53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Didalam bab ini disajikan analisis terhadap data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2011-2014 adalah sebanyak 40 perusahaan. Keseluruhan data tersebut diambil sesuai kriteria yang telah dipilih berdasarkan metode purposive sampling
sehingga data yang terkumpul sebanyak 31 perusahaan. Berdasarkan 31 perusahaan tersebut, kemudian dilakukan pengujian-pengujian yang meliputi,
statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis penelitian dan uji interaksi untuk menguji variabel moderatingnya.
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Dalam penelitian ini statistik deskriptif digunakan untuk melihat nilai mean,maximum,minimum dan standart deviasi dari variabel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu, audit delay Y sebagai variabel dependen, profitabilitas X
1
, solvabilitas X
2
, opini audit X
3
, reputasi KAP X
4
sebagai variabel independen, dan size perusahaan Z sebagai variabel moderating.
Universitas Sumatera Utara
54
Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014 disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.1 Deskriptif statistik
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation profitabilitas
124 ,20
66,00 14,4655
13,95996 solvabilitas
124 ,01
141,00 13,6036
29,25355 size perusahaan
124 316048000,00
5822060000000 0,00
4212176068858 ,6540
9537022460562 ,36300
audit delay 124
38,00 319,00
74,9395 24,76553
Valid N listwise 124
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016 Berikut ini adalah penjelasan dari tabel 4.1 yang telah diolah.
1. Variabel profitabilitas X
1
sebagai variabel independen memiliki jumlah sampel N sebanyak 124 perusahaan manufaktur selama priode 4 tahun,
dengan nilai minimun profitabilitas 0,20 yang dimiliki oleh perusahaan Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI tahun 2014, nilai maximum
profitabilitas 66 dimiliki oleh perusahaan Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI tahun 2012, nilai rata-rata Mean profitabilitas 14,4 dan nilai
standart deviasi simpangan baku profitabilitas adalah 13,95. Profitabilitas dinilai dari laba bersih dibanding total aktiva.
2. Variabel solvabilitas X
2
sebagai variabel independen memiliki jumlah sampel N sebanyak 124 perusahaan manufaktur selama priode 4 tahun,
dengan nilai minimun solvabilitas 0,01 yang dimiliki perusahaan H.M Sampoerna Tbk HMSP tahun 2011, nilai maximum solvabilitas 141
dimiliki perusahaan Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI tahun 2013, nilai
Universitas Sumatera Utara
55
rata-rata Mean solvabilitas 13,6 dan nilai standart deviasi simpangan baku solvabilitas adalah 29,2. Solvabilitas dinilai dari total kewajiban
dibanding total ekuitas. 3.
Variabel size perusahaan Z sebagai variabel independen memiliki jumlah sampel N sebanyak 124 perusahaan manufaktur selama priode 4 tahun,
dengan nilai minimun total aset Rp.316.048.000 dimiliki oleh perusahaan Akasha Wira Internasional Tbk ADES tahun 2011, nilai maximum total aset
Rp. 58.220.600.000.000 dimiliki oleh perusahaan Gudang Garam Tbk
GGRM tahun 2014, nilai rata-rata Mean total aset Rp. 4.212.176.068.858,6 dan nilai standart deviasi simpangan baku total aset adalah Rp.
9.537.022.460.562,3. Tampak bahwa terdapat fluktuasi yang relatif tinggi dalam hal ukuran perusahaan pada perusahaan sampel yang diukur dengan
total aktiva perusahaan.
