Keadaan Demografi Sejarah Suku Pakpak Kelasen di Manduamas

2.2 Keadaan Demografi

Penduduk Manduamas mayoritas adalah Suku Pakpak Kelasen. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah Bahasa Pakpak dan Bahasa Batak Toba. Selain itu ada juga suku Batak Toba. Suku Batak Toba adalah suku terbanyak kedua di Manduamas. Lahan Kecamatan Manduamas sangat cocok untuk tanaman muda dan keras seperti kelapa sawit, karet dan jagung. Salah satu tanaman utama di Manduamassaat ini adalah kelapa sawit.Sistem mata pencaharian mayoritas penduduk desa Kecamatan Manduamas adalah bertani.Ada juga beberapa orang yang bekerja sebagai pegawai negeri seperti guru, namun mereka juga bertani sebagai pekerjaan sampingan.Sebagian pendudukada juga yang bekerja sebagai pedagang atau wiraswasta dan mereka jugamempunyai lahan pertanian sebagai tambahan untuk kehidupan mereka sehari-hari.Berdasarkan sensus penduduk tahun 1990 penduduk Manduamas terdiri dari 19.449 jiwa, masing-masing terdiri dari 9845 laki-laki dan 9676 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut. No Kelompok Umur Jumlah 1 0-6 Tahun 5091 2 7-12 Tahun 4502 3 13-18 Tahun 2918 4 19-30 Tahun 2542 5 31-45 Tahun 2039 6 46-59 Tahun 1398 7 60 Tahun keatas 1031 Sumber : Manduamas dalam Angka 1990 Berdasarkan tabel di atas, struktur penduduk Kecamatan Manduamas tahun 1990 tergolong berstruktur muda, dimana jumlah penduduk yang berumur di bawah 15 tahun sebanyak 7570 orang. Penduduk berumur antara 15-64 tahun sebanyak 11304 orang. Sedangkan penduduk berumur 60 tahun keatas sebanyak 1031 orang.

