Pasal 71 Pasal 72 Pasal 73 Pasal 74 Pasal 75

RTRW Kab. Agam 2010-2030 VII - 44

B. Pasal 70

Pasal 70, berisikan ketentuan bahwa : 1. Setiap orang yang memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf b, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah. 2. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan perubahan fungsi ruang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu miliar rupiah. 3. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan barang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak Rp. 1.500.000.000,00 satu miliar lima ratus juta rupiah. 4. Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 lima belas tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 lima miliar rupiah.

C. Pasal 71

Pasal 71, berisikan ketentuan bahwa setiap orang yang tidak mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf c, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah.

D. Pasal 72

Pasal 72, berisikan ketentuan bahwa Setiap orang yang tidak memberikan akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 Huruf RTRW Kab. Agam 2010-2030 VII - 45 d, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 seratus juta rupiah.

E. Pasal 73

Pasal 73, berisikan ketentuan bahwa : 1. Setiap pejabat pemerintah yang berwenang yang menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat 7, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah. 2. Selain sanksi pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pelaku dapat dikenai pidana tambahan berupa pemberhentian secara tidak dengan hormat dari jabatannya.

F. Pasal 74

Pasal 74, berisikan ketentuan bahwa : 1. Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, dan Pasal 72 dilakukan oleh suatu korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 tiga kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, dan Pasal 72. 2. Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat 1, korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa: a. Pencabutan izin usaha; danatau b. Pencabutan status badan hukum.