4. Variabel audit delay Y sebagai variabel dependen memiliki jumlah sampel
N sebanyak 124 perusahaan manufaktur selama priode 4 tahun, dengan nilai minimun audit delay 38 hari dimiliki oleh perusahaan Industri Jamu dan
Farmasi Sido Muncul Tbk SIDO tahun 2013, nilai maximum audit delay 319 hari dimiliki perusahaan Multi bintang Indonesia Tbk MLBI tahun 2012,
nilai rata-rata Mean audit delay 74,93 hari dan nilai standart deviasi simpangan baku audit delay adalah 24,765 hari. Tampak bahwa rata-rata
audit delay perusahaan sampel masih di bawah 90 hari kalender yang merupakan batas yang ditetapkan oleh BAPPEPAM dalam penyampaian
laporan keuangan atau tanggal 31 Maret pada tiap tahunnya. Terlihat juga
Universitas Sumatera Utara
56
bahwa terdapat perusahaan yang terlambat karena mempunyai audit delay
diatas 90 hari. Tabel 4.2
Statistik frekuensi opini audit
opini audit
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
,00 1,00
124 100,0
100,0 100,0
Total 124
100,0 100,0
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016 Tabel 4.2 menjelaskan tentang statistik deskriptif untuk variabel opini audit yang
merupakan variabel dummy. Opini audit yang bernilai ,00 merupakan opini wajar dengan pengecualian yang tidak dimiliki oleh perusahaan manufaktur yang
menjadi sampel dan yang bernilai 1,00 merupakan opini wajar tanpa pengecualian yang dimiliki 124 perusahaan manufaktur yang dapat dilihat dalam lampiran 2
dengan persentase 100,0 dari total 124 perusahaan manufaktur.
Tabel 4.3 Statistik frekuensi reputasi KAP
reputasi kap
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
,00 57
46,0 46,0
46,0 1,00
67 54,0
54,0 100,0
Total 124
100,0 100,0
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016 Tabel 4.3 menjelaskan tentang statistik deskriptif untuk variabel reputasi KAP
yang merupakan variabel dummy. Reputasi KAP yang bernilai ,00 merupakan KAP yang tidak berafiliasi dengan big four yang dimiliki oleh 57 perusahaan
Universitas Sumatera Utara
57
manufaktur yang dapat dilihat dalam lampiran 2 dengan persentase 46 dan yang bernilai 1,00 merupakan KAP yang berafiliasi dengan big four yang dimiliki 67
perusahaan manufaktur yang dapat dilihat dalam lampiran 2 dengan persentase 54 dari total 124 perusahaan manufaktur.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
1. Analisis Statistik
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametic Kolmogorav-Smirnov K-S dengan
membuat hipotesis. Ho : data residual berdistribusi normal
Ha : data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka Ho
diterima, sedangkan bila signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka Ho di tolak. Berikut merupakan tabel pengujian K-S.
Tabel 4.4
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 124
Normal Parameters
a,b
Mean 0E-7
Std. Deviation ,66485428
Most Extreme Differences Absolute
,116 Positive
,090 Negative
-,116 Kolmogorov-Smirnov Z
1,287 Asymp. Sig. 2-tailed
,073
Universitas Sumatera Utara
58
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016
Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi adalah 0,073 yang berada diatas 0,05. Dengan demikian residual
terdistribusi secara normal sehingga model penelitian dinyatakan
telah memenuhi asumsi normalitas. 2. Analisis Grafik
Pengujian dengan grafik histogram dengan kriteria pada distribusi yang tidak mencong kekiri dan kekanan maka dapat dinyatakan
bahwa berdistribusi normal. Pengujian normalitas menggunakan P- P Plot, dengan kriteria apabila titik-titik pada P-P Plot berada pada
garis lurus maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. Berikut hasil dari pengujian normalitas berdasarkan grafik.
Universitas Sumatera Utara
59
Gambar 4.1 Histogram Normalitas Data
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016 Grafik 4.1 diatas menunjukkan bahwa kurva yang ada tidak berbentuk mencong
kekiri atau kenan. Hal ini berarti bahwa data yang diambil dari populasi merupakan data yang berdistribusi normal.
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016
Gambar 4.2 P-P Plot Normalitas Data
Gambar 4.2 P-P Plot diatas menunjukkan grafik normalitas data dimana data yang digunakan berdistribusi normal terlihat dari seluruh titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal tersebut. Maka data penelitian ini telah diambil dari populasi yang berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
60
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Ketentuan untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu jika nilai variance inflation factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model
dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 110 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah
tolerance. Hasil pengujian untuk multikolinearitas dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.5 Uji Multikoleniaritas
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa hasil uji multikoleniaritas menunjukkan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil
dari 10 untuk setiap variabel. Pada variabel Profitabilitas nilai tolarance 0,759 0,10 kemudian nilai VIF 1,317 10. Solvabilitas memiliki nilai tolerance 0,873
0,10 kemudian nilai VIF 1,146 10. Variabel opini audit memiliki nilai tolarance 0,942 0,10 dan nilai VIF 1,061 10. Variabel reputasi KAP memiliki nilai
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 profitabilitas
,759 1,317
solvabilitas ,873
1,146 opini audit
,942 1,061
reputasi kap ,670
1,493 size perusahaan
,949 1,054
a. Dependent Variable: audit delay
Universitas Sumatera Utara
61
tolerance 0,670 0,10 kemudian nilai VIF 1,493 10. Selanjutnya variabel size perusahaan memiliki nilai tolerance 0,949 0,10 dan nilai VIF 1,054 10.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dan layak untuk digunakan dalam
penelitian.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain
jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Cara
memprediksi heteroskedastisitas adalah : 1.