2.3 Sejarah Suku Pakpak Kelasen di Manduamas

Mengenai asal usul dari etnis Pakpak Kelasen belum dapat dipastikan darimana asal nenek moyang mereka.Tetapi ada dugaan bahwa nenek moyang etnisPakpak Kelasen berasal dari India Selatan.Asal usul nenek moyang etnis Pakpak Kelasen berasal dari India Selatan, yaitu berada di daerah Kalasem Kalasemmerupakan tempat suci bagi orang India.Pada awalnya orang India Selatan datang ke Nusantara melalui daerah pesisir pantai barat yaitu Barus.Sebab Barus merupakan pusat bandar perdagangan yang cukup ramai didatangi oleh musafir asing yangdatang ke Nusantara. 7 Cerita lain menyatakan bahwa pernah datang serombongan armada dariIndia Selatan yang terdampar di daerah pesisir barat pulau Sumatera yaitu Barus.Orang-orang India tersebut adalah orang Tamil yang jumlahnya kurang lebih 1500orang dan mereka menyebar masuk ke pedalaman Barus dengan membawa armadagajah putih sebagai alat transportasi. Inilah yang diyakini sebagai nenek moyang etnis Pakpak Kelasen.Pada waktu orang India itu datang ke Barus, mereka juga membawa kebudayaan asli mereka dari India Selatan.Ini dapat dilihat dari bukti peninggalan kebudayaan Pakpak umumnya yang juga merupakan pengaruh kebudayaan 7 Ery Soedewo ,Jejak Keindiaan Hindu-Buddha Dalam Kebudayaan Pakpak, dalam Berkala Sangkhakala, 2010 India,seperti Mejan patung batu yang berbentuk gajah yang sedang ditunggangi.Patung ini masih ada dan terdapat di Kabupaten Pakpak Barat.Penyebutan nama‘Kelasen’ juga berasal dari India. Pada awalnya kataKelasen berasal dari kata ‘Kalasem’ yang merupakan suatu tempat di India Selatan.Lambat laun kata Kalasem ini berubah menjadi Kelasen yang menjadi sub bagianetnis Pakpak yang berada di Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah. 8 Persamaan lain antara etnis Pakpak Kelasen dengan orang India adalahdalam hal pembakaran mayat. Sebelum masuknya pengaruh Agama Kristen ke daerahKelasen, pembakaran mayat merupakan tradisi yang dilakukan jika ada orang yangmeninggal.Sama halnya dengan di India juga melakukan pembakaran mayat jika ada yang meninggal dunia. Pembakaran mayat ini termasuk dalam upacara Njahat dalam adat Pakpak. Namun pembakaran mayat ini tidak dilakukan lagi sejak masuknya Agama Kristen ke daerah Pakpak Kelasen.Begitu juga dengan bumbu masakan tradisional Pakpak umumnya tetapmenyerupai dengan bumbu khas India, yaitu menggunakan kunyit.Dalam masakanPakpak, kunyit sangat dominan digunakan misalnya masakan tradisional Pakpak,yaitu Pelleng 9 yang menggunakan kunyit. 10 Pakpak Kelasen terdiri dari dua bagian berdasarkan asal-usulnya.Pertamaadalah berasal dari India Selatan yang merupakan penduduk asli di Kelasen.Keturunan dari India ini adalah Mpu Mada sebagai nenek moyang etnis PakpakKelasen.Sebelum Mpu Mada datang ke daerah Kelasen, pada awalnya dia menetapdi Barus dan menikah dengan boru Pohan. Dari hasil perkawinan itu, Mpu Madamendapatkan 6 orang anak yang juga menjadi marga asli Pakpak 8 Ibid, hal 41 9 Makanan tradisional Pakpak ini terbuat dari beras yang ditanak hingga menjadi bubur beras. Selama proses memasak dicampurkan bumbu seperti bawangrambu, cabe, jahe, lada, santan kelapa dan yang paling utama adalah kunyit. Semua bumbu dimasukkan hingga tercampur merata. 10 Lister Berutu, Aspek-Aspek Kultural Etnis Pakpak, Medan: Monora, 2002 Kelasen, yaituTendang Tondang, Rea Banuarea, Manik, Gajah, Berasa, dan Beringin. Merekapindah ke daerah Kelasen yang pada waktu itu belum ada yang menguasai. Kedua, etnis Pakpak Kelasen yang berasal dari Batak Toba dan menjadibagian dari Pakpak Kelasen.Marga Batak yang datang ke Kelasen yaitu margaSimbolon Tuan atau Oppu Tuan Nahoda Raja.Sedangkan keturunan dari Nahoda Rajaterdiri dari 6 marga atau yang disebut dengan Si Onom HudonSiennem Kodin 11 Sejak saat itu keturunan Mpu Mada mulai meninggalkan Tanah Kelasen danmerantau untuk mencari daerah kekuasaan di daerah lain yang belum dikuasai, seperti marga Tendang pergi ke wilayah Simalungun marga Tondang, di Tapanuli Selatanmenjadi marga Matondang. Manik dan Banuarea pergi ke Salak Kabupaten PakpakBarat, Gajah dan Beringin pergi ke Pakkat dan Manduamas Tapanuli Tengah, yang tinggal hanya marga Berasa.Sehingga ini memudahkan bagi keturunan Si OnomHudon menguasai seluruh tanah Pakpak Kelasen.Terjadilah perselisihan antaramarga Berasa dengan marga Si Onom Hudon karena penguasaan tanah yangdilakukan marga Si Onom Hudon.Marga Berasa yang hanya tinggal sendiri tidakdapat mempertahankan daerah kekuasaannya, membuat marga Berasa harus keluardari tanah Kelasen dan pergi ke wilayah Aceh Singkil.Akibat penguasaan tanah yang .Keturunan SimbolonTuan Nahoda Raja adalah marga Tinambunan, Tumanggor, Maharaja, Turutan,Pinayungan, dan Nahampun.Ketika Nahoda Raja datang ke daerah Kelasen, awalnyadia melakukan adaptasi dengan keturunan Mpu Mada.Awalnya sebagai pendatangyang belum memiliki tanah kekuasaan Tuan Nahoda Raja meminta sedikit tanahuntuk tempat tinggal dan untuk bertani.Maka keturunan Mpu Mada memberikantanah, yaitu Pearaja Si Onom Hudon Utara. 11 enam periuk yang berarti enam keturunan Nahoda Raja yang telah mandiri dengan membagikan sebidang tanah dengan sebutan Si Onom Hudon dilakukan oleh marga Si Onom Hudonmembawa dampak buruk bagi marga-marga Si Onom Hudon.Hasil pertanian, ternakmengalami kegagalan dan sangat merugikan bagi marga Si Onom Hudon.Akhirnyamereka memanggil kembali marga Berasa yang telah pergi ketika terjadi perselisihan.Marga Si Onom Hudon memberikan kembali tanah kepada marga Berasa sebagaidaerah kekuasaannya.Penyerahan tanah ini dilakukan dengan upacara adat.Marga Si Onom Hudon memberikan tanah kepada marga Berasa mulai dari Sigulang-gulangsampai ke Siekur-ekur yang sekarang Si Onom Hudon Toruan.Sejak saat itu antara marga Berasa dan marga Si Onom Hudon bersaudara dan menjadi bagian dari PakpakKelasen. Akan tetapi marga Berasa tidak sama dengan marga Si Onom Hudon atauParna, karena selama ini banyak orang mengatakan Berasa masuk ke marga Parna.Sewaktu Mpu Mada tinggal di Barus dia bersama- sama dengan Mpu Bada margaSigalingging dan menikahi boru Pohan yang merupakan kakak beradik.Inilahsebabnya selama ini orang mengatakan bahwa marga Berasa masuk ke Parna.

2.4 Manduamas Sebelum Masuknya Batak Toba