“enggo ngo keppeken peahen inang ni berruna mengukat berru ni inangna…,hargaan mono kepeken riar ni kalak asa berru ni inangna…” rupanya telah bosan ibuku memberi makan
putrinya atau lebih berharga uang orang lain daripada putrinya…. Makanan tersebut sering juga disebut dengan istilah Nakan Pengendo Tangismakanan
untuk dapat menangis. Seorang wanita rading berru akan mendampingi calon pengantin perempuan untuk mengunjungi dan berpamitan kepada semuakerabat dan keluarganya. Kerabat
atau keluarga yang dijumpai adalah saudarakandung ayahnya, saudara laki-laki ibunya, saudara perempuan ibunya dan saudara sepupunya.Semua keluarga yang dikunjungi oleh siperempuan
harus memberikanmakanan dan hadiah kepada siperempuan yang berupa perhiasan dan pakaian baju,selendang, dan mandar.Pihak keluarga juga memberikan nasehat atau didikankepada
siperempuan bagaimana hidup berkeluarga dan menjadi seorang isteri.Harus hormat kepada suami dan pihak keluarga suami, juga sayang kepada anak-anak.
4.2.1 Upacara Perkawinan
Upacara perkawinan biasanya dilaksanakan di kediaman orangtua calonpengantin perempuan dan itulah yang ideal menurut adat Pakpak.Sekarang ini sering juga dilaksanakan di
rumah calon pengantin laki-laki tergantung kesepakatan kedua belah pihak.Hari pernikahan telah tiba sesuai kesepakatan dan para kerabat laki-laki punberangkat ke rumah pengantin perempuan.
Pihak perempuan telah menunggu pihakkerabat laki-laki di halaman rumah mereka dimana berru mbelen berdiri paling depan dengan membawa pinggan yang berisi beras yang dilapisi dengan
sumpit kembal. Sebelum masuk pihak kerabat laki-laki harus melangkahi bara api yang diletakkan oleh pihak pengantin perempuan di depan rumah yang mempunyai arti
untukmenghangatkan jiwa dan pikiran para kerabat pengantin laki-laki.
Setelah rombongan memasuki rumah, maka pihak pengantin perempuan,pihak beru mbelen menyiramkan beras sambil berkata:
“Ndates mo beritanta karina, panjang umur si tua-tua melaun tua, anak-anakndor mbelen, pedas mo tendi mi juma mi rumah lambang dukut mberas page”makin tinggilah berita,
panjang umur orangtua, anak-anak lekas besar, hangatlah jiwa kita ke ladang dank e rumah, hasil padi melimpah ruah.
Pihak berru pengantin laki-laki selanjutnya menyerahkan oleh-oleh yaitu makanan yang disebut nakan luah.Lauknya terdiri dari ayam yang telah dipotong-potong sesuai
ketentuan.Ayam yang dipotong-potong tersebut harus sesuai dengan adat yang berlaku dan tidak boleh salah atau kurang dari kesepakatan. Jika hal ini terjadi, maka pihak persinabul laki-laki
harus memberikan uang kepada persinabul perempuan. Begitu juga dengan pujian yang diberikan oleh pihak persinabuperempuan jika potongan-potongan ayam tersebut telah lengkap
harus dibayar oleh pihak persinabul laki-laki dengan uang. . Bukan hanya pihak laki-laki saja yang akan memberikan makanan kepadapihak kerabat
perempuan, tetapi pihak kerabat pengantin perempuan jugamenyerahkan makanan-makanan ringan berupa pinahpah, nditak tepung beras, pisang, dan tebu. Acara ini disebut merdohom
dan biasanya pihak kerabat laki-laki juga menanyakan berapa jumlah makanan yang disediakan dan setiap makanan ituditutupi dengan daun pisang dan piringnya dilapis dengan kembal
sumpit. Selesai acara nikah kemudian dilakukan acara makan bersama. Pada saatmakan pihak
pengantin perempuan menyerahkan ndiadepen kepada pihak pengantin laki-laki yang disebut nakan penjalon. Sebaliknya pihak kerabat pengantin laki-laki menyerahkan ndiadepen pada
pihak pengantin perempuan yang disebut nakansilempoh panas.Pemberian nakan kela makanan pengantin diserahkan oleh ibu pengantin perempuan setelah pemberian ndiadepen selesai
dilaksanakan. Persulangen dalam adat Pakpak biasanya telah tertentu siapa-siapa yang menerima dan tidak perludibicarakan lagi pada saat upacara, karena mereka berpendapat bahwa
yang bukanmiliknya tidak bisa diambil atau dimakan, karena ini akan membuat dia merasa malu karena mengambil yang bukan miliknya dan bahkan orang menganggap dia tidaktahu adat.
