Rencana Pengembangan Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan terminal penumpang; Jaringan Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan

RTRW Kab. Agam 2010-2030 VI - 18

C. Rencana Pengembangan Prasarana Lalu Lintas Angkutan Jalan terminal penumpang;

Pengalokasian terminal di Kabupaten Agam didasari kriteria kemudahan pencapaian, dekat dengan pusat kegiatan dan efektifitas pergerakan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat, terdapat rencana pembangunan terminal penumpang Type B serta terminal barang di Kabupaten Agam. Selanjutnya dengan memperhatikan SK Direktur Jenderal Perhubungan Darat No 1361AJ.106DRJD2003 tentang Penetapan Simpul Jaringan Transportasi Jalan Untuk Terminal Penumpang Tipe A seluruh Indonesia, serta RTRW Provinsi Sumatera Barat yang merencanakan akan merelokasi Terminal Kota Bukittinggi, maka Kabupaten Agam sangat berpeluang untuk mengalokasikan ruang untuk pengembangan Terminal Tipe A yang lokasinya pada daerah perbatasan Bukittinggi – Kabupaten Agam yang diarahkan pada Kecamatan Ampek Angkek atau Kecamatan Banuhampu. Untuk rencana pengembangan terminal di wilayah Kabupaten Agam sampai akhir tahun perencanaan 2030 adalah sebagai berikut : No Nama Terminal Tipe Luas Ha Rencana 1. Agam A ± 5 Ha Kecamatan Ampek Angkek atau Banuhampu. 2 Antokan B ± 1,0 Peningkatan Sarana Prasarana 3. Manggopoh C ± 1,5 Pembangunan Terminal 4. Amur C ± 1,0 Memfungsikan Terminal Sumber : Hasil Rencana Disamping itu juga, direncanakan pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal SAUM perkotaan dan perdesaan. Untuk daerah terpencil di pedesaan dapat diadakan angkutan umum masal dengan subsidi Bus Perintis. RTRW Kab. Agam 2010-2030 VI - 19