jika pola gambar scatterplot model tersebut adalah titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0,
2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,
3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang,
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. Penyebaran titik- titik data sebaiknya tidak berpola.
Hasil dari pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat dalam gambar berikut.
Universitas Sumatera Utara
62
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016
Berdasarkan gambar 4.3 diatas dapat dilihat bahwa titik-titik yang ada pada pola gambar scatterplot model tersebut adalah tidak menyebar di atas dan di bawah
atau di sekitar angka 0 tetapi menyebar keseluruhan. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja tetapi menyebar kesmua arah.
Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang, melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini sehingga model ini layak digunakan untuk melihat pengaruh solvabilitas dan reputasi KAP terhadap audit
delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 sebelumnya, jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
Universitas Sumatera Utara
63
autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dengan dilakukan uji Durbin-Watson. Jika nilai Durbin Watson berada diantara -2 sampai +2 berarti
tidak ada autokorelasi. Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6 Uji Autokorelasi
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016 Berdasarkan tabel 4.6 diatas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa durbin
watson yang dimiliki adalah 2,025 yang lebih besar dari batas atas du 1,79 dan kurang dari 4
– 1,79 4-du. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model regresi ini dan layak untuk dilakukan pengujian ketahap
selanjutnya.
4.2.3 Pengujian Hipotesis Pertama
Pengujian yang dilakukan untuk hipotesis pertama ini terdiri dari uji koefisien determinasi. Uji F dan uji t. Berikut adalah penjelasannya.
1. Koefisien Determinasi
Berikut merupakan hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Model Summary
b
Model Durbin-Watson
1 2,025
a
a. Predictors: Constant, , profitabilitas,solvabilitas,opini,reputasi b. Dependent Variable: audit delay
Universitas Sumatera Utara
64
Tabel 4.7 Uji Koefisien Determinasi
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016 Berdasarkan tabel 4.7 hasil uji koefisien determinasi diatas menunjukkan
bahwa besarnya adjusted R
2
adalah 0,801 atau 80,1 . Maka besarnya pengaruh profitabilitas, solvabilitas, opini audit dan reputasi KAP terhadap audit delay pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2014 adalah hanya sebesar 80,1 sedangkan sisanya sebesar 19,9 adalah dipengaruhi oleh
variabel lain diluar model yang tidak diteliti oleh penelitian ini. Standart Error of the Estimate pada penelitian ini adalah 2,412. Semakin kecil nilai Standart Error
of the Estimate akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. Pada penelitian Widyantari 2012 memiliki R
2
4,6 dengan menggunakan variabel ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas ,opini
auditor, ukuran KAP, sedangkan penelitian Lestari 2010 menunjukkan angka R
2
yang lebih tinggi yaitu 14,5 dengan menggunakan variabel opini auditor, ukuran perusahaan, solvabilitas, kualitas auditor dan profitabilitas.
2. Uji F
Berikut merupakan hasil pengujian koefisien regresi simultan dapat dilihat pada tabel berikut.
