39
wajar dalam kehidupan masyarakat. Usaha Kesejahteraan Sosial penyandang cacat juga terdapat pada Keputusan Mensos No: 551981 yaitu: Maka sistem
usaha kesejahteraan sosial bagi penyandang cacat dilaksanakan didalam panti dan diluar panti.
Sedangkan Sistem adalah hubungan dan saling ketergantungan diantara berbagai kelompok, dalam mewujudkan satu tujuanhasil bersama. Sistem Usaha
Kesejahteraan Sosial bagi penyandang disabilitas adalah hubungan dan saling ketergantungan antara berbagai perangkatsektor usaha kesejahteraan sosial bagi
penyandang cacat, baik langsung maupun tidak langsung hingga mampu mewujudkan satu kesatuan pelayanan yang menjamin ketuntasan upaya
penanganan.
2.8 Kerangka Pemikiran
Penyandang cacat tubuh atau disabilitas tubuh merupakan salah satu dari 26 penyandang masalah kesejahteraan sosial yang membutuhkan perhatian
pemerintah. Keterbatasan yang dirasakan seperti fisik atau mental atau intelektual membuat mereka sulit berkembang ke arah yang lebih baik. Mereka sangat
terbatas dalam mengakses pelayanan sosial dasar, kesempatan kerja, pendidikan serta sarana dan prasarana publik sehingga mereka sangat sulit berkembang.
Berdasarkan kondisi tersebut maka penyandang cacat tubuh perlu diberdayakan agar mereka dapat merasakan kehidupan layaknya masyarakat pada umumnya.
Kementerian Sosial Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” merupakan salah satu
Universitas Sumatera Utara
40
lembaga pemerintah yang menjadi penyelenggara bimbingan sosial dan bimbingan keterampilan otomotif, menjahit, elektronika, dan service telepon
seluler sehingga diharapkan melalui bimbingan tersebut dapat meningkatkan keberfungsian sosial dan kemandirian mereka. Kemandirian yang diperoleh
diharapkan mereka dapat menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang mereka hadapi tanpa meminta bantuan atau tergantung pada orang lain dan dapat
bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil melalui berbagai pertimbangan sebelumnya.
Selesai melakukan bimbingan, langkah selanjutnya adalah terminasi. Terminasi diartikan sebagai pelepasan hubungan antara klien penyandang
disabilitas tubuh dengan lembaga PSBD “Bahagia” Sumatera Utara. Penyandang disabilitas tubuh akan kembali ke daerah mereka masing-masing dan
melakukan kegiatan hidup mereka sehari-hari. Dalam hal ini penyandang disabilitas tubuh dituntut untuk menerapkan bimbingan yang telah diperoleh
selama di dalam PSBD “Bahagia” Sumatera Utara. Dalam penelitian ini tujuan peneliti untuk mengetahui apa dampak dari
pelayanan rehabilitasi sosial terhadap kemandirian penyandang disabilitas Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara. Seperti sudah memiliki
keberfungsian sosial, sudah mandiri dalam arti tidak bergantung terhadap orang lain, sudah mampu memimpin diri sendiri, dan sudah bertanggung jawab.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merumuskan kerangka pemikiran ke dalam bagan alur pikir sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
41
Bagan Alur
Pemikiran
2.10 Defenisi Konsep