Rumusan masalah Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

periode akhir penelitian ini karena berdasarkan PP No. 35 1992 tanggal 13 Juli 1992 tentang pembentukan 18 kecamatan yang ada di Sumatera Utara, maka Kabupaten Tapanuli Tengah mendapat dua daerah pemekaran yakni Kecamatan Manduamas yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Barus dan juga Kecamatan Kolang hasil pemekaran dari Kecamatan Sibolga. Dibutuhkan suatu penelitian tentang kenapa orang Pakpak tidak konsisten dan selalu mengalah atau beradaptasi dengan adat orang lain dalam adat perkawinan. Berbeda dengan orang Karo dan Toba yang selalu konsisten dengan adatnya walaupun kawin dengan etnis lain. Secara umum memang diketahui penyebabnya, antara lain faktorsejarah, faktor pendidikan dan faktor politik. Faktor sejarah dan politik misalnya sangat berperan dengan memecah belah wilayah komunitas Pakpak dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia setelah kemerdekaan, sehingga wilayah tradisional Pakpak terbagi dalam beberapa kabupaten.

1.2 Rumusan masalah

Di dalam suatu penulisan, rumusan masalah sangat penting sebab akan memudahkan panulis dalam pengarahan pengumpulan data dalam rangka untuk memperoleh data yang relevan. Hal ini menjadi landasan dalam penulisan nantinya pada bab-bab selanjutnya sehingga penulisan lebih mudah dan terarah karena telah berpedoman pada rumusan masalah. Berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini maka ada beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji, yaitu: 1. Bagaimana budaya Pakpak Kelasen sebelum masuknya Batak Toba ke Manduamas? 2. Bagaimana keberadaan masyarakat Batak Toba di Manduamas? 3. Apa faktor yang mempengaruhi budaya masyarakat Pakpak Kelasen mengikuti budaya Batak Toba?

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Setelah memperhatikan apa yang menjadi permasalahan yang akan dikaji oleh penulis maka yang menjadi permasalahan selanjutnya adalah apa yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini, serta manfaat yang didapatkan dari hasil penulisan. Memang masa lampau manusia tidak dapat ditampilkan dalam konstruksi seutuhnya, namun rekonstruksi manusia perlu dipelajari sehingga diharapkan mampu memberikan pelajaran bagi kehidupan manusia di masa kini dan akan datang. Adapun Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk dapat menjelaskan budaya Pakpak Kelasen sebelum masuknya Batak Toba ke Manduamas 2. Untuk dapat menjelaskan bagaimana keberadaan Batak Toba dan pengaruh budayanya terhadap masyarakat Pakpak Kelasen. 3. Untuk dapat menjelaskan apa faktor yang mempengaruhi masyarakat Pakpak Kelasen mengikuti budaya Batak Toba. Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat bagi kita, yaitu: 1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang adat Pakpak Kelasen. 2. Memberikan informasi tentang kebudayaan Pakpak Kelasen bagi yang ingin mengetahui adat Pakpak Kelasen. 3. Memberikan bahan masukan bagi masyarakat khususnya bagi masyarakat Pakpak Kelasen dan bagi masyarakat Pakpak umumnya.

