internet, Voice Over Internet Protocol VOIPmultimedia. Oleh karena itu arahan pengembangan telekomunikasi di tahun perencanaan 2030 diupayakan selalu mengikuti perkembangan teknologi telekomunikasi diantaranya teknologi wireless seperti Code Division Multiple Acses CDMA dan Global System for Mobile GSM yang ada sekarang ini sehingga di masa mendatang jaringan telekomunikasi wireless CDMA dan GSM ataupun sejenisnya diharapkan dapat menjangkau keseluruh wilayah di Kabupaten Agam dengan biaya yang terjangkau. Arahan penggunaan teknologi tersebut, diupayakan dapat melayani wilayah-wilayah yang masih belum terjangkau, diantaranya: Kecamatan Malalak, Palembayan, Palupuh dan sebagian Kecamatan Matur. 6 Disamping itu mendorong penggunaan Based Transceiver Station BTS Tower bersama untuk tujuan efisiensi dan estetika lingkungan. RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 32 RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 33 RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 34 3.3.2.3 Rencana Sistem Jaringan Sumber Daya Air A. Sistem Wilayah Sungai, Daerah Aliran Sungai, Danau dan Embung. Sesuai dengan satuan wilayah sungai WS Kabupaten Agam termasuk kedalam 2 dua Sistem Wilayah Sungai yaitu pertama WS Indragiri AKUAMAN Arau, Kuranji, Anai, Mangau, Antokan dan WS Masang Pasaman. Sedangkan berdasarkan pembagian wilayah berdasarkan Daerah Aliran Sungai DAS Kabupaten Agam terdiri dari 3 tiga Daerah Aliran Sungai yaitu; DAS Palembayan, DAS Masang dan DAS Gaung. Untuk rencana penataan DAS perlu diupayakan pelestarian kawasan lindung sesuai dengan permasalahan dan karakteristik dari masing-masing DAS. Adapun hal yang paling penting adalah upaya melestarikan kawasan konservasi untuk menjaga tata air sehingga sumber daya air dapat terjaga terutama untuk kepentingan produksi irigasi, air baku dan sebagai sumber energi. Satu-satunya danau alam di Kabupaten Agam adalah Danau Maninjau yang terdapat di Kecamatan Tanjung Raya dengan luas sekitar 94.5 km2. Sumber air lainnya adalah embung. Embung yang besar di Kabupaten Agam berfungsi sebagai daerah tampungan air dan irigasi. Tabel 3.11 Daftar Embung di Kabupaten Agam No Nama Embung Luas Nagari Kecamatan ha 1 2 3 4 5 1 Waduk Lapangan ± 0.5 Ampang Gadang Ampek Angkek 2 Tabek Tarok ± 0.5 Bukik Batabuah Canduang 3 Siliuk ± 0.5 Bukik Batabuah Canduang RTRW Kab. Agam 2010-2030 III - 35 4 Pincuran VII ± 0.5 Bukik Batabuah Canduang 5 Sirangkak Gadang ± 0.5 Bukik Batabuah Canduang 6 Pincuran Sialai ± 0.5 Bukik Batabuah Canduang 7 Lurah Kabun ± 0.5 Bukik Batabuah Canduang 8 Ampuh III Rawang ± 0.5 Canduang Canduang 9 Korong Panjang ± 0.5 Lasi Canduang 10 Sungai Janiah ± 0.5 Tabek Panjang Canduang 11 Terusan Kamang ± 0.5 Kamang Mudiak Kamang Magek 12 Tabek Batu ± 0.5 Kamang Mudiak Kamang Magek 13 Tabek barawak ± 0.5 Kamang Magek 14 Tirta Sari ± 0.5 Koto Tangah Tilatang Kamang 15 Batu Kabau ± 0.5 Tilatang Kamang 16 Baburai ± 0.5 Tilatang Kamang 17 Tabek Sariak ± 0.5 Sungai Pua 18 Bapensi ± 0.5 IV Koto

B. Konservasi Sumber Daya Air.

Konservasi Sumber Daya Air diarahkan dan direncanakan sebagai berikut: a. Rencana penataan daerah aliran sungai DAS melalui upaya pelestarian kawasan lindung dan kawasan konservasi guna menjaga tata air yang berkelanjutan; b. Sedangkan untuk bagian kawasan-kawasan tertentu yang bermasalah seperti banjir dan tanah longsor perlu dilakukan penanganan khusus seperti pembangunan infrastruktur pengendalian banjir dan pelaksanaan kegiatan pelestarian lingkungan seperti pemulihan lahan kritis dan penanaman hutan kembali reboisasi.

C. Pendayagunaan Sumber Daya Air. 1. Rencana Sistem Jaringan Irigasi

Dokumen yang terkait

rtrw_2010_2030

1 15 381