Tabel 4.9 Karakteristik Surat Kabar
Tanggal Pemberitaan
Kompas edisi : Kamis, 19 September 2013
Judul Pemberitaan Loyalis Anas Dicopot
Yudhoyono Mengetahui dan Menyetujui
Rubrik Pemberitaan Politik dan Hukum
Sumber : Harian Kompas 2013
4.8.1 Exclusion Proses Pengeluaran
Strategi Wacana Eksklusi-Pasivasi
Teks ini mengetengahkan berita tentang pencopotan yang dialami oleh loyalis Anas dari jabatannya di fraksi dan alat kelengkapan Dewan Perwakilan
Rakyat. Sejumlah alasan pencopotan ini dihadirkan didalam teks. Kubu SBY menyatakan bahwa pencopotan ini merupakan suatu hal yang lumrah terjadi di
dalam partai sebagai bagian dari penyegaran dan penegakkan disiplin partai. Namun, kubu Anas mewacanakan pencopotan ini adalah karena kehadiran loyalis
Anas dapat deklarasi PPI Perhimpunan Pergerakan Indonesia sebuah ormas yang didirikan oleh Anas Urbaningrum.
Strategi Eksklusi pasivasi ada pada teks bagian
“Sejumlah teman dekat mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum kembali dicopot dari jabatannya di fraksi dan alat
kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat.”
1
“Acara itu juga dihadiri sejumlah rekan Anas yang telah terlebih dahulu dicopot
dari jabatannya di Partai Demokrat.”
3
Pada bagian ini melalui penggunaan kalimat pasif teks melindungi dan tidak melibatkan aktor yang disebutkan mencopot sejumlah teman dekat Anas
Urbaningrum, penghilangan ini membuat pembaca hanya fokus kepada korban
Universitas Sumatera Utara
pencopotan yang dalam konteks teks ini adalah ‘teman dekat’ Anas Urbaningrum dan bukan kepada pelaku pencopotan. Sehingga pembaca menjadi tidak kritis dan
membuat si “pelaku” bersembunyi karena tidak mendapat perhatian yang memadai. Hal yang sama juga ada pada bagian teks kedua dimana sejumlah rekan
Anas yang sebelumnya telah dicopot dari jabatannya di Partai Demokrat menghadiri Deklarasi PPI, tidak disebukan siapa yang mencopot mereka, sehingga
teks melindungi pelaku dan memarginalkan dengan mengeksploitasi korban. Hal ini berbanding terbalik dengan korban yang mendapat fokus yang
lebih sebagai konsekuensi penggunaan kalimat pasif yang tidak memerlukan subjek, sehingga korban menjadi pihak yang tereksploitasi dan menjadi bahan
pemberitaan. Hal yang sama juga ada pada bagian teks
“akan ada sanksi bagi kader yang menghadiri deklarasi PPI. “kalau orang itu pimpinan fraksi atau pimpinan komisi, dampaknya pasti akan dirotasi
karena ini menyangkut etika kader,” katanya. 4
“Namun, Anas Urbaningrum menegaskan, pencopotan Saan dan Gede Pasek dari jabatannya di DPR bukan lantaran menghadiri deklarasi PPI,
melainkan karena mereka telah lama diincar.” 13
Disini pada bagian pertama teks melindungi pelaku atau aktor yang akan merotasi para kader yang menghadiri deklarasi PPI, melalui strategi pasivasi teks
tidak menghadirkan dan melindungi pelaku atau aktor dan mengeksploitasi korban yakni kader Demokrat yang melalui pernyataan Max Sopacua ini diacam akan
adanya sanksi bagi mereka menghadiri deklarasi PPI yang merupakan ormas bentukan Anas Urbaningrum mantan Ketua Umum Partai Demokrat.
Pada bagian yang keduan diisini melalui strategi pasivasi juga teks melindungi aktor atau pelaku karena tidak menampilkan aktor atau pelaku yang
disebutkan mengincar Saan dan Gadek Pasek untuk dicopot dari jabatannya. Disini teks memaknai kubu Anas sebagai korban, hal ini mungkin dilakukan
karena menampilkan diri sebagai korban juga sebagai bagian dari pemaknaan tertentu dalam dunia politik, sebagi contoh untuk mengambil hati masyarakat
dengan menampilkan dirinya sebagai korban atau dzolimi secara politik, namun tetap saja teks ini memarjinalkan Anas dan kubunya karena menjadi objek
pemaknaan dan eksploitasi dalam teks.
Universitas Sumatera Utara
4.8.2 Inclusion Proses Pemasukkan