G. Pasal 75

Pasal 75, berisikan ketentuan bahwa : 1. Setiap orang yang menderita kerugian akibat tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, dan Pasal 72, dapat menuntut ganti kerugian secara perdata kepada pelaku tindak pidana. RTRW Kab. Agam 2010-2030 VII - 46 Bagan 7.2. STRUKTUR KERJA PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH A. Forum Pengambilan Keputusan Formal BUPATI DPRD Lembaga-Lembaga Berbasis MasyarakatLBM Fasilitator Komitmen Stakeholders untuk mensinergikan kebutuhan dan pengembangan pembangunan daerah Swasta Pemda Masyarakat 1. Terkait Kinerja Pemb. Agregatif + Parsialsektoral 2. Terkait Pengelolaan Pertanahan 3. Terkait Aspek Pembiayaan 4. Terkait Peningkatan Pelayanan Umum Pegendalian Kebijakan Publik 1. Perencanaan 2. Pemanfaatan 3. Pedoman Pengendalian Pemanfaatan TIM TEKNIS BKPRD Pendamping LBM FORUM DAERAH RTRW Kab. Agam 2010-2030 VII - 47 Tabel 7.2 Ketentuan Insentif dan Disinsentif Pemanfaatan Ruang Di Kabupaten Agam 2010-2030. KLASIFIKASI PEMANFAATAN RUANG INSENTIF DISINSENTIF KAWASAN LINDUNG Kawasan yang memberikan Perlindungan terhadap kawasan Bawahannya Hutan Lindung : Kamang Baso, Malalak, Bukit Kapanehan, Maninjau, Palembayan, Silayang, Muaro Putus, Muaro Maur, Padang Gelanggang.  Pemberian penghargaan kepada pihak yang melakukan rehabilitasi Hutan lindung  Memberikan bantuan kredit kepada masyarakat lokal yang melakukan reboisasi pada kawasan Hutan Lindung  Memberikan kompensasi permukiman dan atau imbalan kepada penduduk yang bersedia direlokasi dari kawasan Hutan Lindung  Pembatasan dukungan infrastruktur  Tidak diterbitkannya sertifikat Tanah dan Bangunan  Tidak mengeluarkan IMB  Pembatasan bantuan sosial-ekonomi bagi masyarakat yang masih bermukim pada kawasan Hutan Lindung Kawasan Bergambut : Terletak di kawasan Hutan Lindung Muaro Putus  Pemberian penghargaan kepada pihak yang melakukan rehabilitasi maupun pelestarian terhadap Kawasan Bergambut  Memberikan bantuan kredit kepada masyarakat lokal yang melakukan reboisasi pada kawasan Bergambut  Pembatasan dukungan infrastruktur  Tidak diterbitkannya sertifikat Tanah dan Bangunan  Tidak mengeluarkan IMB ataupun izin usaha lain Kawasan Resapan Air : Lokasi terletak di Kawasan Hutan Lindung, dan kawasan Cagar Alam serta kawasan Danau Maninjau  Memberikan penghargaanimbalan kepada pihak pengelola hutan yang mengusahakan Pelestarian terhadap Kawasan Resapan Air  Memberikan bantuan, fasilitasi, dukungan,perlindungan hukum dan subsidi kepada masyarakat yang mengembangkan maupun memelihara Kawasan Resapan Air  Pembatasan dukungan infrastruktur  Tidak diterbitkannya sertifikat Tanah dan Bangunan  Tidak mengeluarkan IMB ataupun izin usaha lain Kawasan Perlindungan Setempat Kawasan Sempadan Pantai sepanjang 43 Km di Pantai Barat Kab. Agam  Memberikan bantuan, fasilitasi, dukungan,perlindungan hukum dan subsidi kepada masyarakat yang mengembangkan maupun memelihara Kawasan Sempadan Pantai  Pembatasan dukungan infrastruktur  Tidak diterbitkannya sertifikat Tanah dan Bangunan di sekitar sempadan pantai  Tidak mengeluarkan IMB ataupun izin usaha lain di sekitar sempadan pantai Kawasan Sempadan Sungai di 42 Aliran Sungan yang ada di Kab. Agam  Memberikan bantuan, fasilitasi, dukungan,perlindungan hukum dan subsidi kepada masyarakat yang mengembangkan maupun memelihara  Pembatasan dukungan infrastruktur  Tidak diterbitkannya sertifikat Tanah dan Bangunan di sekitar sempadan Sungai RTRW Kab. Agam 2010-2030 VII - 48 KLASIFIKASI PEMANFAATAN RUANG INSENTIF DISINSENTIF Kawasan Sempadan Sungai  Tidak mengeluarkan IMB ataupun izin usaha lain di sekitar sempadan Sungai Kawasan Sekitar Danau Maninjau  Memberikan bantuan, fasilitasi, dukungan,perlindungan hukum dan subsidi kepada masyarakat yang mengembangkan maupun memelihara Kawasan Sempadan