berterima kasih kepada SBY, dengan mengucapkan bahwa penahannya merupakan ‘kado’ Tahun baru 2014. Apakah ini pertanda bahwa Anas akan buka-
bukaan dipersidangan nanti membongkar semua kebusukan di partainya. Namun secara keseluruhan melalui teks ini dapat kita lihat bahwa penggunaan strategi
wacana pernyataan ini dan makna yang terkandung di dalamnya pada akhirnya hanya Anas yang tahu.
4.9.2 Inclusion Proses Pemasukkan
Strategi Wacana Difrensiasi-Indifrensiasi
Strategi ini dapat dilihat pada bagian
“Selama ini publik hanya mengetahui Anas adalah tersangka terkait pemberian sesuatu proyek Hambalang
, Bogor, Jawa Barat. Ternyata ada dua kasus lain yang menggiringnya
ke bui”
2
Disini preposisi pertama yang dihadirkan adalah publik hanya mengetahui bahwa Anas hanya terkait kasus pemberian sesuatu proyek Hambalang, preposisi yang
kedua adalah penjelasan tentang Anas yang ternyata terlibat dua kasus lainnya. Kehadiran preposisi yang kedua ini dapat dikatakan sebagai pembanding yang
yang dalam konteks ini untuk memperkuat dan memperjelas legitimasi argumen penahan Anas sebagai tahanan KPK, sehingga bagian kedua menjadi lebih
dominan dan lebih bagus dibandingkan preposisi yang pertama, sehingga penahan Anas pun dapat secara politik ‘dibenarkan.’
Dalam teks yang sama melalui ucapannya Anas mengucapkan terima kasih kepada Ketua KPK Abraham Samad, penyidik dan penyelidik KPK, serta
Presiden SBY dan menyatakan bahwa penahanannya menjadi hadiah Tahun Baru 2014. Pernyataan di dalam teks ini disebutkan sebagi pernyataan yang multitafsir,
ucapan terima kasih bisa dimaknai sebagai cara pandang Anas yang melihat penahanannya merupakan akibat tekanan politik yang dilakukan SBY, sehingga ia
“berterima kasih” kepada SBY atas penahannya, atau mengutip pendapat Pakar Semiotika Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung bahwa
ucapan terima kasih tersebut dapat dipandang sebagi sebuah ancaman terhadap
Universitas Sumatera Utara
SBY, bahwa penahanannya bisa menjadi awal terungkapnya kasus-kasus lain yang dapat menjerat SBY.
Namun melalui strategi wacana ekslusi-difrensiasi teks melalui penyajiannya melindungi SBY dengan menghadirkan bagian teks berikut
“Staf khusus Presiden Bidang Informasi Heru Lelono membantah anggapan ada faktor Presiden dalam penetapan Anas sebagai
tersangka
. “Hal itu tidak benar. KPK adalah lembaga hukum independen
,” kata Heru.”
10
Disini melalui strategi difrensiasi teks menghadirkan preposisi pertama berisi bantahan dari Staf Khusus Presiden yang membantah ada faktor Presiden yang
mengintervensi KPK dalam penetapan Anas Urbaningrum sebagi KPK, preposisi yang kedua berisi tentang penjelasan bahwa KPK adalah Lembaga Hukum yang
independen. Tentu kehadiran preposisi yang kedua ini lebih dominan sehingga mematahkan wacana yang dibangun mengenai intervensi yang diisukan dilakukan
oleh SBY kepada KPK dalam menetapkan Anas Urbaningrum sebagai tersangka. Sehingga secara keseluruhannya dalam penyajiannya strategi eksklusi defrensiasi
dalam menampilkan aktor-aktor sangat menguntungan SBY dan memarginalkan Anas.
Universitas Sumatera Utara
4.10 Pembahasan