D. Jaringan Transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan

Untuk jaringan transportasi Sungai, Danau dan Penyeberangan di Kabupaten Agam hanya jaringan transportasi danau yang masih terlihat keberadaannya. Transportasi danau lebih berkembang untuk keperluan penunjang wisata serta penunjang usaha perikanan. Sedangkan transportasi Sungai dan Penyeberangan tidak berkembang karena kondisi fisik sungai tidak mendukung untuk dikembangkan transportasi sungai. Sejalan dengan arahan pengembangan jaringan transportasi danau RTRW Provinsi Sumatera Barat, pengembangan transportasi danau di Kabupaten Agam sampai tahun 2030 ditujukan untuk mendukung pengembangan pariwisata Danau Maninjau dan pendukung pengembangan perikanan air tawar. Rencana pengembangan prasarana transportasi danau akan dialokasikan dalam bentuk pembangunan dermaga untuk pendukung pariwisata Muko-Muko, Linggai dan Sungai Batang dan dermaga untuk pengumpul produksi perikanan yang lokasinya disesuaikan dengan Master Plan Minapolitan. Jaringan Jalan Kereta Api; Rencana Pengembangan jaringan jalur kereta api berikut prasarananya mengacu kepada RTRWN dan RTRWP Sumatera Barat yaitu pengembangan jaringan pada lintas Barat Sumatera di Provinsi Sumatera Barat yang merupakan bagian dari rencana peningkatan dan pembangunan jaringan kereta api Trans Sumatera Connecting Trans Sumatera Railway meliputi: 1. Pengaktifan kembali jaringan jalan kereta api jalur : a. Lubuk Alung – Naras; b. Padang Panjang – Agam - Bukittinggi – Payakumbuh. 2. Peningkatan dan pembangunan baru jaringan jalan kereta api dari Naras – Sungai Limau – Simpang Empat Pasaman. RTRW Kab. Agam 2010-2030 VI - 20 3. Pembangunan dan pengaktifan kembali Stasiun Kereta Api yang meliputi: a. Pengaktifan kembali Stasiun Penumpang dan Barang di Kawasan Pasar Padang Luar Kecamatan Banuhampu dan di kawasan Pasar Baso kecamatan Baso. b. Pembangunan Stasiun Penumpang dan Barang di Kawasan Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara. Sistem Transportasi Laut: Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi RTRWP yang tertuang dalam Peta Sarana Transportasi Provinsi Sumatera Barat, di Kabupaten Agam akan dikembangkan pelabuhan Tiku. Sesuai dengan potensi yang ada Kabupaten Agam, pengembangan pelabuhan Tiku diarahkan sebagai pelabuhan perikanan serta pelabuhan barang dan jasa terutama sebagai pelabuhan pengumpan. Pengembangan pelabuhan Tiku ini direncanakan sebagai salah satu simpul moda transportasi laut dipesisir Sumatera Barat. Hal ini juga merupakan pilar utama untuk mewujudkan pembangunan bidang kelautan di Kabupaten Agam sesuai dengan tujuan RTRW Kabupaten Agam tahun 2030.  Sistem Jaringan Prasarana Energi Program pembangunan yang perlu dilakukan adalah : 1. Mengoptimalkan keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA di Danau Maninjau dengan kapasitas terpasang sebesar 4 x 17 MW, dengan upaya pelestarian kawasan resapan air pada Catchment Area. 2. Rencana Pengembangan dan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro PLTM di Kecamatan Palupuh, Palembayan, Malalak dan Lubuk Basung, dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro PLTMH di seluruh kecamatan di Kabupaten Agam, 3. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Solar Cell di seluruh Kecamatan di Kabupaten Agam. RTRW Kab. Agam 2010-2030 VI - 21 4. Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas di seluruh Kecamatan di Kabupaten Agam. 5. Rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut PLTGL di Kecamatan Tanjung Mutiara. 6. Disamping itu juga, direncanakan pengembangan energi geothermal panas bumi di Kecamatan Tanjung Raya.  Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi Program pengembangan prasarana telekomunikasi adalah : 1. Pemenuhan kebutuhan pelanggan telepon, terutama pelanggan rumah tangga. 2. Optimalisasi Sentral Telepon Otomatis STO yang telah dibangun di Lubuk Basung, Maninjau dan Baso dengan memanfaatkan tekonologi kabel optic. 3. Meningkatkan pelayanan dengan mempermudah dalam pemasangan sambungan baru untuk jaringan telepon. 4. Untuk jangka pendek, penyediaan jaringan-jaringan telepon baru yang dapat memanfaatkan pengembangan jaringan jalan sebagai akses penunjang. 5. Sedangkan untuk jangka menengah, mendorong penggunaan layanan telekomunikasi teknologi wireless seperti penggunaan telepon genggam, serta internet Voice Over Internet Protocol VOIP multimedia yang menjangkau keseluruh wilayah di Kabupaten Agam dengan biaya yang terjangkau.  Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air Daerah Aliran Sungai; Untuk rencana penataan Daerah Aliran Sungai perlu diupayakan pelestarian kawasan lindung sesuai dengan permasalahan dan karakteristik dari masing-masing DAS. Adapun hal yang paling penting adalah upaya melestarikan kawasan konservasi untuk RTRW Kab. Agam 2010-2030 VI - 22 menjaga tata air sehingga sumber daya air dapat terjaga terutama untuk kepentingan produksi irigasi, air baku dan sebagai sumber energi. Sedangkan untuk bagian kawasan-kawasan tertentu yang sudah bermasalah seperti banjir dan tanah longsor perlu dilakukan penanganan khusus seperti pembangunan infrastruktur pengendalian banjir dan pelaksanaan kegiatan pelestarian lingkungan seperti pemulihan lahan kritis dan penanaman hutan kembali reboisasi. Irigasi; arahan pemanfaatan ruang serta program pengembangan sarana irigasi adalah:  Meningkatkan daya guna dari irigasi dengan upaya pembangunan berbagai fasilitas yang diperlukan embung, waduk, bendung, bangunan bagi, pintu air, saluran, dsb-nya sehingga keberadaan irigasi dapat menunjang upaya peningkatan produksi pertanian terutama pada kawasan yang ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan.  