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,827
a
,802 ,801
2,412022 a. Predictors: Constant, reputasi kap, opini audit, solvabilitas,
profitabilitas
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.8 Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
6207,396 4
1551,849 2,667
,036
b
Residual 69232,401
119 581,785
Total 75439,796
123 a. Dependent Variable: audit delay
b. Predictors: Constant, reputasi kap, opini audit, solvabilitas, profitabilitas
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016
Syarat pengambilan keputusan untuk uji F adalah jika F hitung F tabel maka Ho diterima , jika F hitung F tabel maka Ho ditolak, dan jika signifikansi
0,05 . Dari tabel 4.8 uji F diperoleh F hitung 2,667 dan F tabel 2,45, hal ini berarti F hitung dari F tabel maka Ho ditolak dan HA diterima. Kemudian
signifikansi yang didapat sebesar 0,036 lebih kecil dari signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas X
1
, solvabilitas X
2
, opini audit X
3
, reputasi KAP X
4
secara simultan berpengaruh terhadap audit delay
Menurut penelitian Widyantari 2012 dari hasil uji F mendapatkan hasil bahwa Fhitung 2.488 Ftabel 2.44 maka dinyatakan kalau terdapat pengaruh
serempak dari ukuran perusahaan, solvabilitas, profitabilitas, opini auditor dan ukuran KAP terhadap audit delay perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2008-2011, sedangkan penenelitian Lestari 2010 mendapatkan hasil bahwa nilai F hitung pada model penelitian sebesar 4,369
Universitas Sumatera Utara
66
dengan taraf signifikansi 0,001. Nilai signifikansi berada di bawah 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel bebas secara serempak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap audit delay.
3. Uji –t
Berikut merupakan hasil pengujian untuk uji t dapat dillihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.9 Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
43,118 17,568
2,454 ,016
profitabilitas ,547
,179 ,308
3,060 ,003
solvabilitas -,001
,079 -,001
-2,752 ,009
opini audit 27,894
17,711 ,142
3,755 ,001
reputasi kap -6,529
5,248 -,132
-3,672 ,002
a. Dependent Variable: audit delay
Sumber :SPSS 20, Data diolah 2016 Syarat pengambilan keputusan untuk uji t adalah jika t hitung F tabel maka Ho
diterima , jika t hitung t tabel maka Ho ditolak, dan jika signifikansi 0,05.
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay
Dari tabel 4.9 hasil uji t didapatkan hasil yang dapat dilihat dalam tabel diatas bahwa pada variabel profitabilitas nilai t hitung yang didapat 3,060
sedangkan t tabel sebesar 1,657, hal ini bearti t hitung t tabel sehingga Ha diterima dan nilai signifikansi solvabilitas 0,003 lebih kecil dari 0,05,
Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel profitabilitas
Universitas Sumatera Utara
67
berpengaruh positif terhadap audit delay karena nilai koefisien solvabilitas bertanda positif.
2. Pengaruh Solvabilitas terhadap Audit Delay
Dari tabel 4.9 hasil uji t didapatkan hasil yang dapat dilihat dalam tabel diatas bahwa pada variabel solvabilitas memiliki nilai t hitung sebesar
2,752 sedangkan t tabel sebesar 1,657 yang artinya t hitung t tabel sehingga Ha diterima dan nilai signifikansi solvabilitas 0,009 lebih kecil
dari 0,05, Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel solvabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay, karena nilai
koefisien solvabilitas bertanda negatif.
3. Pengaruh Opini audit terhadap Audit Delay
Dari tabel 4.9 hasil uji t didapatkan hasil yang dapat dilihat dalam tabel diatas bahwa pada variabel opini audit, nilai t hitung yang didapat 3,755
sedangkan t tabel sebesar 1,657 yang artinya t hitung t tabel sehingga Ha diterima dan nilai signifikansi solvabilitas 0,001 0,05, Maka dapat
disimpulkan bahwa secara parsial variabel opini audit berpengaruh positif terhadap audit delay, karena mempunyai nilai t hitung yang lebih besar
dari t tabel dan signifikansi yang lebih kecil dari signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05.
4. Pengaruh Reputasi KAP terhadap Audit Delay
Dari tabel 4.9 hasil pengujian pada uji t didapatkan hasil yang dapat dilihat dalam tabel diatas bahwa pada variabel reputasi KAP nilai t hitung yang
didapat 3,672 sedangkan t tabel sebesar 1,657 yang artinya t hitung t
Universitas Sumatera Utara
68
tabel sehingga Ha diterima dan nilai signifikansi reputasi KAP 0,002 0,05, Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel reputasi KAP
berpengaruh negatif terhadap audit delay karena mempunyai nilai signifikansi yang lebih kecil dari signifikansi yang telah ditentukan yaitu
0,05. Berdasarkan tabel 4.9 diatas diperoleh nilai-nilai koefisien yang disusun dalam
persamaan berikut.
