Metode Penelitian Pengaruh Budaya Batak Toba Terhadap Masyarakat Pakpak Kelasen Di Kecamatan Manduamas (1946-1992)

1.4 Metode Penelitian

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk merekonstruksi sejarah dan menghasilkan sebuah karya sejarah yang bernilai ilmiah, sehingga tahapan demi tahapan harus dilalui untuk mencapai suatu hasil yang maksimal.Untuk itu dalam merekonstruksi masa lampau pada objek yang ditulis tersebut dipakai metode sejarah dengan mempergunakan sumber sejarah sebagai bahan penelitian. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. 5 5 Louis Gottschalk, “Mengerti Sejarah”, Jakarta: Universitas Indonesia UI-Press, 1986, hlm 32. Langkah pertama yang dilakukan adalah heuristik, yaitu mengumpulkan sumber-sumber yang sesuai dan mendukung objek yang ditulis. Dalam hal ini dengan menggunakan metode library research penelitian kepustakaan studi literatur dan field research penelitian lapangan studi lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukandengan mengumpulkan buku-buku, skripsi, maupun karya-karya tulis ilmiah lainnya yang telah pernah ditulis sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dikaji. Tinjauan pustaka diambil dari perpustakaan USU, perpustakaan UNIMED dan perpustakaan Daerah Medan. Adapun, penelitian lapangan dilakukan dengan menggunakan metode wawancara terutama pada informan-informan yang dianggap mampu untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan ini, Informan kunci adalah Bapak Gustaman Tumanggor selaku ketua adat Siambaton Napa di Manduamas dan pak Remanto Tumanggor selaku pendeta.Baik informan yangberetnis Pakpak sendiri maupun informan yang beretnis non Pakpak seperti etnis Batak Toba di daerah yang ditulis tersebut. Langkah kedua yang dilakukan adalah kritik. Dalam tahapan ini, kritik dilakukan terhadap sumber yang telah terkumpul untuk mencari keaslian sumber tersebut baik dari segi substansial isi, yakni dengan cara menganalisa sejumlah sumber tertulis misalnya buku-buku atau dokumen yang berkaitan dengan orang Pakpak dan Batak Toba, kritik ini disebut dengan kritik intern. Disamping itu juga dilakukan kritik dari segi materialnya untuk mengetahui keaslian atau palsukah sumber tersebut agar diperoleh keotentikan, kritik ini disebut dengan kritik ekstern.Kritik yang dilakukan lebih banyak kepada kritik internal, hal tersebut terjadi karena kurangnya sumber primer yang diperoleh, sehingga sulit untuk melakukan kritik eksternal. Tahapan selanjutnya setelah uji dan analisis data ialah tahap interpretasi.Dalam tahapan ini, data yang diperoleh dianalisa sehingga melahirkan satu analisa yang baru yang sifatnya lebih objektif dan ilmiah dari objek yang ditulis.Objek kajian yang cukup jauh kebelakang serta minimnya data dan fakta yang ada membuat interpretasi menjadi sangat vital dan dibutuhkan keakuratan serta analisis yang tajam agar mendapatkan fakta sejarah yang objektif. Dengan kata lain, tahap ini dilakukan dengan menyimpulkan kesaksian atau data-datainformasi yang dapat dipercaya dari bahan-bahan yang ada untuk diceritakan kembali. Tahapan terakhir adalah historiografi, yakni penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya tersebut menjadi satu kisah atau kajian yang menarik dan berarti, yang selalu akan berusaha memperhatikan aspek-aspek kronologisnya. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah deskriptif-analitis, yaitu dengan pembeberanrangkaian peristiwa dengan melibatkan perpektif sejarah dalam bentuk tulisan yangkritis dan bersifat ilmiah. BAB II BUDAYA PAKPAK KELASEN SEBELUM MASUKNYA BATAK TOBA

2.1 Letak dan Keadaan Geografis