20
Menurut PSAK No.1, perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lama 4 bulan setelah tenggal neraca Kadang kala faktor-faktor seperti
kompleksitas operasi perusahaan tidak cukup menjadi pembenaran atas ketidakmampuan perusahaan menyediakan laporan keuangan tepat waktu.
2.1.5 Faktor yang mempengaruhi Audit Delay 2.1.5.1 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba selama satu priode tertentu pada tingkat penjualan, aset
dan modal saham tertentu. Profitabilitas menunjukkan keberhasilan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Menurut Kartika 2009, perusahaan
yang memiliki profitabilitas yang tinggi tidak akan menunda penyampaian informasi yang merupakan berita baik. Oleh karena itu, perusahaan yang mampu
menghasilkan profit akan cenderung mengalami audit delay yang lebih pendek, sehingga kabar baik tersebut dapat segera disampaikan kepada para investor dan
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Tingkat keuntungan dipakai sebagai salah satu cara untuk menilai keberhasilan efektivitas perusahaan, tentu saja
berkaitan dengan hasil akhir dari berbagai kebijakan dan keputusan perusahaan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode berjalan. Perusahaan yang
profitable memiliki insentif untuk menginformasikan ke publik kinerja unggul mereka dengan mengeluarkan laporan tahunan secara cepat.
2.1.5.2 Solvabilitas
Solvabilitas suatu
perusahaan menunjukkan
bahwa kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya baik jangka pendek maupun
Universitas Sumatera Utara
21
jangka panjang apabila sekiranya perusahaan akan dilikuidasi. Suatu perusahaan yang solvable berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan
yang cukup untuk membayar semua hutang-hutang nya begitu pula sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kekayaan yang cukup untuk membayar
hutang-hutangnya disebut perusahaan yang insolvable. Menurut Dewi 2012 “apabila rasio debt to equity yang tinggi
mencerminkan bahwa resiko keuangan semakin tinggi, karena kemungkinan perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok
maupun bunga”. Resiko yang dialami perusahaan mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan berita
buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Maka pihak manajemen cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan berisi
berita buruk. Sebaliknya jika perusahaan mampu melunasi hutangnya maka keadaan ini merupakan kabar gembira bagi masyarakat dan perusahaan akan
mempercepat penyampaian laporan keuangannya.
2.1.5.3 Opini Audit
Opini auditor merupakan pendapat yang dikeluarkan oleh auditor yang menyatakan pendapatnya yang berpijak pada audit yang dilaksanakan berdasarkan
standar auditing dan atas temuan-temuannya. Menurut Widyantari 2012, perusahaan yang tidak menerima jenis pendapat akuntan wajar tanpa pengecualian
akan menunjukkan audit delay lebih panjang dibanding perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian. Selain itu, perusahaan yang menerima
opini selain wajar tanpa pengecualian dianggap sebagai bad news sehingga
Universitas Sumatera Utara
22
penyampaian laporan keuangan akan diperlambat. Jenis opini audit yang dikeluarkan oleh auditor adalah sebagai berikut.
1. Wajar Tanpa Pengecualian
2. Wajar Tanpa Pengecualian dengan paragraf penjelas
3. Wajar Dengan Pengecualian
4. Pendapat tidak wajar Adverse
5. Menolak memberi pendapat Disclaimer
2.1.5.4 Reputasi Kantor Akuntan Publik KAP