Y = 43,118 + 0,547X
1
- 0,001X
2
+ 27,894 X
3
- 6,529X
4
+ e
persamaan tersebut menunjukkan bahwa audit delay dipengaruhi oleh profitabilitas, solvabilitas, opini audit dan reputasi KAP. Hasil ini dapat dijelaskan
sebagai berikut. 1.
Konstanta sebesar 43,118 menunjukkan nilai konstan, dimana jika semua variabel bebas profitabilitas, solvabilitas, opini audit dan reputasi KAP
dianggap konstan maka nilai dari audit delay adalah sebesar 43,118 hari. 2.
Koefisien profitabilitas = 0,547 menunjukkan bahwa profitabilitas X
1
berpengaruh positif terhadap audit delay Y. Hal ini berarti jika variabel profitabilitas ditingkatkan 1 maka akan memperpanjang audit delay
sebesar 0,547 hari dengan syarat variabel lainnya dianggap konstan. Profitabilitas memiliki tanda positif yang berarti bahwa semakin tinggi
nilai profitabilitas maka akan memperpanjang audit delay. 3.
Koefisien solvabilitas = -0,001 menunjukkan bahwa solvabilitas X
2
berpengaruh negatif terhadap audit delay Y. Hal ini berarti jika variabel solvabilitas ditingkatkan 1 maka akan mempercepat audit delay sebesar
Universitas Sumatera Utara
69
0,001 hari dengan syarat variabel lainnya dianggap konstan. Solvabilitas memiliki tanda negatif yang berarti bahwa semakin tinggi nilai solvabilitas
maka akan mempercepat audit delay. 4.
Koefisien opini audit = 27,894 menunjukkan bahwa opini audit X
3
berpengaruh positif terhadap audit delay Y. Hal ini berarti jika variabel opini audit yang diberikan adalah wajar tanpa pengecualian maka akan
memperpanjang audit delay sebesar 27,894 hari dengan syarat variabel lainnya dianggap konstan. Opini audit memiliki tanda positif yang berarti
bahwa semakin tinggi nilai opini audit maka akan memperpanjang audit delay.
5.
Koefisien reputasi KAP = -6,529 menunjukkan bahwa reputasi KAP X
2
berpengaruh negatif erhadap audit delay Y. Hal ini berarti jika perusahaan memilih menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan big
four maka audit delay akan cepat 6,529 hari dengan syarat variabel bebas lainnya konstan. Nilai reputasi KAP memiliki tanda negatif yang berarti
semakin baik reputasi KAP tersebut maka akan mempercepat audit delay.
H
1
: Profitabilitas, Solvabilitas, Opini Audit dan Reputasi KAP berpengaruh terhadap audit delay baik secara simultan maupun parsial
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI.
Universitas Sumatera Utara
70
4.2.4 Pengujian Hipotesis Kedua
Pengujian ini dilakukan untuk menguji interaksi antara variabel X
1
dan Z yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.10 Interaksi Profitabilitas dan Size Perusahaan
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
-70,075 27,927
-2,509 ,013
profitabilitas 8,755
1,147 4,935
7,632 ,000
Size 5,243
1,037 ,593
5,054 ,000
profitsize -,317
,043 -4,745
-7,323 ,000
a. Dependent Variable: audit delay
Uji t
Syarat pengambilan keputusan untuk uji t adalah jika t hitung t tabel maka Ho diterima, jika t hitung t tabel maka Ho ditolak, dan jika signifikansi 0,05.
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan hasil uji t variabel profitabilitas yang memiiliki nilai t hitung sebesar 7,632 dan nilai t tabel 1,657. Hal ini berarti bahwa
t hitung dari t tabel maka Ha diterima. Variabel size perusahaan yang memiiliki nilai t hitung sebesar 5,054 dan nilai t tabel 1,657. Hal ini berarti bahwa t hitung
dari t tabel maka Ha diterima. Variabel interaksi profitabilitas dan size perusahaan yang memiiliki nilai t hitung sebesar 7,323 dan nilai t tabel 1,657. Hal
ini berarti bahwa t hitung dari t tabel maka Ha diterima. Nilai signifikan variabel profitabilitas sebesar 0,000, size perusahaan sebesar 0,000, dan interaksi
profitabilitas dengan size perusahaan memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 yang
Universitas Sumatera Utara
71
berada dibawah nilai signifikansi yang ditentukan yaitu 0,05 berarti bahwa secara parsial variabel profitabilitas, size perusahaan dan interaksi profitabilitas dan size
perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Berdasarkan tabel 4.10 diatas diperoleh nilai-nilai koefisien yang dapat dibuat
dalam persamaan berikut.