Selesai acara pembagian sulang dilanjutkan kepada penyelesaian utang-utang adat yang telah disepakati bersama.
Saat membicarakan mas kawin pertama diselesaikan adalah mas kawin untuksukut selanjutnya kepada pihak-pihak lain yang berhak menerimanya. Sebelum pembicaraan mas
kawin dilakukan, terlebih dahulu si ibu pengantin perempuandiberikan minuman yang isinya berupa air beras yang dicampur dengan air asam.
Pihak kelauraga akan memberikan kata-kata pada saat menyerahkan minumantersebut, seperti berikut:“Enum kemo ndirabaren en, asa malum mo karina nasa similias deket
simengentek”minumlah kiranya sembuhlah segala yang sakit sakit hati dan sakit yangmendenyut.
Sebelum menerima mas kawin, secara bergilir semua pihak pengantinperempuan terlebih dahulu menyerahkan adatnya yang disebut penjukuti hewan ternak,beras, kembal, tikar,
sumpit, nditak kue dari tepung beras, pinahpah atau tipa-tipa, lemang, tebu, dan pisang. Pada saat itu juga sebelum pemberian mas kawin, orangtua perempuanmengajukan
permintaan khusus kepada pihak kerabat laki-laki. Permintaan ini khusus diberikan kepada ibu pengantin perempuan yang disebut dengan gedo-gedo atau todoan.Besarnya nilai gedo-gedoatau
todoan ini tergantung kesepakatan diantara kedua belah pihak dengan mengacu kepada kesanggupan dari pihak laki-laki untukmemenuhinya. Hal ini disepakati pada saat mengkata
utang, dan biasanya bentuk dari gedo-gedo itu adalah emas. Gedo-gedo atau todoan mempunyai arti bahwa ibulah yang mengandung, melahirkan, merawat, dan membesarkan anak gadisnya,
dimanasaat ini telah menjadi milik orang lain dan harus berpisah dari ibunya. Pada saat menerima mas kawin si ibu pengantin perempuan berdiri sambilmengucapkan
kata-kata: “En mo tuhu nggo kujalo tokor berungku, asa ndates mo berita kelangku
deketberrungku, meranak merberu beak gabe neayur ntua” inilah sudah kuterima mas kawin putriku kiranya makin dikenal masyarakatlah kabar menantu danputriku, lahirlah anak laki-laki
dan perempuan, terpandang dan berumurpanjang. Selesai mengucapkan kata-kata tersebut si ibu mengambil beras dari pinggandan
disiramkan ke atas kepala pengantin dan seluruh keluarga laki-laki. Pada saat menerima mas kawin orangtua pengantin perempuan berdiri bersama-sama dengansemua keluarga dekat dan
pada saat itu pula mereka menyampaikan kata-kata berkat melalui pantun. Beberapa oles yang harus diberikan oleh pihak kerabat pengantin laki-laki selain yang telah disepakati saat mengkata
utang, yaitu oles pergemgem untuk pemerintah setempat, oles persinabul diberikan kepada pengetua adat, reme-reme ijuluu tapin biasanya berupa uang utuk dibagi-bagikan kepada
undangan lainnya yang menghadiri pesta pernikahan tersebut, kemudian oles pemasu-masun untuk yang beragama Kristen yang diberikan kepada pendeta yang melakukanpemberkatan.
4.2.2 Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Perkawinan