Danau  Pembatasan dukungan infrastruktur  Tidak diterbitkannya sertifikat Tanah dan Bangunan di sekitar sempadan Danau  Tidak mengeluarkan IMB ataupun izin usaha lain di sekitar sempadan Danau Kawasan Sempadan Mata Air di 49 Lokasi Mata Air yang ada di Kab. Agam  Memberikan bantuan, fasilitasi, dukungan,perlindungan hukum dan subsidi kepada masyarakat yang mengembangkan maupun memelihara Kawasan Sempadan Mata Air  Pembatasan dukungan infrastruktur  Tidak diterbitkannya sertifikat Tanah dan Bangunan di sekitar sempadan Mata Air  Tidak mengeluarkan IMB ataupun izin usaha lain di sekitar sempadan Mata Air Kawasan Ruang Terbuka Hijau di 16 Lokasi Pusat Kota Kecamatan, 1 Lokasi di Kawasan Berbatasan dan seluruh kawasan non perkotaan di masing- masing wilayah Kecamatan.  Memberikan bantuan, fasilitasi, dukungan,perlindungan hukum dan subsidi kepada masyarakat yang mengembangkan maupun memelihara Kawasan Terbuka Hijau  Pembatasan dukungan infrastruktur  Tidak diterbitkannya sertifikat Tanah dan Bangunan di sekitar Ruang Terbuka Hijau  Tidak mengeluarkan IMB ataupun izin usaha lain di sekitar Ruang Terbuka Hijau Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya Kawasan Cagar Alam Merapi, Maninjau Utara Selatan, Singgalang Tandikat, Bukit Sirabungan dan Kawasan Cagar Alam Batang Palupuh  Pemberian penghargaan kepada pihak yang melakukan rehabilitasi Cagar Alam  Memberikan bantuan kredit kepada masyarakat lokal yang melakukan reboisasi pada kawasan Cagar Alam  Memberikan kompensasi permukiman dan atau imbalan kepada penduduk yang bersedia direlokasi dari kawasan Cagar Alam  Pembatasan dukungan infrastruktur  Tidak diterbitkannya sertifikat Tanah dan Bangunan  Tidak mengeluarkan IMB Kawasan Suaka Alam Laut di Pulau Ujung dan Pulau Tangah  Pemberian penghargaan kepada pihak yang melakukan rehabilitasi Kawasan Suaka Alam laut  Memberikan bantuan kredit kepada masyarakat lokal yang melakukan  Pembatasan dukungan infrastruktur  Tidak diterbitkannya sertifikat Tanah dan Bangunan  Tidak mengeluarkan IMB RTRW Kab. Agam 2010-2030 VII - 49 KLASIFIKASI PEMANFAATAN RUANG INSENTIF DISINSENTIF reboisasi pada kawasan Suaka Alam Laut Kawasan Pantai Berhutan Bakau di Pantai Barat.  Pemberian penghargaan kepada pihak yang melakukan rehabilitasi Kawasan Pantai Berhutan Bakau  Memberikan bantuan kredit kepada masyarakat lokal yang melakukan reboisasi pada kawasan Berhutan Bakau  Pembatasan dukungan infrastruktur  Tidak diterbitkannya sertifikat Tanah dan Bangunan  Tidak mengeluarkan IMB Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi Kawasan Rawan Tanah Longsor Jatuhan, Gelinciran, Nendatan yang tersebar di Kabupaten Agam  Nasehat pembangunan advice planning bangunan yang ramah bencana  Penyiapan lahan beresiko rendahaman dari ancaman bahaya  Pelatihan mitigasi bencana  Sanski yang berat, tegas dan jelas susuai UU pada pelaku penyebab bencana perambah kawasan lindung  Pembatasan dukungan infrastruktur bagi bangunan yang berada pada kawasan rawan bencana tinggi Kawasan Rawan Gelombang Pasang di sepanjang Pantai Barat kabupaten Agam  Nasehat pembangunan advice planning bangunan yang ramah bencana  Penyiapan lahan beresiko rendahaman dari ancaman bahaya  Pelatihan mitigasi bencana  Sanski yang berat, tegas dan jelas susuai UU pada pelaku penyebab bencana perambah kawasan lindung  Pembatasan dukungan infrastruktur bagi bangunan yang berada pada kawasan rawan bencana tinggi Kawasan Rawan Banjir yang tersebar di 7 Kecamatan Palembayan, IV Nagari, Lubuk Basung, Tanjung Mutiara , IV Koto, Tilatang Kamang, dan Kecamatan Palupuh  Nasehat pembangunan advice planning bangunan yang ramah bencana  Penyiapan lahan beresiko rendahaman dari ancaman bahaya  Pelatihan mitigasi bencana  Sanski yang berat, tegas dan jelas susuai UU pada pelaku penyebab bencana