Gambaran Perbedaan Mean Persepsi Mahasiswa FKIK UIN Syarif

69

BAB VI PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. Intepretasi hasil akan membahas mengenai hasil penelitian yang dikaitkan dengan teori yang ada pada tinjauan pustaka, sedangkan keterbatasan penelitian akan memaparkan keterbatasan yang terjadi selama pelaksanaan penelitian.

A. Karakteristik Responden

Menurut Thoha 2004 perbedaan karakteristik responden menyebabkan perbedaan dalam mempresepsikan sesuatu, termasuk persepsi terhadap IPE. 1. Program Studi Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun pelajaran 2010 sampai tahun 2013. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 143 orang. Responden Program Studi Kesehatan Masyarakat berjumlah 37 orang 25.9, responden Program Studi Farmasi berjumlah 37 orang 25.9, responden Program Studi Ilmu Keperawatan berjumlah 35 orang 23.8, dan responden Program Studi Pendidikan Dokter berjumlah 34 orang 24.5. Jumlah terbesar responden ada pada Program studi Kesehatan Masyarakat dan Farmasi, ini dikarenakan peneliti membagi rata jumlah responden untuk tiap program studi. 70 Setelah mengumpulkan semua kuesioner yang telah diisi peneliti memeriksa kembali kuesioner yang lengkap dan bisa dipakai, dan mengeluarkan kuesioner yang tidak lengkap. Maka didapatkan ketidaksetaraan jumlah pada Program Studi Ilmu Keperawatan dan Pendidikan Dokter. 2. Angkatan Pengelompokkan responden berdasarkan kategori angkatan juga menyetarakan dalam jumlah per-angkatan, dan mengeluarkan kuesioner yang tidak lengkap. Terlihat dari jumlah responden yang terlibat berjumlah 143 orang. Responden angkatan tahun 2013 berjumlah 39 orang 27.3, angkatan tahun 2012 berjumlah 34 orang 23.8, angkatan tahun 2011 berjumlah 38 orang 23.8, dan angkatan tahun 2010 berjumlah 32 orang 22.4. Angkatan yang paling banyak terlibat adalah angkatan tahun 2013, lalu tahun 2011, tahun 2012, dan angkatan tahun 2010. Peneliti hanya mengambil responden dari angkatan 2013 sampai angkatan tahun 2010 karena masih aktif berada di kampus FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jenis Kelamin Pada kategori jenis kelamin sebanyak 94 orang 65.7 berjenis kelamin perempuan dan laki-laki 49 orang 34.3. Hal ini berkaitan dengan sistem pengambilan responden secara stratfied random sampling dan data menurut Badan Kepegawaian FKIK UIN Syarif Hidayatullah 71 Jakarta jumlah mahasiswa FKIK tahun 2010-2013 yang menyatakan sebagian besar mahasiswa FKIK adalah perempuan. 4. Pendidikan Akhir Mayoritas mahasiswa FKIK berlatar belakang pendidikan SMA berjumlah 93 orang 65, lalu terbesar kedua adalah MA berjumlah 25 orang 17.5, terbesar ketiga adalah Pesantren berjumlah 23 orang 16.1, dan yang paling sedikit adalah SMK yaitu 2 orang 1.4. Keberagaman latar belakang pendidikan dikarenakan UIN Syarif Hidayatullah memiliki 5 jalur penerimaan mahasiswa baru UIN, 2010. Dominasi pada mahasiswa dengan latar belakang SMA disebabkan karena teknik pengambilan responden secara stratfied random sampling dan kuota terbesar penerimaan ada pada mahasiswa berlatar belakang SMA. FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalah salah satu perguruan tinggi yang dibawah naungan Departemen Agama, maka terdapat program yang menerima mahasiswa pada jalur beasiswa yang diberikan oleh departemen agama untuk santri-santri berprestasi dalam program nya yaitu „santri menjadi dokter’ maka terlihat jumlah responden kedua dan ketiga terbesar adalah mahasiswa dengan berlatar belakang MA dan pesantren. 72 5. Umur Kategori umur, dari jumlah responden sebanyak 143 orang angkatan 2010 samapai 2013 menunjukkan umur terendah adalah 15 tahun dan umur tertinggi yaitu 23 tahun. Mahasiswa umur 15 tahun adalah mahasiswa berjenis kelamin laki-laki, Program Studi Farmasi angkatan 2012 dan berpendidikan akhir pesantren. Sedangkan mahasiswa umur 23 tahun adalah mahasiswa berjenis kelamin laki-laki, Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2010 dan berpendidikan akhir pesantren.

B. Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional Education

1. Komponen Persepsi Mahasiswa FKIK terhadap Interprofessional

Education Pernyataan dalam kuesioner yang di susun oleh peneliti merupakan hasil modifikasi dari penelitian McFadyen 2007 dan Luecht et. al. 1990. Peneliti memasukkan 12 pernyataan asli yang telah direvisi oleh McFadyen dalam penelitiannya yang dibuat oleh Luecht et al 1990 dan menambahkan 6 item pernyataan dalam penelitian Luecht 1990 yang tidak digunakan oleh McFadyen, kemudian peneliti menambahkan 1 item pernyataan untuk melengkapi komponen yang hanya terdiri dari 2 pernyataan. Jumlah keseluruhan adalah 19 item pernyataan. Setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan faktor analisis didapatkan data yang disajikan pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 menunjukkan adanya 4 faktor yang terbentuk, diantaranya item pernyataan nomor 3, 9, 10, 11, 73 12 dan 14 membentuk faktor pertama, item pernyataan nomor 2, 7, 8, 13, 17, dan 18 membentuk faktor kedua, item pernyataan nomor 15, 16, dan 19 membentuk faktor ketiga, dan item pernyataan nomor 4, 5, dan 6 membentuk faktor keempat. Komponen persepsi terhadap IPE dibagi menjadi 4 komponen yaitu komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, kompetensi dan otonomi, pemahaman terhadap profesi lain, dan kebutuhan untuk bekerjasama Luecht, 1990. Faktor pertama terbentuk menjadi komponen persepsi tentang bekerjasama yang sesungguhnya, faktor kedua terbentuk menjadi komponen kompetensi dan otonomi, faktor ketiga terbentuk menjadi komponen pemahaman terhadap profesi lain, dan faktor keempat terbentuk menjadi komponen kebutuhan untuk bekerjasama. Luecht et al 1990 dalam penelitiannya memiliki 18 item pernyataan pengukuran persepsi terhadap IPE, namun dalam penelitian McFadyen yang merevisi teori tersebut, ia mengeluarkan 6 item pengukuran karena dianggap item tersebut bisa masuk kedalam komponen lain, dan beberapa pernyataan ada yang tidak valid secara statistik McFadyen, 2007. McFadyen menjelaskan bahwa komponen „pemahaman terhadap profesi lain’ tidak semestinya digunakan untuk menilai pemahaman terhadap profesi lain kepada mahasiswa tingkat akademik yang belum terpapar dalam lingkungan kerja interprofesional. Komponen „pemahaman terhadap profesi lain’ seharusnya digunakan untuk