Y = -70,705 + 8,755X
1
+ 5,243Z - 0,317X
1
Z + e
Penjelasan persamaan 2 tersebut adalah sebagai berikut. 1.
Konstanta sebesar 70,705 menunjukkan jika semua variabel independen profitabilitas, size perusahaan dan interaksi profitabilitas dengan size
perusahaan dianggap konstan, maka nilai audit delay adalah 70,705hari. 2.
Koefisien profitabilitas = 8,755 menunjukkan bahwa profitabilitas X
1
berpengaruh positif terhadap audit delay Y. Hal ini berarti jika variabel profitabilitas ditingkatkan 1 maka akan memperpanjang audit delay
sebesar 8,755 hari dengan syarat variabel bebas lainnya konstan. Profitabilitas perusahaan memiliki tanda positif yang berarti semakin besar
profitabilitas maka akan semakin panjang audit delay. 3.
Koefisien size perusahaan = 5,243 menunjukkan bahwa size perusahaan Z berpengaruh positif terhadap audit delay Y. Hal ini berarti jika nilai
variabel size perusahaan ditingkatkan Rp. 1 dengan syarat variabel lainnya konstan, maka audit delay akan lebih panjang 5,243 hari. Nilai size
perusahaan positif yang berarti bahwa semakin tinggi size perusahaan maka audit delay akan semakin panjang.
Universitas Sumatera Utara
72
4. Koefisien interaksi profitabilitas X
1
dan size perusahaan Z = -0,317 menunjukkan bahwa interaksi profitabilitas X
1
dan size perusahaan Z berpengaruh negatif terhadap audit delay Y. Hal ini berarti jika nilai
variabel interaksi profitabilitas dan size perusahaan ditingkatkan maka akan menurunkan audit delay sebesar 0,317 hari. Interaksi profitabilitas
dengan size perusahaan memiliki tanda negatif yang berarti bahwa semakin tinggi interaksi profitabilitas dengan size perusahaan maka akan
semakin pendek audit delay.
H
2
: Interaksi Profitabilitas dengan size perusahaan berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia BEI.
4.2.5 Pengujian Hipotesis Ketiga
Pengujian ini dilakukan untuk menguji interaksi antara variabel X
2
dan Z yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.11 Interaksi Solvabilitas dan Size Perusahaan
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
95,169 22,845
4,166 ,000
solvabilitas ,437
3,629 ,516
3,120 ,009
size -,748
,846 -,085
3,884 ,003
solvasize -,016
,133 -,519
,121 ,904
a. Dependent Variable: audit delay
Universitas Sumatera Utara
73
Syarat pengambilan keputusan untuk uji t adalah jika t hitung t tabel maka Ho diterima, jika t hitung t tabel maka Ho ditolak, dan jika signifikansi 0,05.
Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan hasil uji t variabel solvabilitas yang memiiliki nilai t hitung sebesar 3,120 dan nilai t tabel 1,657. Hal ini berarti bahwa
t hitung dari t tabel maka Ha diterima. Variabel size perusahaan yang memiiliki nilai t hitung sebesar 3,884 dan nilai t tabel 1,657. Hal ini berarti bahwa t hitung
dari t tabel maka Ha diterima. Nilai signifikan variabel solvabilitas sebesar 0,009, size perusahaan sebesar 0,003, yang berada dibawah nilai signifikansi yang
ditentukan yaitu 0,05 , hal ini berarti bahwa secara parsial variabel solvabilitas, size perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan interaksi
solvabilitas dengan size perusahaan memiliki nilai t hitung sebesar 0,121 dan nilai t tabel 1,657. Hal ini berarti bahwa t hitung dari t tabel maka Ho diterima dan
nilai signifikan 0,904 yang lebih besar dari signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa interaksi solvabilitas dengan size perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit delay . Berdasarkan tabel 4.15 diatas diperoleh nilai-nilai koefisien yang dapat dibuat
dalam persamaan berikut.