perambah kawasan lindung  Pembatasan dukungan infrastruktur bagi bangunan yang berada pada kawasan rawan bencana tinggi Kawasan Rawan Letusan Gunung Api Merapi dan Singgalang Tandikat  Nasehat pembangunan advice planning bangunan yang ramah bencana  Penyiapan lahan beresiko rendahaman dari ancaman bahaya  Pelatihan mitigasi bencana  Sanski yang berat, tegas dan jelas susuai UU pada pelaku penyebab bencana perambah kawasan lindung  Pembatasan dukungan infrastruktur bagi bangunan yang berada pada kawasan rawan bencana tinggi Kawasan Rawan Gempa Bumi  Nasehat pembangunan advice planning bangunan yang ramah bencana  Penyiapan lahan beresiko rendahaman dari ancaman bahaya  Sanski yang berat, tegas dan jelas susuai UU pada pelaku penyebab bencana perambah kawasan lindung  Pembatasan dukungan infrastruktur RTRW Kab. Agam 2010-2030 VII - 50 KLASIFIKASI PEMANFAATAN RUANG INSENTIF DISINSENTIF  Pelatihan mitigasi bencana  pembangunan escape road escape building; bagi bangunan yang berada pada kawasan rawan bencana tinggi Kawasan yang masuk Zona Patahan Aktif di Kec Palupuh, Palembayan, Matur, IV Koto, Banuhampu, Sungai Pua  Nasehat pembangunan advice planning bangunan yang ramah bencana  Penyiapan lahan beresiko rendahaman dari ancaman bahaya  Pelatihan mitigasi bencana  Sanski yang berat, tegas dan jelas susuai UU pada pelaku penyebab bencana perambah kawasan lindung  Pembatasan dukungan infrastruktur bagi bangunan yang berada pada kawasan rawan bencana tinggi Kawasan Rawan Tsunami di sekitar subang-subang, labuhan, muara putus, masang, IV Nagari dan Tiku.  Penyediaan fasilitas nelayan dermaga kapalperahu, TPI, Depot Es, dll.  Bantuan peralatan tangkap  Pelatihan keterampilan utk nelayan  Pembangunan pabrik pengolahan ikan dan non ikan  Penelitian dan pemasaran hasil laut  Kemudahan izin usaha perikanan sesuai aturan berlaku  Pembangunan Escape Road Building  Pemberian subsidi bagi pelaku pembangun bangunan pelindung terhadap bahaya tsunamiabrasi serta Liquifaksi  Kemudahan dan bantuan pembangunan cotttagehomestay bagi pengembang lokal  Pembatasan izin bangunan pada kawasan rawan tsunami  Retribusipajak bangunan lebih tinggi yang berada pada sempadan pantai  Tidak menyediakan atau membangun prasarana dan sarana permukiman pada kawasan rawan tsunami bahaya tingkat 1 satu  pembatasan dukungan infrastruktur jaringan jalan, listrik, telekomunikasi dan air bersih;  tidak menerbitkan sertifikat tanah;  tidak mengeluarkan IMB; dan atau Kawasan Rawan Abrasi di sekitar Masang, Ujung Masang, Muara putus, Pasir Panas, Pelabuhan Tiku  Nasehat pembangunan advice planning bangunan yang ramah bencana  Penyiapan lahan beresiko rendahaman dari ancaman bahaya  Pelatihan mitigasi bencana  Sanski yang berat, tegas dan jelas susuai UU pada pelaku penyebab bencana perambah kawasan lindung  Pembatasan dukungan infrastruktur bagi bangunan yang berada pada kawasan rawan bencana tinggi KAWASAN BUDIDAYA Kawasan Hutan Produksi di Bukit Lohong Baso  Memberikan kemudahan perizinan, kepada pihak yang mengelola hutan produksi dengan memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal  Memberikan penghargaan, kemudahan perizinan, kepada pihak yang mengelola hutan produksi dengan merehabilitasi kawasan lindung setempat  Pemberian keringanan atau penundaan pajak tax holiday dan kemudahan proses perizinan;  Penyediaan sarana dan prasarana kawasan oleh pemerintah untuk  Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan pemanfaatan hasil hutan.  