1.4 Tinjauan Pustaka

Dalam memahami masalah penelitian ini, diperlukan beberapa referensi yang dapat dijadikan panduan penulisan nantinya dalam bentuk tinjauan pustaka. Selain melakukan penelitian ke lapangan, peneliti juga menggunakan beberapa literatur kepustakaan berupa buku dan laporan serta artikel yang berkaitan sebagai bentuk studi kepustakaan yang akan dilakukan selama penelitian. Lister Berutu dan Nurbani Padang dalam bukunya Tradisi dan Perubahan, Konteks Masyarakat Pakpak Dairi 1998, menjelaskan tentang segala jenis tradisi dan adat suku Pakpak beserta perubahan-perubahan budayanya. Pembahasan utamanya tentang upacara adat masyarakat Pakpak Dairi yang terdiri dari upacara sukacita kerja baik dan upacara dukacita kerja njahat. Juga tentang aspek-aspek lain yang berhubungan dengan Budaya Pakpak seperti marjinalisasi pemerintahan kuta dan privatisasi pemilikan tanah adat Pakpak, upacara menanda tahun dan maknanya bagi kelestarian lingkungan, genderang si lima; ensembel; musik adat masyarakat Pakpak Dairi, bentuk morfofomenik dalam bahasa Pakpak Dairi, bahasa Pakpak dan gambaran masyarakat pemakainya, dan asosiasi marga-marga orang pakpak di Kotamadya Medan: suatu kajian tentang misi budaya. Budaya Pakpak yang dibahas dalam buku ini mencakup kebudayaan Pakpak secara umum dan luas. Dari kelima suak yang ada pada bangsa Pakpak tidak ada perbedaan dan semua sama dan seragam. Lister berutu dan Tandak Berutu dalam bukunya Adat dan Tata Cara Perkawinan Masyarakat Pakpak 2006, menjelaskan tentang adat perkawinan yang berlaku pada masyarakat Pakpak yang masih memegang adatnya. Buku ini berguna untuk mengungkapkan bagaimana adat perkawinan masyarakat Pakpak yang sesungguhnya. Buku ini secara khusus menyajikan bentuk upacara perkawinan yang dianggap ideal oleh umumnya orang Pakpak, yakni: perkawinan Sitari-tari merbayo, Sohom-sohom, Menama, Mengrampas, Mencukung, Mengeke, dan Mengalih. Ketujuh bentuk perkawinan ini memiliki ciri khasnya masing-masing, namun Sitari-tari Merbayo merupakan bentuk upacara perkawinan yang biasa dilaksanakan dan dianggap paling ideal karena semua hak dan kewajiban dari kerabat pihak pengantin laki-laki dan pengantin perempuan telah terpenuhi. Bentuk perkawinan jenis ini dibicarakan lebih lanjut dan menjadi fokus utama buku ini. Pentingnya adat perkawinan Pakpak ini untuk diuraikan secara tertulis karena dikhawatirkan adat perkawinan Pakpak akan hilang karena generasi tua pun tidak konsisten mempertahankan adatnya. Dan generasi mudanya pun tidak paham terhadap adatnya sendiri, karena orangtuanya sendiri pun mungkin tidak memahami secara rinci. Togar Nainggolan dalam bukunya Batak Toba di Jakarta Kontinuitas dan Perubahan Identitas. Dalam buku ini dijelaskan bagaimana masyarakat yang memiliki suku Batak Toba menyerap budaya baru dari daerah baru dan menjadikan mereka menghilangkan identitas asli dan mengalami perubahan identitas etnik. Suku Batak Toba selaku golongan Batak Toba mencoba mengubah identitas diri mereka mengikuti daerah tempat tinggal mereka. Yang diperlukan dalam buku ini adalah adanya pembahasan mengenai Batak Toba di Tapanuli Utara yaitu membahas dunia orang batak di daerah asalnya. Pertama tentang asal-usul orang batak. Kemudian pembahasan tentang nama ‘batak’. Sesudah itu akan dibicarakan juga Batak Toba sebagai salah satu subetnis dari batak. O.H.S. Purba dan Elvis F. Purba dalam bukunya Migran Batak Toba di Luar Tapanuli Utara: Suatu Deskripsi. Buku ini menggambarkan kedinamisan suku bangsa Batak Toba. Persebaran mereka ke daerah sekitar yang bermula dari Pusat Negeri Batak sudah berlangsung sejak beberapa abad yang lalu. Kejadian tersebut sudah digambaran dalam berbagai kepustakaan yang membahas silsilah dan penyebaran marga-marga. Telaah kali ini berkenaan dengan penyebaran orang Batak Toba dalam konteks yang lebih modern serta dalam ruang lingkup yang lebih luas, dengan sajian sejak permulaan abad XX. Buku ini diperlukan untuk mengambil contoh Tano Perserakan orang Batak Toba ke wilayah Dairi dan Tapanuli Tengah. Buku lainnya yang juga ada kaitannya dengan penulisan skripsi ini adalah karya Sitor Situmorang dalam bukunya Toba Na Sae, Sejarah Lembaga Politik Abad XIII-XX. Buku ini menjelaskan tentang sejarah perkembangan sosial politik antara abad ke-13 hingga abad ke-16. Dari proses pembentukan republik desa pemula, berbentuk lembaga bius, ke masa peralihan menuju kerajaan. Sistem masyarakat Batak Toba lama adalah sebuah sistem yang merupakan federasi sejumlah bius. Bius adalah paguyuban yang otonom dalam bentuk Dewan Bius paguyuban desa adat dan jajaran pemerintahan. Secara umum, buku ini merupakan sebuah catatan perjalanan masyarakat Batak Toba dalam pasang surut laju modernisasi. Karena buku ini membahas perjalanan orang Batak Toba, maka banyak juga unsur-unsur kebudayaan asli mereka yang bisa penulis jadikan untuk referensi.

1.4 Metode Penelitian