91
“Waktu Hendri pulang dari PSBD bapak Hendri bangun kios kecil disamping rumah ini untuk Hendri buka usaha. Karna kan kios itu cocok untuk
Hendri buka usaha bagusi TV, mesin cuci, atau kipas angin. Kan sesuai dengan yang dipalajari si Hendri di PSBD kata Hendri. Kebetulan kan disini yang bukak
usaha kek gini pun jarang, adapun ya agak ke kota. Pas si Hendri disana memang udah dibilangnya kian pas kami telfon dia. Makanya pas dia pulang langsung
ajalah dibuat, biar ada kegiatannya”. Ibu Hendri mengatakan bahwa banyak sikap Hendri yang berubah setelah
kembali dari PSBD. Hendri lebih rajin, lebih peduli dengan keluarga, lebih semangat dan tidak minder lagi untuk kerja. Ada kutipan wawancara antara
peneliti dengan informan, yaitu: “Ya begitu dia pulang dia memang lebih semangat ibu lihat. Apalagi
setelah udah buka usaha ini, dia lebih rajin ibu lihat. Hendri juga udah mau kasi sama ibu uang hasil kerjanya, dia mau ngasih Rp15.000 atau Rp20.000an lah,
gak menentu soalnya. Ya gak bergantung sama orang tua lagi lah. Padahal ibu pikir lepas untuk beli rokoknya aja pun udah lumayanlah. Gak nyangka ibu, uang
untuk belanja pun mau dia kasi sama ibu. Liat dia yang kek gitu ibu pun senang, karna udah bisa dia mandiri, udah bertanggung jawab juga sebagai anak bantu
ekonomi keluarga. Yah, harapan ibu dia bisa lebih maju lagi lah usahanya”.
i. Informan Tambahan I
Nama : Ade Dwi Rizky
Jenis Kelamin : Perempuan
Universitas Sumatera Utara
92
Usia : 29 tahun
Agama :
Islam Suku
: Jawa
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan :
Pekerja Sosial
Alamat :
Jln. Kiwi
No.145
Informan tambahan dalam penelitian ini adalah para pekerja sosial yang ada di dalam PSBD. Pekerja sosial yang merupakan pembimbing dari penyandang
disabilitas tubuh yang diteliti. Informan tambahan pertama ialah Ibu Ade yaitu pekerja sosial yang telah membimbing Raka dan Ayu. Beliau mengatakan bahwa
Raka dan Ayu adalah klien yang disiplin dan baik. Namun, Raka dan Ayu sama- sama masih minder untuk berkumpul dengan teman-temannya yang lain. Mereka
cenderung lebih diam dibandingkan dengan teman-temannya yang lain. Akan tetapi,Raka dan Ayu disiplin untuk mengikuti bimbingan kelas keterampilan dan
bimbingan kelas psikososial dan psikologi. Setiap pagi penyandang disabilitas tubuh juga melakukan bimbingan
motivasi, dimana bimbingan ini dilakukan untuk sharing antara pekerja sosial dan penyandang disabilitas tubuh yang bertujuan untuk menyelesaikan segala masalah
yang dihadapi oleh penyandang disabilitas tubuh dan memberikan semangat kepada penyandang disabilitas tubuh. Dalam bimbingan motivasi tersebut Raka
dan Ayu selalu sharing tentang hal-hal yang mereka hadapi, seperti bagaimana
Universitas Sumatera Utara
93
caranya agar lebih berani untuk berinteraksi dengan orang lain, bagaimana caranya agar tidak merasa minder terhadap orang lain, dan sebagainya.
Bimbingan motivasi sangat membantu Raka dan Ayu, sehingga semakin hari mereka semakin lebih mengalami perubahan yang lebih baik. Tidak banyak
kendala yang dihadapi Ibu Ade dalam membimbing Raka dan Ayu, karena Raka dan Ayu adalah klien yang semangat untuk membangun diri.
j. Informan Tambahan II
Nama : Frans Edianus Sitepu, A.KS,MP.SSP
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 47 tahun
Agama :
Khatolik Suku
: Karo
Pendidikan Terakhir : Magister
Pekerjaan :
Pekerja Sosial
Alamat : Jln. Williem Iskandar Gang.Gembira no.17d
Informan Tambahan II adalah Pak Frans, beliau adalah peksos pembimbing Legi dan Suhendri. Sehari-hari Legi dan Suhendri sering terlihat bersama, dimana
mereka selalu duduk sama di ruang makan, di kelas bimbingan psikososial dan psikologi maupun di kelas bimbingan keterampilan. Hal tersebut terjadi karena
Suhendri adalah penyandang disabilitas yang terlambat masuk untuk mengikuti pembinaan di PSBD. Suhendri juga pernah berencana untuk keluar dari PSBD
Universitas Sumatera Utara
94
karena ia merasa jenuh selalu di dalam panti dan tidak bisa bebas untuk keluar masuk panti. Namun, Legi sebagai teman selalu memberi semangat dan masukan
untuk membuka pikiran Suhendri sehingga Suhendri tidak jadi keluar dari PSBD. Sejak itulah mereka terlihat kompak dan saling mendukung satu sama lain.
Legi merupakan klien yang baik dan smangat untuk mengikuti pembinaan, ia merupakan klien yang cepat menangkap pelajaran. Legi juga merupakan klien
yang mau membantu temannya yang kurang mengerti mengenai belajar keterampilan. Kemudian Suhendri adalah klien yang baik, dan termasuk klien
yang rajin dalam mengikuti kelas bimbingan. Namun, klien Suhendri sulit untuk menangkap pelajaran keterampilan service elektronik yang ia ikuti, hal tersebut
membuat Suhendri menjadi bosan, sehingga Legi turut campur tangan untuk membantu instruktur service elektronik dalam mengajari Suhendri.
Hal tersebut membuat kedua klien menjadi sering terlihat bersama dan menjadi teman yang kompak. Semakin hari Legi dan Suhendri semakin
mengalami kemajuan, seperti semakin berani dan memiliki percaya diri, semakin semangat dan memiliki harapan yang mereka inginkan setelah terminasi dari
PSBD.
5.2 Analisis Data