Pembatasan dukungan infrastruktur  Tidak diterbitkannya sertifikat Tanah dan Bangunan di sekitar kawasan hutan produksi  Tidak mengeluarkan IMB ataupun izin usaha lain di sekitar kawasan hutan produksi  Pengenaan retribusi kenaikan pajakkompensasi bagi pengusaha yang dalam pengelolaan kegiatannya RTRW Kab. Agam 2010-2030 VII - 51 KLASIFIKASI PEMANFAATAN RUANG INSENTIF DISINSENTIF memperingan biaya investasi oleh pemohon izin;  Pemberian kemudahan dalam perizinan untuk kegiatan yang menimbulkan dampak positif. mengabaikan kerusakan lingkungan dan atau tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku  Tidak memberikan bantuan penyuluhan, pembangunan infrastruktur, subsidi dan bantuan lainnya kepada pelaku usaha yang berlokasi pada kawasan lindung. Kawasan Hutan Produksi Terbatas di Sipinang dan Pagadih  Memberikan kemudahan perizinan, kepada pihak yang mengelola hutan produksi terbatas dengan memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal  Memberikan penghargaan, kemudahan perizinan, kepada pihak yang mengelola hutan produksi terbatas dengan merehabilitasi kawasan lindung setempat  Pemberian keringanan atau penundaan pajak tax holiday dan kemudahan proses perizinan;  Penyediaan sarana dan prasarana kawasan oleh pemerintah untuk memperingan biaya investasi oleh pemohon izin;  Pemberian kemudahan dalam perizinan untuk kegiatan yang menimbulkan dampak positif.  Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan pemanfaatan hasil hutan.  Pembatasan dukungan infrastruktur  Tidak diterbitkannya sertifikat Tanah dan Bangunan di sekitar kawasan hutan produksi terbatas  Tidak mengeluarkan IMB ataupun izin usaha lain di sekitar kawasan hutan produksi terbatas  Pengenaan retribusi kenaikan pajakkompensasi bagi pengusaha yang dalam pengelolaan kegiatannya mengabaikan kerusakan lingkungan dan atau tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku  Tidak memberikan bantuan penyuluhan, pembangunan infrastruktur, subsidi dan bantuan lainnya kepada pelaku usaha yang berlokasi pada kawasan lindung. Kawasan Hutan Produksi yang Dapat Di Konversi yang terletak di Muaroputus dan Tapian Kandis  Memberikan kemudahan perizinan, kepada pihak yang mengelola hutan produksi yg dapat dikonversi dengan memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal  Memberikan penghargaan, kemudahan perizinan, kepada pihak yang mengelola hutan produksi yg dapat dikonversi dengan merehabilitasi kawasan lindung setempat  Pemberian keringanan atau penundaan pajak tax holiday dan kemudahan proses perizinan;  Penyediaan sarana dan prasarana kawasan oleh pemerintah untuk memperingan biaya investasi oleh pemohon izin;  Pemberian kemudahan dalam perizinan untuk kegiatan yang menimbulkan dampak positif.  Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan pemanfaatan hasil hutan.  Pembatasan dukungan infrastruktur  Tidak diterbitkannya sertifikat Tanah dan Bangunan di sekitar kawasan hutan produksi yg dapat dikonversi  Tidak mengeluarkan IMB ataupun izin usaha lain di sekitar kawasan hutan produksi yg dapat di konversi  Pengenaan retribusi kenaikan pajakkompensasi bagi pengusaha yang dalam pengelolaan kegiatannya mengabaikan kerusakan lingkungan dan atau tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku  Tidak memberikan bantuan penyuluhan, pembangunan infrastruktur, subsidi dan bantuan lainnya kepada pelaku usaha yang berlokasi pada kawasan lindung. Kawasan Peruntukan  Memberikan penghargaan, imbalan,  Pengenaan retribusi kenaikan RTRW Kab. Agam 2010-2030 VII - 52 KLASIFIKASI PEMANFAATAN RUANG INSENTIF DISINSENTIF Perkebunan yang ada di wilayah Agam Barat penyertaan saham, kemudahan perizinan, kepada pihak yang mengusahakan perkebunan sawit yang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku  Memberikan penghargaan, imbalan, penyertaan saham, kemudahan perizinan, kepada pihak yang mengelola perkebunan dengan memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal  Memberikan penghargaan, imbalan, penyertaan saham, kemudahan perizinan, kepada pihak yang mengelola perkebunan dengan merehabilitasi kawasan lindung setempat  Pemberian