BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode dalam penelitian dimaksudkan adalah bagaimana si penelti menggambarkan tata cara pengumpulan data yang diperlukan serta analisis data.
Untuk membongkar isi media, baik itu media cetak maupun media elektronik metode penelitian analisis isi content analisys merupakan metode yang sangat
efisien untuk digunakan. Sebagaimana penelitian sosial lain, analisis isi juga terbagi dalam dua aliran metodologi, yaitu kuantatif dan kualitatif. Dalam tradisi
penelitian kualitatif, proses penelitian dan ilmu pengetahuan tidak sesederhana apa yang terjadi pada penelitian kuantitatif, karena sebelum hasil-hasil penelitian
kualitatif memberi sumbangan kepada ilmu pengetahuan, tahapan penelitian kualitatif melampaui berbagai tahapan berpikir kritis-ilmiah, yang mana seorang
peneliti memulai berpikir secara induktif, yaitu menangkap berbagai fakta dan fenomena-fenomena sosial melalui pengamatan di lapangan, kemudian
menganalisisnya Bungin, 2008:6. Penelitian ini menggunakan aliran metodologi kualitatif menggunakan
paradigma kritis. Melalui metode kualitatif akan dilakukan analisis untuk memahami isi media dan mampu menghubungkannya dengan konteks
sosialrealitas yang terjadi. Penelitian kualitatif melihat pesan-pesan media sebagai sekumpulan simbol dan lambang representasi kultural atau budaya dalam
konteks masyarat.Dalam studi ini peneliti perlu memperhatikan konteks yaitu situasi sosial seputar teks yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat memahami
kealamiahan dan maksna cultural dari teks yang akan diteliti. Dalam hal ini, ideologi dari institusi ataupun organisasi media yang menjadi objek penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian analisis wacana model Theo van Leeuwen. Theo Van Leeuwen memperkenalkan model
analisis wacana untuk mendeteksi dan meneliti bagaimana suatu kelompok atau seseorang dimarjinalkan posisinya dalam suatu wacana. Bagaimana suatu
Universitas Sumatera Utara
kelompok dominan lebih memegang kendali dalam menafsirkan suatu peristiwa, Van Leeuwen menjelaskan bahwa ideologi dan kekuasaan itu tercermin lewat dan
bahasa itu adalah pencerminan dari ideologi, sehingga dengan mempelajari bahasa yang tercermin dalam teks, ideologi dapat dibongkar. Ada dua pusat perhatian
model ini. Pertama, proses pengeluaran exclusion dan kedua proses pemasukkan inclusion, melalui strateginya melalui prosesnya secara tidak langsung bisa
mengubah pemahaman khalayak akan suatu isu dan melegitimasi posisi pemahaman tertentu, dengan memakai kata, kalimat, informasi atau susunan
bentuk kalimat tertentu, masing-masing kelompok direpresentasikan dalam teks Eriyanto, 2001:172-173
3.2 Objek Penelitian