Y = 95,169 + 0,437X
2
- 0,748Z - 0,016X
2
Z + e
Penjelasan persamaan 3 tersebut adalah sebagai berikut. 1.
Konstanta sebesar 95,169 menunjukkan jika semua variabel independen solvabilitas, size perusahaan dan interaksi solvabilitas dengan size
perusahaan dianggap konstan, maka nilai audit delay 95,169 hari.
Universitas Sumatera Utara
74
2. Koefisien solvabilitas = 0,437 menunjukkan bahwa solvabilitas X
2
berpengaruh positif terhadap audit delay Y. Hal ini berarti jika variabel solvabilitas ditingkatkan 1 maka akan memperpanjang audit delay
sebesar 0,437 hari dengan syarat variabel bebas lainnya konstan. Solvabilitas memiliki tanda positif yang berarti semakin tinggi solvabilitas
maka akan semakin panjang audit delay. 3.
Koefisien size perusahaan = -0,748 menunjukkan bahwa size perusahaan Z berpengaruh negatif terhadap audit delay Y. Hal ini berarti jika nilai
variabel size perusahaan ditingkatkan Rp. 1 dengan syarat variabel lainnya konstan, maka audit delay akan lebih cepat sebesar 0,748 hari. Nilai size
perusahaan negatif yang berarti bahwa semakin tinggi size perusahaan maka audit delay akan semakin pendek.
4. Koefisien interaksi solvabilitas X
2
dan size perusahaan Z = -0,016 menunjukkan bahwa interaksi solvabilitas X
2
dan size perusahaan Z berpengaruh negatif terhadap audit delay Y. Hal ini berarti jika nilai
variabel interaksi solvabilitas dengan size perusahaan ditingkatkan maka akan mempendek audit delay sebesar 0,016 hari. Interaksi solvabilitas
dengan size perusahaan memiliki tanda negatif yang berarti bahwa semakin tinggi interaksi solvabilitas dengan size perusahaan maka akan
mempendek audit delay.
H
3
: Interaksi solvabilitas dengan size perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia BEI.
Universitas Sumatera Utara
75
4.2.6 Pengujian Hipotesis Keempat
Pengujian ini dilakukan untuk menguji interaksi antara variabel X
3
dan Z yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.12 Interaksi Opini Audit dan Size Perusahaan
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
89,858 24,655
3,645 ,000
Opini audit -1,294
1,019 -,146
-2,269 ,002
size ,578
,656 ,103
2,881 ,038
opinisize 4,907
10,825 ,043
,453 ,651
a. Dependent Variable: audit delay
Syarat pengambilan keputusan untuk uji t adalah jika t hitung t tabel maka Ho diterima, jika t hitung t tabel maka Ho ditolak, dan jika signifikansi 0,05.
Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan hasil uji t variabel opini audit yang memiiliki nilai t hitung sebesar 2,269 dan nilai t tabel 1,657. Hal ini berarti bahwa
t hitung dari t tabel maka Ha diterima. Variabel size perusahaan yang memiiliki nilai t hitung sebesar 2,881 dan nilai t tabel 1,657. Hal ini berarti bahwa t hitung
dari t tabel maka Ha diterima. Nilai signifikan variabel opini audit sebesar 0,002, size perusahaan sebesar 0,038, yang berada dibawah nilai signifikansi yang
ditentukan yaitu 0,05 , hal ini berarti bahwa secara parsial variabel opini audit, size perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan interaksi opini audit
dengan size perusahaan memiliki nilai t hitung sebesar 0,453 dan nilai t tabel 1,657. Hal ini berarti bahwa t hitung dari t tabel maka Ho diterima dan nilai
Universitas Sumatera Utara
76
signifikan 0,651 yang lebih besar dari signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa interaksi opini audit dengan size perusahaan tidak berpengaruh terhadap
audit delay .
Berdasarkan tabel 4.12 diatas diperoleh nilai-nilai koefisien yang dapat dibuat dalam persamaan berikut.
Y = 89,858 + 4,907X
3
– 1,294Z + 0,578X
3
Z + e
Penjelasan persamaan 4 tersebut adalah sebagai berikut. 1.
