37
anak-anak berkembang salah dan sangat merugikan masa depannya jika tidak tertolong dengan pendidikan selanjutnya.
Lingkungan keluarga yang mempunyai nilai-nilai yang baik akan memungkinkan anak berkemampuan untuk melakukan pilihan terhadap sesuatu
secara baik. Sebaliknya keluarga yang tidak mempunyai nilai-nilai baik akan membiarkan anaknya. Orang tua yang baik tentu akan menuntun anak-anaknya
agar selalu memperhatikan teman sepergaulannya. Dianjurkan untuk selalu mencari teman yang baik akhlaknya, bukan sekedar mempunyai teman dalam
kehidupan tanpa memperhatikan taraf kebaikan sikap dan tingkah lakunya. Individu yang memiliki konsep diri positif akan menilai dirinya mampu,
cenderung memiliki kemandirian dan sebaliknya individu yang memiliki konsep diri negatif akan menilai dirinya sendiri kurang atau cenderung menggantungkan
dirinya pada orang lain. http:dansite.wordpress.com201010kemandirian.html?m=1, diakses pada
tanggal 19November 2015 pukul 22.23 WIB.
2.7 Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial Bagi Penyandang Disabilitas Tubuh
Walter A. Friedlander 1961 mendefenisikan Kesejahteraan Sosial adalah sistem yang terorsganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga
yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang
memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya selaras dengan kebutuhan dan keluarga
Universitas Sumatera Utara
38
masyarakatnya. Dengan kata lain, tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara, meningkatkan kemampuan individu, baik dalam memecahkan masalahnya
maupun dalam memenuhi kebutuhannya. Menurut UU Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan sosial mendefenisikan Kesejahteraan Sosial adalah kondisi
terpenuhinya kebutuhan material, spritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya. Sedangkan menurut defenisi diatas menjelaskan : 1.
Konsep Kesejahteraan Sosial sebagai suatu sistem atau “organized system” yang berintikan lembaga-lembaga dan pelayanan sosial.
2. Tujuan dan sistem tersebut ialah untuk mencapai tingkat kehidupan
yang sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan juga relasi-relasi sosial dengan
lingkunganya. 3.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan “kemampuan individu” baik dalam masalahnya maupun dalam
memenuhi kebutuhannya Muhidin, 1992:1. Berdasarkan defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
Kesejahteraan Sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik itu dibidang fisik, mental, emosional,
sosial ekonomi, ataupun kehidupan spritual. Berdasarkan PP No: 36 tahun 1980 tentang usaha kesejahteraan sosial bagi penyandang cacat dinyatakan bahwa:
Rehabilitasi adalah usaha proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk penyandang cacat sehingga mereka mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara
Universitas Sumatera Utara
39
wajar dalam kehidupan masyarakat. Usaha Kesejahteraan Sosial penyandang cacat juga terdapat pada Keputusan Mensos No: 551981 yaitu: Maka sistem
usaha kesejahteraan sosial bagi penyandang cacat dilaksanakan didalam panti dan diluar panti.
Sedangkan Sistem adalah hubungan dan saling ketergantungan diantara berbagai kelompok, dalam mewujudkan satu tujuanhasil bersama. Sistem Usaha
Kesejahteraan Sosial bagi penyandang disabilitas adalah hubungan dan saling ketergantungan antara berbagai perangkatsektor usaha kesejahteraan sosial bagi
penyandang cacat, baik langsung maupun tidak langsung hingga mampu mewujudkan satu kesatuan pelayanan yang menjamin ketuntasan upaya
penanganan.
2.8 Kerangka Pemikiran