keringanan atau penundaan pajak tax holiday dan kemudahan proses perizinan;  Penyediaan sarana dan prasarana kawasan oleh pemerintah untuk memperingan biaya investasi oleh pemohon izin;  Pemberian kompensasi terhadap kawasan terbangun lama sebelum rencana tata ruang ditetapkan dan tidak sesuai tata ruang serta dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan;  Pemberian kemudahan dalam perizinan untuk kegiatan yang menimbulkan dampak positif. pajakkompensasi bagi pengusaha yang dalam pengelolaan kegiatannya mengabaikan kerusakan lingkungan dan atau tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku  Tidak memberikan bantuan penyuluhan, pembangunan infrastruktur, subsidi dan bantuan lainnya kepada pelaku usaha yang berlokasi pada kawasan lindung. Kawasan Lahan Pertanian Tanaman Pangan Abadi yang tersebar di seluruh Kecamatan yang ada di Kab. Agam  Memberikan imbalan, penghargaan, dukungan infrastruktur dan bantuan subsidi bagi petani yang memperluas lahan pertanian padi sawah  Memberikan kemudahan berbagai perizinan bagi petani yang memperluas lahan atau tetap mempertahankan luas lahan pertanian padi sawah  Memberikan bantuan-bantuan khusus kepada petani padi sawah beasiswa sekolah anak petani, dll  Menjamin harga gabah tetap tinggi subsidi  Pengenaan pajak progresif pada tanah subur yang tidak berfungsi lindung dan berada pada kawasan pertanian namun tidak diolah produktif  Pengenaan retribusi dan pajak yang tinggi bagi bangunan yang didirikan pada areal pertanian padi sawah  Pengenaan retribusi yang tinggi bagi penduduk yang memanfaatkan air irigasi bukan untuk pertanian, kecuali tidak mengurangi debit dan volume air irigasi Kawasan Peruntukan Budidaya dan Pengolahan Perikanan  Memberikan penghargaan, imbalan, penyertaan saham, kemudahan perizinan, kepada pihak yang mengusahakan budidaya periknan yang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku  Memberikan penghargaan, imbalan, penyertaan saham, kemudahan perizinan, kepada pihak yang mengelola  Pengenaan retribusi kenaikan pajakkompensasi bagi pengusaha yang dalam pengelolaan kegiatannya mengabaikan kerusakan lingkungan dan atau tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku  Tidak memberikan bantuan penyuluhan, pembangunan infrastruktur, subsidi dan bantuan RTRW Kab. Agam 2010-2030 VII - 53 KLASIFIKASI PEMANFAATAN RUANG INSENTIF DISINSENTIF budidaya perikanan dengan memprioritaskan penyerapan tenaga kerja lokal  Pemberian keringanan atau penundaan pajak tax holiday dan kemudahan proses perizinan;  Penyediaan sarana dan prasarana kawasan oleh pemerintah untuk memperingan biaya investasi oleh pemohon izin;  Pemberian kompensasi terhadap kawasan terbangun lama sebelum rencana tata ruang ditetapkan dan tidak sesuai tata ruang serta dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan;  Pemberian kemudahan dalam perizinan untuk kegiatan yang menimbulkan dampak positif. lainnya kepada pelaku usaha yang berlokasi pada kawasan lindung. Kawasan Pertambangan  Menyiapkan dukungan administratif sehingga terdapat kepastian hukum berusaha  Memberikan kemudahan dalam perizinan  Dukungan pembangunan infrastruktur  Memfasilitasi urusan birokrasi dengan pemerintah provinsi dan pusat  Mendukung pelatihan tenaga lokal sesuai kebutuhan perusahaan pertambangan  Pemberian izin harus disertai kontrak reklamasi yang terukur  Mengenakan retribusi yang tinggi bagi perusahaan yang mempunyai dampak cukup penting terhadap pelestarian lingkungan  Mengenakan retribusi khusus bagi perusahaan pertambangan yang tidak melibatkan tenaga kerja lokal lebih dari 40 Kawasan Pariwisata  Penyiapan lahan untuk kawasan wisata  Kemudahan izin pembangunan fasiltias pendukung pariwisata  Pembangunan infrastruktur  Kemudahan memperoleh sambungan listrik, PDAM, telekomunikasi  Fasilitasi