Hasil Temuan Informan Kunci I

62 Informan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 10 orang dengan komposisi 4 orang informan kunci yaitu penyandang disabilitas tubuh, 4 orang informan utama yaitu orang tua dari penyandang disabilitas tubuh dan 2 informan tambahan yaitu pekerja sosial sebagai pembimbing penyandang disabilitas tubuh ketika melakukan bimbingan di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara. Informan kunci yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti dalam penelitian ini adalah penyandang disabilitas tubuh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara yang terdiri dari 4 orang penyandang disabilitas tubuh berusia 20 tahun – 35 tahun dan penyandang disabilitas tersebut telah selesai melakukan pelatihan di Panti Sosial Bina Daksa pada tahun 2014. Informan tambahan yaitu, mereka yang dapat memberikan informasi yang terlibat dengan informan kunci yang diteliti, informan tambahan dalam penelitian ini yaitu 4 orang pekerja sosial sebagai pembimbing klien ketika di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara.

5.1 Hasil Temuan

a. Informan Kunci I

1. Nama : Sukma Ayu Lestari 2. Jenis kelamin : Perempuan 3. Status di Keluarga : Anak ke 1 dari 2 bersaudara 4. Usia : 22 tahun 5. Agama : Islam 6. Suku : Jawa Universitas Sumatera Utara 63 7. Alamat : Jln. Pancing I No.35A 8. Pendidikan : 3 SMK 9. Pekerjaan : Tukang Service Hp dan Jualan Pulsa 10. Pekerjaan Orang tua: a. Ayah : Karyawan bangunan b. Ibu : TKW Malasyia Sukma Ayu Lestaria adalah seorang penyandang disabilitas tubuh yang berusia 22 tahun, berkulit coklat dengan memakai hijab berasal dari keluarga yang sederhana. Ia anak ke 1 dari 2 bersaudara. Ayu tinggal dengan adiknya dirumah bude atau sebutan bagi adik perempuan dari ibunya. Kehidupan sehari-hari yang dijalani Ayu dan adiknya dinafkahi oleh budenya, karena Ibu dan Ayah Ayu sudah bercerai ketika Ayu duduk di bangku kelas 6 SD. Ibunya menjadi TKW Malasyia dan menikah lagi dengan orang yang berkebangsaan Malasyia. Ada kutipan wawancara antara peneliti dan informan yaitu : “Aku tinggal di tempat budeku lah ini kak, budeku tinggal dirumah bagian depan, aku sama adekku di bagian belakang, tapi sehari-hari kami budelah yang biayai kak. Bapak Ayu tinggal dekat sini juga kak, nanti kalo malam-malam dia kadang mau datang untuk ngunjungi kami kak. Trus kami kadang dikasi uang saku kak, kami gak bisa dibiayai sepenuhnya kak, karna bapak pun cuma kuli bangunan. Paling yang dibiayai uang sekolah adek lah. Mamak Ayu di malasyia jadi TKW, itupun dia udah nikah sama orang Malasyia, udah punya anakpun. Pernah tahun lalu orang itu datang, tapi balek lagi lah kesana. Kadang awak Universitas Sumatera Utara 64 terpukul juga nengok keadaan keluarga Ayu kek gini kak. Makanya Ayu minder- minder aja kalok jumpa orang lain, karna Ayu rasa sedih kali, udah gitu cemburu kali nengok orang lain. Awak udah cacat, orang tua awak pun udah pisah Ayu sedih hingga meneteskan air mata”. Ayu pernah tinggal kelas di bangku kelas 3 SD kemudian beberapa tahun dia berhenti sekolah dan melanjutkan sekolahnya langsung duduk di bangku kelas 6 SD. Ketika Ayu duduk di bangku SD ia terkena penyakit polio, namun ia masih bisa berjalan. Pada saat ia duduk di bangku kelas 3 SD, ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kedua kakinya tidak bisa berjalan. Ada kutipan wawancara antara peneliti dan informan yaitu : “Sebenarnya dari SD Ayu udah sakit polio kak tapi masih bisa aku jalan kak, trus pernah lah Ayu tinggal kelas di kelas 3 SD, pas waktu itu aku kecelakaan kak. Pas sakit karna kecelakaan itu, aku ditempat tidur baring-baring trus aku duduk-duduk. Karna aku duduk-duduk aja, kaki ku lama-lama jadi bengkok dua-duanya kak. Tapi yang paling parah kaki kiri ku kak, kaki kiri ku lemah kali, kadang dia mau ngiluh. Trus karna itu aku gak bisa jalan, terpaksa aku harus pakek kursi roda lah kak. Aturan gak cacat, jadi cacat lah Ayu kak”. Setelah itu, Ayu di tawarkan oleh kakak sepupunya untuk masuk Panti Sosial Bina Daksa