Informan Kunci II Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Pasca Terminasi pada tahun 2014

69

c. Informan Kunci II

1. Nama : Legi Arianto 2. Jenis kelamin : Laki-laki 3. Status di Keluarga : Anak ke 9 dari 9 bersaudara 4. Usia : 34 tahun 5. Agama : Islam 6. Suku : Jawa 7. Alamat : Jln. Setia Luhur gang Mandiri LK XI 8. Pendidikan : 3 SD 9. Pekerjaan : Tukang Service Elektronik 10. Pekerjaan Orang tua: a. Ayah : Almarhum b. Ibu : Ibu Rumah Tangga Legi Arianto merupakan anak bungsu dari Ibu Sangsang, ia berusia 34 tahun dan belum menikah. Legi adalah seorang penyandang disabilitas tubuh. Ia memiliki cacat pada bagian kaki dan tangan. Awalnya Legi bukan penyandang disabilitas, namun karena kecelakaaan kerja yang dialaminya terpaksa Legi harus mengalami amputasi pada bagian kaki kiri dan lengan kirinya. Saat itu Legi berumur 23 tahun dan bekerja di bengkel las, dan pada saat ada panggilan kerja untuk membuat kanopi disebuah kantor perusahaan. Ada kutipan wawancara antara peneliti dan informan yaitu : Universitas Sumatera Utara 70 “Dulu kan aku gak tamat SMP mbak, aku minta gak usah sekolah lagi pas aku duduk di bangku kelas 3 SMP. Ku pikir-pikirkan udah malas kali aku sekolah, mending aku cari uang biar bisa beli apa yang aku mau. Waktu itu, kerjalah aku di bengkel las. Udah begitu lama lah aku kerja di bengkel las itu, tibalah pas aku berumur 23 tahun lah itu mbak kejadiannya, dipanggil kerja kami buat kanopi dikantor perusahaan. Aku dan 2 orang kawanku, kami kerja di bagian atas untuk masang kanopinya, tiba lah pas mau ngelas, aku mencolok tali wayar ke penyambungan listrik yang di kantor, pas mencolok itulah kesetrum kami semua. Kami 3 pingsan, dan gak tau lagi apa yang terjadi setelah itu. Setelah dirumah sakit, aku harus memilih diamputasi atau gak, kalo gak diamputasi kaki sama tanganku, nanti lukanya pasti nyebar dan membusuk kata dokternya, terpaksa aku milih untuk diamputasi. Tempat kerjaku cuma bayar uang rumah sakit dan gak ada aku sedikitpun dikasi pesangon atau santunan gitu pun gak ada. Sejak itulah aku cacat mbak, dan aku merasa minder kali dengan orang lain. Kawan-kawanku yang kecelakaan itu gak parah, orang itu masih bisa kerja dan gak cacat kayak aku. Sejak itu aku gak kerja lagi mbak”. Kemudian Legi mencari pekerjaan dengan berjualan topi dan tali pinggang selama 2 tahun, setelah itu Legi tidak bekerja lagi, namun jika ada panggilan teman untuk jaga parkir maka Legi akan bekerja jaga parkir, selain itu Legi hanya dirumah saja. 10 tahun Legi jenuh menjalani hidup dengan tidak bekerja, ia berpikir kapan lagi ia bisa bekerja dan bisa memiliki skill untuk masa depannya. Legi mencari informasi dari keluarga mengenai tempat untuk bisa belajar keterampilan. Legi teringat, dulu keluarga pernah menawarkan informasi tentang Universitas Sumatera Utara 71 lembaga pemberdayaan kepada Legi, namun Legi belum berniat untuk mengikuti kegiatan tersebut. Setelah Legi pikir-pikir, akhirnya ia mau untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di sebuah lembaga karena tidak mengeluarkan biaya. Kemudian keluarga mendampingi Legi untuk mendaftar ke lembaga PSBD. Setelah itu Legi mengikuti kegiatan pembelajaran yang telah ditetapkan PSBD. Legi memilih untuk mengikuti kelas bimbingan Servive Elektronik. Legi merasa senang karena ia merasa ia berkumpul dengan teman yang memiliki kesamaan dengan keadaannya. Selain itu Legi juga merasa termotivasi dengan adanya bimbingan psikososial yang membuat semangatnya untuk bangkit dan lebih berani untuk berinteraksi dengan sekitarnya. Selama di dalam PSBD Legi merasa kurang nyaman dengan keadaan PSBD, karena fasilitas yang dimiliki PSBD pada saat itu kurang memadai seperti kondisi air untuk mandi atau mencuci sering mati, fasilitas untuk berolahraga kurang memadai, dan keadaan pegawai yang kurang bersahabat kepada dirinya. Selain pekerja sosial pegawai di PSBD kurang bersahabat dengan penyandang disabilitas tubuh. Kemudian setelah itu Legi dan teman-teman melaksanakan terminasi. Setiap klien panti yang kembali kerumah daerah masing-masing akan membawa tulkit alat modal untuk membuka usaha sesuai dengan jenis keterampilan yang ditekuni oleh klien. Tulkit bisa dibawa oleh penyandang disabilitas yang telah mengikuti bimbingan hingga sampai selesai. Legi kembali kerumah dan Legi membuka usaha dirumah dengan bermodalkan tulkit yang diberikan oleh PSBD. Setiap hari Legi bekerja sebagai tukang service elektronik. Legi juga dipanggil costumer untuk memperbaiki barang elektronik dirumah costumer. Universitas Sumatera Utara 72

d. Informan Utama II

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara

5 72 112

Pengaruh Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara

0 0 16

Pengaruh Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Program Bimbingan Keterampilan Terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh di Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara

0 0 11

Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Pasca Terminasi pada tahun 2014

0 0 8

Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Pasca Terminasi pada tahun 2014

0 0 3

Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Pasca Terminasi pada tahun 2014

0 0 10

Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Pasca Terminasi pada tahun 2014

0 0 32

Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Pasca Terminasi pada tahun 2014

0 0 3

Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara Pasca Terminasi pada tahun 2014

0 0 6