Tabel 4.8 Karakteristik Surat Kabar
Tanggal Pemberitaan
Kompas edisi : Selasa, 19 Maret 2013
Judul Pemberitaan Kongres Bakal Diarahkan
Gede Pasek Usulkan SBY Jadi Ketua Umum
Rubrik Pemberitaan Politik dan Hukum
Sumber : Harian Kompas 2013
4.7.1 Exclusion Proses Pengeluaran
Strategi Wacana Eksklusi-Pasivasi
Teks ini mengangkat berita tentang wacana akan diadakannya kongres Demokrat untuk mencari Ketua Umum pengganti setelah posisi Anas
Urbaningrum “dilengserkan” oleh SBY yang menjadi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat. Anas tetap disudutkan posisinya melalui bagian teks berikut
“Saan sangat kecil kemungkinan terpilih karena sulit mendapat restu SBY. Saan dianggap sebagai kelompok perwakilan Anas”
6
Saan Mustopa adalah Wakil Sekjen Partai Demokrat, ia adalah salah satu orang yang pro Anas Urbaningrum, disini dimana konteks teks dihadirkan adalah
wacana nama-nama bakal calon Ketua Umum Partai Demokrat, teks menghadirkan nama-nama seperti Marzuki Alie dan Syarifuddin Hasan anggto
Dewan Pembina Partai Demokrat, Ny Ani Yudhoyono, dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Edhie Wibowo.
Untuk Saan teks menghadirkan wacana melalui strategi pasivasi dimana Saan dikatakan dianggap sebagai kelompok perwakilan Anas, sehingga sulit
mendapatkan restu dari SBY untuk maju dalam kongres Partai Demokrat. Melalui strategi pasivasi teks tidak memberikan dan melindungi aktor sosial yang
memberikan penilaian dan menganggap Saan Mustopa adalah kelompok
Universitas Sumatera Utara
perwakilan Anas Urbaningrum, sehingga fokus pembaca hanya kepada Saan Mustopa yang juga di identifikasikan sebagai kelompok perwakilan Anas, juga
bila kita melihat teks ini secara keseluruhan muncul antipati bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan Anas Urbaningrum akan sulit mendapat restu karena
kategori dimana teks ini dihadirkan adalah kelompok Anas, yaitu orang-orang yang masih mendukung Anas Urbaningrum, dan teks memberi penjelasan melalui
“anggapan” bahwa kelompok ini akan sulit mendapat restu dari SBY, tentu wacana ini menyudutkan Anas Urbaningrum dan kelompoknya.
Memang setelah lengsernya Anas Urbaningrum dari posisi Ketua Umum Partai Demokrat dikemudian hari ia bukan saja lengser namun juga
mengundurkan diri dari keanggotaan Partai Demokrat ia meninggalkan orang- orang yang mendukungnya dulu di Demokrat, maka tekanan-tekanan politis yang
dialami oleh kelompok Anas akan semakin kuat, sehingga posisi kelompok atau faksi ini yang pada awalnya “kuat” semakin lama akan melemah seiring dengan
semakin kuatnya SBY sebagai pemimpin tertinggi Partai Demokrat. Dalam wacana kongres Partai Demokrat teknik pasifasi hadir pada bagian
“Pemilhan memang bakal menyajikan tampilan yang demokratis, tetapi peserta bakal diarahkan memilih calon yang dekat dengan Yudhoyono”
1
Dalam konteks wacana kongres melalui strategi pasifasi teks tidak menghadirkan aktor atau kelompok sosial yang dinyatakan akan mengarahkan peserta dalam
kongres nanti, sehingga teks melindingi aktor atau kelompok sosial ini. Juga teks menghadirkan realitas pesimistik dengan menggunakan kata “mengarahkan”
sehingga pengertian yang muncul terhadap kongres yang akan datang bahwa kongres kedepannya tidak lebih tidak bukan adalah pertarungan kepentingan
antara mereka yang dekat dengan Yudhoyono dan mereka yang tidak dekat, tentu hal ini menyudutkan sebagai pemimpin tertinggi Partai Demokrat Yudhoyono
akan melakukan hal yang tidak etis seperti mengarahkan peserta kongres untuk memilih calon yang dekat dengannya.
Universitas Sumatera Utara
4.7.2 Inclusion Proses Pemasukkan