9
pengambilan data dengan menyebarkan kuisioner yang diadaptasi dari Interdiciplinary Education Perception Scale IEPS diadopsi dari McFadyen
et al 2007 dan ditambah kuesioner asli IEPS milik Luecht et al 1990 yang kemudian peneliti modifikasi kembali. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Mei 2014. Subjek yang diteliti adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah yang terdiri dari mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan, Farmasi, Kesehatan Masyarakat, dan Kedokteran.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Interprofessionalisme
1. Interprofessional Collaboration IPC
Kolaborasi memiliki definisi yang beragam. Berdasarkan pendapat beberapa ahli, definisi kolaborasi mengacu pada kerja sama, proses
interaksi, hubungan timbal balik, dan proses penggabungan pemikiran diantara beberapa orang yang saling berkaitan satu sama lain. Menurut
Lindeke dan Sieckert 2005, kolaborasi merupakan proses kompleks yang membutuhkan sharing pengetahuan yang direncanakan atau yang
disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk merawat pasien, dan terkadang itu terjadi dalam hubungan yang lama antara tenaga
profesional kesehatan. Profesi tenaga kerja kesehatan seperti dokter, perawat, farmasi, ahli
gizi, dan fisioterapi dapat saling berkolaborasi secara efektif untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Kolaborasi yang terjadi diantara
praktisi kesehatan tersebut melahirkan suatu istilah yang disebut dengan Interprofessional Collaboration IPC HPEQ, 2010. Ada
beberapa deskripsi
yang dapat
menjelaskan Interprofessional
Collaboration dalam penyediaan layanan kesehatan. Menurut College of Nurses of Ontario 2008, Interprofessional Collaboration adalah kerja
sama dengan satu atau lebih anggota tim kesehatan untuk mencapai tujuan
11
umum dimana masing-masing anggota memberikan kontribusi yang unik sesuai dengan batasannya masing-masing.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Teresa Broers
2009 Interprofessional Collaboration didefinisikan sebagai beragam profesi yang bekerja bersama sebagai suatu tim yang memiliki tujuan
untuk meningkatkan kesehatan pasien klien dengan saling mengerti batasan yang ada pada masing-masing profesi kesehatan. Interprofessional
Collaboration adalah proses dalam mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara pelajar, praktisi, pasien klien
keluarga serta masyarakat untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan CIHC, 2010.
Pelayanan kesehatan yang bermutu dapat dicapai dengan praktik kolaborasi. Canadian Interprofessional Health Collaborative 2009
memaparkan bahwa kolaborasi terjadi ketika pemberi pelayanan kesehatan bekerja bersama dengan rekan seprofesi, dengan rekan selain profesinya,
dan dengan pasien dan keluarganya. Penggunaan bahasa yang tepat ketika berbicara dengan profesi kesehatan lain atau pasien serta keluarganya
perupakan salah
satu keuntungan
praktek kolaborasi.
Berbagi tanggungjawab antara dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain atas
penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan untuk merumuskan dan menyediakan rencana perawatan pasien dalam kolaborasi meningkatkan
kesadaran akan keilmuan dan keterampilan sesama anggota tim sehingga peningkatan keterampilan pengambilan keputusan dapat berlanjut