Peningkatan pemeliharaan dan perawatan sarana dan prasarana irigasi termasuk saluran-saluran irigasi yang sudah dibangun sampai saat ini guna menambah umur pemanfaatan.  Peningkatan peran irigasi sebagai penyedia air bagi lahan-lahan pertanian dan perkebunan maupun perikanan.  Pemanfaatan air permukaan secara optimal sungai dan danau yang ada dalam upaya penyediaan air bagi kebutuhan irigasi.  Melestarikan wilayah hulu daerah resapan air dalam upaya menjaga agar debit mata air, sungai maupun danau agar tetap stabil sehingga kebutuhan air irigasi dapat terpenuhi.  Pembangunan irigasi pada daerah-daerah irigasi yang potensial.  Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan, pemeliharan maupun pemanfaatan daerah irigasi sebagai basis dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan. RTRW Kab. Agam 2010-2030 VI - 23 Pengendalian Banjir; salah satu bencana alam yang mengancam Kabupaten Agam adalah banjir. Hal ini sangat berkaitan dengan menurunnya fungsi hutan dan kawasan lindung yang menyebabkan limpasan air hujan menjadi sangat tinggi dan menimbulkan genangan pada beberapa tempat. Kawasan yang paling rentan terhadap bahaya banjir adalah pada Batang Tiku, Batang Antokan, Batang Masang Kiri, Batang Agam. Untuk mengantisipasi banjir tersebut, selain dilakukan melalui pendekatan rehabilitasi area tangkapan hujan hulu juga ada baiknya membangun bangunan pengendalian banjir sebagai bangunan pengendali debit air sungai serta perkuatan tebing sungai dan normalisasi alur sungai. Penanganan Abrasi Pantai; pada kawasan pesisir Kecamatan Tanjung Mutiara terjadi intensitas abrasi yang cukup tinggi, sehingga dapat membawa dampak terhadap kerusakan prasarana dan sarana wilayah, baik bangunan maupun sistem jaringan prasarana. Untuk itu diperlukan adanya penanganan abrasi pantai secara terarah dan terprogram, mulai dari identifikasi titik-titik abrasi, rencana penanggulangannya sampai pada peningkatan penyadaran masyarakat terhadap bahaya abrasi serta relokasi pemukiman penduduk.  Sistem Jaringan Prasarana Lainnya Program pembangunan jaringan prasarana lainnya adalah : Air Bersih; Arahan penanganan sistem air bersih di Kabupaten Agam dimasa datang direncanakan sebagai berikut: 1. Mengoptimalkan sumber air bersih yang ada saat ini; 2. Peningkatkan kapasitas produksi dan distribusi, yaitu dengan meningkatkan diameter pipa, penambahan jaringan pipa transmisi, distribusi, dan tersier ; 3. Memperbaiki jaringan distribusi yang rusak serta memelihara dengan baik jaringan tersebut guna meminimalisasi kebocoran yang terjadi selama distribusi; RTRW Kab. Agam 2010-2030 VI - 24 4. Menyediakan pompa-pompa cadangan pada tiap-tiap unit PDAM sehingga apabila terjadi kerusakan, produksi dan distribusi air bersih oleh PDAM tidak terganggu; 5. Khusus untuk daerah perbukitan, diarahkan untuk tetap menggunakan sumur bor dengan pengelolaannya diserahkan permasing-masing nagari; 6. Penyediaan air bersih diutamakan untuk daerah-daerah padat penduduk, seperti ibukota kecamatan dan pusat-pusat permukiman; 7. Sejalan dengan pengembangan jaringan jalan, maka penyediaan jaringan air bersih juga dapat memanfaatkannya sebagai akses penunjang dalam penambahan jaringan-jaringan baru. Drainase ; penanganan sistem drainase di Kabupaten Agam adalah: 1. Saluran primer: pada umum memanfaatkan sungai dan anak-anak sungai lainnya; 2. Saluran sekunder, disamping memanfaatkan anak sungai saluran juga membangun saluran permanen baik saluran terbuka maupun tertutup terutama dikiri kanan jalan utama. 3. Saluran tersier; berupa saluran yang sebagian mengikuti sistem jaringan jalan yang bentuk fisiknya berupa saluran tanah maupun saluran permanen. Persampahan; berdasarkan hasil prediksi dan permasalahan yang ada, maka arahan pengembangan prasarana persampahan meliputi : 1. Pembangungan TPA baru di Lubuk Basung, dan serta optimalisasi TPA di Kota Lubuk Basung sementara. 2. Pemilihan lokasi baru untuk tempat pengelolaan akhir harus sesuai dengan persyaratan teknis dan daya dukung lingkungan. Direncanakan di Nagari Nan Tujuah Kecamatan palupuh. 3. Pengurangan masukan sampah ke TPA dengan konsep reduce-reuse- recycle di sekitar wilayah sumber sampah. RTRW Kab. Agam 2010-2030 VI - 25 4. Pengolahan dilaksanakan dengan teknologi ramah lingkungan sesuai dengan kaidah teknis. 5. Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan prasarana persampahan, bergerak dan tidak bergerak. 6. Mengembangkan kemitraan dengan swasta dan kerjasama dengan kabupaten sekitarnya yang berkaitan untuk pengelolaan sampah dan penyediaan TPA.

6.3 PERWUJUDAN RENCANA POLA RUANG

Dokumen yang terkait

rtrw_2010_2030

1 15 381