PSBD, kakak sepupu Ayu menjelaskan mengenai Panti Sosial Bina Daksa. Kemudian Ayu merasa tertarik karena ia merasa jika mengikuti bimbingan di PSBD maka ia akan berjumpa dengan teman-teman yang cacat seperti dirinya. Selain itu Ayu juga merasa penting jika mengikuti bimbingan di PSBD, karena PSBD dapat membantu Ayu mengembangkan Universitas Sumatera Utara 65 potensi yang ada di dalam diri Ayu untuk menjadi pedomannya bekerja. Kemudian Ayu mendaftar ditemani oleh kakak sepupunya ke PSBD. Ayu mendaftar dan mengambil bimbingan keterampilan service telepon selular. Ketika di dalam panti, ayu selalu rajin untuk masuk kelas bimbingan, disiplin untuk mengikuti peraturan panti, dan ramah terhadap para pegawai. Namun, Ayu pernah merasa kesal terhadap pegawai, ia merasa ibu pegawai tersebut tidak peduli terhadapnya. Ada kutipan wawancara antara peneliti dan informan yaitu : “Di PSBD kan ada PBK nya kak PBK singkatan dari Praktek Belajar Kerja. Nah, Ayu PBK di daerah tembung kak. Di tempat PBK Ayu gak enak kak, gak enaknya hp yang mau diperbaiki gak dikasi orang Ayu yang perbaiki, orang Ayu cuma dikasi bangkai-bangkai hp yang rusak aja, dan yang Ayu pegang hp nya itu-itu aja. Jadi Ayu ngerasa gak berkembang Ayu disitu PB kak, udah gitu awak gak ada diajari sama instruktur yang disitu, kebanyakan bengong lah awak disitu. Trus Ayu minta sama Buk Sinarta untuk pindah tempat PBK, ibu itu cuma bilang gak usah cepat kali lah pindah-pindah disitu ajalah dulu, nanti kira-kira 1 minggu lagi pindah. Trus Ayu tunggu, 1 minggu kemudian Ayu ngomong sama Bu Sinarta minta kepastiannya, tapi ibu itu cuek-cuek aja, gak peduli gitu kak. Yodahlah, gak Ayu usik lagi lah ibu itu, tapi Ayu ambil keputusan sendiri. Ayu pindah ke tempat PBK kawan di daerah Mandala. Disitu baru Ayu dapat illmu kak. Trus kalo jumpa ibu itu, mukak ibu itu kayak gak enak aja nengok Ayu. Tapi Ayu cuek ajalah”. Setelah PBK penyandang disabilitas tubuh melakukan terminasi yaitu pemutusan hubungan antara penyandang disabilitas dengan PSBD dan kembali ke Universitas Sumatera Utara 66 daerah mereka masing-masing. Ayu pun kembali kerumah budenya dan melakukan aktivitasnya sebagai tukang service handphone sembaring berjualan pulsa. Ayu mengatakan bahwa setelah ia melakukan bimbingan dari PSBD dan kembali kerumah, Ayu merasa dirinya banyak mengalami perubahan yang baik, ia semakin semangat dan merasa lebih dewasa dalam berpikir. Ada kutipan wawancara antara peneliti dan informan yaitu : “Pulang dari PSBD, Ayu trus bukak usaha service handpone kak. Tapi bukan service handphone aja kak, awak juga sambil jual pulsa. Ayu suruh si dimas adik Ayu promoin sama kawan-kawannya, sama orang-orang dekat rumah juga kak. Perasaan Ayu setelah selesai bimbingan dari PSBD, awak merasa lebih semangat kak, terutama awak merasa gak minder lagi bergaul sama kawan-kawan atau jumpa sama orang lain. Pokoknya Ayu merasa lebih percaya diri lah kak, karna kan di PSBD kami tiap pagi sama sore ada bimbingan motivasi, psikologi sama bimbingan psikososial kak. Trus selama ini, uang hasil kerja udah bisa kadang Ayu kasi sebagian sama bude sekitar Rp15.000, kadang Ayu kasi uang jajan adek trus Ayu tabung kak. Karna harapan Ayu, Ayu bisa bukak kios usaha counter hp kak”.

b. Informan Utama I

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara

5 72 112

Pengaruh Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara

0 0 16

Pengaruh Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara

0 0 11

Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Pasca Terminasi pada tahun 2014

0 0 8

Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Pasca Terminasi pada tahun 2014

0 0 3

Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Pasca Terminasi pada tahun 2014

0 0 10

Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Pasca Terminasi pada tahun 2014

0 0 32

Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Pasca Terminasi pada tahun 2014

0 0 3

Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Pasca Terminasi pada tahun 2014

0 0 6