Adat Pakpak yang Kurang Mendapat Perhatian Dari Masyarakat Adat Pakpak yang Kurang Mendapat Dukungan Pemerintah

4.3 Faktor Internal 1. Adat Pakpak yang Rumit

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan penelitian bahwa menurut mereka pelaksanaan adat Pakpak yang dirasakan oleh masyarakat saat ini sangat rumit dan terlalu banyak.Seperti yang diungkapkan seorang informan sebagai raja adat, berubahnya adat perkawinan yang digunakan oleh Pakpak Kelasen dengan menggunakan adat Batak Toba diakibatkan sangat sulit mencari bahan-bahan yang diperlukan untuk pesta perkawinan dan itu sulit didapatkan pada saat ini. Dalam adat Pakpak harus dipersiapkan belagen kembal, tikar, baka sumpit kecil, cinahpah, pisang, beras, lemang,nitak, ayam, dangaram. Untuk mempersiapkan semua itu sangat sulit, apalagi belagen kembal dan baka sudah sangat sulit dan jarang ditemukan.Hal ini disebabkan pengrajinpembuat belangen kembal dan baka sudah tidak ada lagi, begitu juga dengan bahan untuk membuatnya yaitu daun pandan tidak ada ditanam lagi.Para orangtua juga tidak mau mewariskan atau mengajari anak-anaknya untuk menenun belagen kembal dan tikar ini.Sehingga saat ini sudah sangat jarang ditemukan orangtua dan anak muda yang dapat membuat belangen kembal, tikar, baka, dan cinahpah tipa-tipa.Mereka berpendapat bahwa semua itu sangat sulit dibuat dan merupakan pekerjaan yang membosankan.Bahkan ada anggapan dikalangan masyarakat muda Pakpak Kelasen membuat belangen kembal sudah tidak zamannya lagi. 34 Menurut informasi dari para informan bahwa perkembangan adat Pakpak daritahun ke tahun mulai mengalami penurunan yang disebabkan kurangnya dukungandari masyarakat

2. Adat Pakpak yang Kurang Mendapat Perhatian Dari Masyarakat

34 Wawancara dengan Gustaman Tumanggor, 32 Agustus 2014 di Manduamas Pakpak umumnya dan Pakpak Kelasen khususnya.Mereka tidak maumengembangkan dan mendukung adat kebudayaannya sendiri, bahkan seperti inginmenghilangkan kebudayaannya. Bahkan masyarakat Pakpak Kelasen lebihmelestarikan dan mengembangkan budaya etnis lain, yaitu budaya Batak Tobadengan menggunakan adat itu dalam upacara pesta perkawinan mereka. Ini jugasangat mempengaruhi dalam pelestarian adat budaya Pakpak. Banyak masyarakat Pakpak Kelasen saat ini kurang peduli terhadapkebudayaannya sendiri, sehingga mereka tidak lagi mempertahankan danmelestarikan kebudayaannya.Dikalangan masyarakat Pakpak Kelasen tidak adaregenerasi terhadap adat Pakpak. Orangtua dan para tokoh adat tidak menurunkan dan melestarikan kebudayaan itu kepada generasi muda, malah mereka menggunakanadat kebudayaan lain dan meninggalkan budayanya sendiri. Jika ingin tetapmelestarikan adatnya, maka para orangtua dan tokoh-tokoh adat harus tetap memakai dan melestarikan adat Pakpak yang selama ini sudah mulai ditinggalkan.Lambat laun pada generasi yang berikutnya tidak lagi mengetahui adat Pakpak dan lebihmengenal adat Batak Toba. Para anak-anak muda atau generasi muda di wilayah Si Onom Hudon juga ikut-ikutan terhadap apa yang dilakukan oleh paraorangtua dan kurang perhatiannya untuk lebih mendalami adat mereka sendiri.Bahkan mereka juga meminta kepada para orangtua jika ingin melaksanakanperkawinan sebaiknya menggunakan adat Batak Toba.

3. Adat Pakpak yang Kurang Mendapat Dukungan Pemerintah

Selama ini pihak pemerintah tidak memberikan dukungan yang besar terhadappelestarian Kebudayaan Pakpak.Pemerintah cenderung mengikuti keinginan darimasyarakat yang menggunakan adat Batak Toba dalam pesta adat perkawinan.Para tokoh adat sudah sering meminta kepada pemerintah untuk melakukan langkah-langkah pelestarian adat Pakpak dengan menggiatkan kembali usaha perkebunandaun pandan sebagai bahan dasar pembuatan kembal dantikar.Serta meminta kesiapan pemerintah untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentangpentingnya melestarikan adat Pakpak. Seharusnya pemerintah setempatlah yang harus mengajak setiap tokoh adat,para orangtua, dan generasi muda untuk melestarikan adat mereka sendiri.Peranpemerintah adalah mengajak masyarakat untuk menanam kembali daun pandansebagai bahan dasar untuk membuat belangen kembal dan tikar, juga mendirikan atau membuat usaha tenunan belagen kembal dan tikar. Kenyataannya saat ini pemerintah belum memberikan perhatian yang serius bagaimana cara supaya adat Pakpak initetap dilestarikan dan tetap digunakan terutama bagi generasi muda.

4.4 Faktor Eksternal