11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dampak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dampak adalah benturan atau pengaruh yang mendatangkan akibat baik positif maupun negatif. Pengaruh
adalah daya yang ada dan timbul dari sesuatu orang, benda yang ikut membentuk waktu kepercayaan atau perbuatan seseorang.
2.2 Penyandang Disabilitas Tubuh
Istilah disabilitas merupakan kata bahasa Indonesia yang berasal dari serapan kata bahasa Inggris yaitu disability jamak: disabilities yang berarti cacat
atau tidak mampu. http:id.wikipedia.orgwikidisabilitas, 19 November 2015 pukul 22.15 WIB.
Penyandang disablitas tubuh adalah seseorang yang mempunyai kelainan tubuh pada alat gerak yang meliputi tulang, otot dan persendian, baik dalam
struktur maupun fungsinya yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara selayaknya. Pedoman
rehabilitasi sosial orang dengan kecacatan tubuh dalam panti, kementerian sosial Republik Indonesia, direktorat jenderal rehabilitasi sosial orang dengan
kecacatan 2013. Kelainan fisik dimaksud pada hakekatnya bukan berarti membuat
penyandang disabilitas tubuh kehilangan hak dan peluang untuk hidup sejajar
Universitas Sumatera Utara
12
dengan orang lain karena mereka memiliki potensi yang dapat dikembangkan secara maksimal. Untuk dapat hidup sejajar dengan orang lain, penyandang
disabilitas tubuh perlu mendapatkan program rehabilitasi yang merupakan proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan penyandang
disabilitas untuk mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan kebutuhan tersebut, kurikulum bimbingan keterampilan ini diharapkan dapat mendekatkan pada usaha pencapaian UU No. 4 tahun 1997 yang
menyebutkan bahwa setiap penyandang disabilitas mempunyai kewajiban yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pasal 7 dan
setiap penyandang disabilitas mempunyai kesamaan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan pada satuan, jalur, jenis, dan jenjang pendidikan sesuai
dengan derajat kedisabilitasan dan kemampuannya. Kurikulum rehabilitasi
penyandang disabilitas tubuh, PSBD “Bahagia” Sumatera Utara, 2013: 5. Menurut Herman Sukarman, penyebab timbulnya ketunaan atau kecacatan
tubuh dikarenakan hal-hal sebagai berikut: 1.
Penyakit, misalnya polio, rematik, catitis, dan epra. Sebab, dengan kemajuan ilmu kedokteran orang yang menderita
penyakit tertentu dapat diselamatkan jiwanya, tetapi meninggalkan bekas dalam bentuk kecacatan. Sedangkan
penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan misalnya polio, TBC tulang, TBC sendi.
Universitas Sumatera Utara
13
2. Kecelakaan dalam pekerjaan atau perusahaan. Apabila
bekrja di suatu pabrik atau perusahaan baik milik pemerintah maupun swasta tentu berhadapan dengan
mesinmesin, dalam menjalankan mesin-mesin ada hal si pekerja tersebut mengalami suatu kelengahan yang
mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja akibat dari mesin-mesin tersebut dapat berupa
anggota tubuhnya tergilas oleh mesin yang menyebabkan anggota tubuhnya putus dan harus diamputasi.
3. Peperangan, juga merupakan bencana yang tidak
menimbulkan keuntungan bagi semua pihak, bagi mereka yang menang juga mengalami pengorbanan yang besar dan
yang kalah pun mengalami pengorbanan yang lebih banyak. Pengorbanan itu meliputi harta benda, nyawa dan ada pula
pejuang yang masih hidup namun menjalani kecacatan akibat dari peperangan, banyak para pejuang bahkan rakyat
kecil pun yang mengalami kecacatan. Cacat karena perang ini dapat berupa kaki atau lengannya dipotong amputasi,
lumpuh dan ketidakberfungsian sebagian tubuh. 4.
Cacat sejak lahir. Majunya ilmu pengetahuan dan majunya teknologi modern atau kebudayaan yang menganut faham
kebebasan yang masuk sedikit banyak akan mempengaruhi bahkan mengubah kebudayaan dan tingkah laku pergaulan
Universitas Sumatera Utara
14
masyarakat kita. Ekses dari masuknya pengetahuan dan teknologi modern tersebut tidak menimbulkan kecacatan
tubuh, misalnya karena obat-obatan yang mengakibatkan anak keturunannya lahir cacat. Sudjadi, 2005: 72-74.
2.3 Pelayanan Sosial 2.3.1 Pengertian Pelayanan Sosial