Promosi dan pemasaran ODTW  Bantuan rehabilitasi rumah penduduk yang digunakan untuk penginapan tamuwisatawan home stay  Syarat yang berat bagi penggiat wisata yang betentangan dengan norma dan tata krama setempat  Retribusipajak bangunan lebih tinggi yang berada pada sempadan pantaidanau  pembatasan dukungan infrastruktur jaringan jalan, listrik, telekomunikasi dan air bersih;  tidak menerbitkan sertifikat tanah;  tidak mengeluarkan IMB; Kawasan Perkotaan PKL- Lb Basung PKLp Baso,  Memberikan imbalan, penghargaan, kompensasi dan kemudahan usaha bagi penduduk swasta yang melakukan investasi pada kawasan perkotaan  Menyediakan kavling strategis yang murah atau pinjam pakai sampai 25 tahun bagi pengusaha yang akan berusaha pada kawasan ini  Memberikan keringanan pajak kepada pengusaha yang berminat berusaha menanamkan modalnya  Menyiapkan lahan matang kasibalisiba  Mengenakan retribusi yang tinggi pada bangunan yang dibangun diluar ketentuan penataan ruang yang sudah ditetapkan  mengenakan retribusi yang tinggi pada usaha komersial pada skala pelayanan tingkat kecamatankabupaten diluar pusat kegiatanpelayanan yang sudah ditetapkan  pembatasan dukungan infrastruktur jaringan jalan, listrik, telekomunikasi RTRW Kab. Agam 2010-2030 VII - 54 KLASIFIKASI PEMANFAATAN RUANG INSENTIF DISINSENTIF untuk perumahan dan bangunan komersial  Pemberian keringanan atau penundaan pajak tax holiday dan kemudahan proses perizinan;  Penyediaan sarana dan prasarana kawasan oleh pemerintah untuk memperingan biaya investasi oleh pemohon izin;  Pemberian kompensasi terhadap kawasan terbangun lama sebelum rencana tata ruang ditetapkan dan tidak sesuai tata ruang serta dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan;  Pemberian kemudahan dalam perizinan untuk kegiatan yang menimbulkan dampak positif. dan air bersih;  tidak menerbitkan sertifikat tanah;  tidak mengeluarkan IMB; dan atau PPK dan PPL  Penyiapan lahan pusat perdagangan  Pembangunan infrastruktur pusat kota  Kemudahan izin pembangunan fasilitas sosial, jasa dan perdagangan  Pemberian keringanan atau penundaan pajak tax holiday dan kemudahan proses perizinan;  Penyediaan sarana dan prasarana kawasan oleh pemerintah untuk memperingan biaya investasi oleh pemohon izin;  Pemberian kompensasi terhadap kawasan terbangun lama sebelum rencana tata ruang ditetapkan dan tidak sesuai tata ruang serta dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan;  Pemberian kemudahan dalam perizinan untuk kegiatan yang menimbulkan dampak positif.  Kenaikan retribusipajak PBB pada lahan stratgis pusat kota namun tidak diusahakan secara produktif  kenaikan retribusipajak bumi dan bangunan PBB pada lahan strategis pusat kota namun tidak diusahakan secara produktif.  mengenakan retribusi yang tinggi pada bangunan yang dibangun diluar ketentuan penataan ruang yang sudah ditetapkan; dan  mengenakan retribusi yang tinggi pada usaha komersial pada skala pelayanan tingkat kecamatankabupaten diluar pusat kegiatanpelayanan yang sudah ditetapkan.  pembatasan dukungan infrastruktur jaringan jalan, listrik, telekomunikasi dan air bersih;  tidak menerbitkan sertifikat tanah;  tidak mengeluarkan IMB; dan atau Kawasan Permukiman  Memberikan kemudahan perizinan pembangunan rumah perumahan yang sesuai peruntukan  Membangun prasarana permukiman  Membangun fasilitas umum dan sosial  Memberikan kepastian hukum dan nasehat teknis untuk bangunan tahan gempa yang dibangun pada kawasan bebas bencana  Menyiapkan lahan yang aman bagi permukiman kasibalisiba  Tidak membangun prasarana permukiman, fasilitas sosial dan umum bagi rumah kelompok rumah yang berada pada kawasan rawan bencana RTRW Kab. Agam 2010-2030 VIII - 1

8.1 HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT

Dokumen yang terkait

rtrw_2010_2030

1 15 381