Konstanta sebesar 89,858 menunjukkan jika semua variabel independen opini audit, size perusahaan dan interaksi opini audit dengan size
perusahaan dianggap konstan, maka nilai audit delay adalah 89,858 hari. 2.
Koefisien opini audit = 4,907 menunjukkan bahwa opini audit X
3
berpengaruh positif terhadap audit delay Y. Hal ini berarti jika variabel opini audit yang dimiliki perusahaan wajar tanpa pengecualian maka akan
memperpanjang audit delay sebesar 4,907 hari dengan syarat variabel bebas lainnya konstan. Opini audit perusahaan memiliki tanda positif yang
berarti semakin baik opini audit yang dimiliki maka akan semakin panjang audit delay.
3. Koefisien size perusahaan = -1,294 menunjukkan bahwa size perusahaan
Z berpengaruh negatif terhadap audit delay Y. Hal ini berarti jika nilai variabel size perusahaan ditingkatkan Rp. 1 dengan syarat variabel lainnya
konstan, maka audit delay akan lebih pendek sebesar 1,294 hari. Nilai size
Universitas Sumatera Utara
77
perusahaan negatif yang berarti bahwa semakin tinggi size perusahaan maka audit delay akan semakin cepat.
4. Koefisien interaksi opini audit X
3
dan size perusahaan Z = 0,578 menunjukkan bahwa interaksi opini audit X
3
dan size perusahaan Z berpengaruh positif terhadap audit delay Y. Hal ini berarti jika nilai
variabel interaksi opini audit dan size perusahaan ditingkatkan maka akan mempanjang audit delay sebesar 0,578 hari. Interaksi opini audit dengan
size perusahaan memiliki tanda positif yang berarti bahwa semakin tinggi interaksi opini audit dengan size perusahaan maka akan mempanjang audit
delay.
H
3
: Interaksi opini audit dengan size perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia BEI.
4.2.7 Pengujian Hipotesis Kelima
Pengujian ini dilakukan untuk menguji interaksi antara variabel X
4
dan Z yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
78
Tabel 4.13 Interaksi Reputasi KAP dan Size Perusahaan
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
90,588 24,472
3,702 ,000
reputasi kap 5,775
11,952 ,116
3,483 ,006
size -,621
,889 -,070
3,698 ,004
reputasisize -,155
,435 -,085
,356 ,722
a. Dependent Variable: audit delay
Syarat pengambilan keputusan untuk uji t adalah jika t hitung t tabel maka Ho diterima, jika t hitung t tabel maka Ho ditolak, dan jika signifikansi 0,05.
Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan hasil uji t variabel reputasi KAP yang memiiliki nilai t hitung sebesar 3,483 dan nilai t tabel 1,657. Hal ini berarti bahwa
t hitung dari t tabel maka Ha diterima. Variabel size perusahaan yang memiiliki nilai t hitung sebesar 3,698 dan nilai t tabel 1,657. Hal ini berarti bahwa t hitung
dari t tabel maka Ha diterima. Nilai signifikan variabel reputasi KAP sebesar 0,006, size perusahaan sebesar 0,004, yang berada dibawah nilai signifikansi yang
ditentukan yaitu 0,05 , hal ini berarti bahwa secara parsial variabel reputasi KAP, size perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan interaksi reputasi
KAP dengan size perusahaan memiliki nilai t hitung sebesar 0,356 dan nilai t tabel 1,657. Hal ini berarti bahwa t hitung dari t tabel maka Ho diterima dan nilai
signifikan 0,722 yang lebih besar dari signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa interaksi reputasi KAP dengan size perusahaan tidak berpengaruh terhadap
audit delay .
Universitas Sumatera Utara
79
Berdasarkan tabel 4.13 diatas diperoleh nilai-nilai koefisien yang dapat dibuat dalam persamaan berikut.
Y = 90,588 + 5,775X
4
- 0,621Z - 0,155X
2
Z+e
Penjelasan persamaan 5 tersebut adalah sebagai berikut. 1.
Konstanta sebesar 90,588 menunjukkan jika semua variabel independen reputasi KAP, size perusahaan dan interaksi reputasi KAP
dengan size perusahaan dianggap konstan, maka nilai audit delay adalah 90,588 hari.
2. Koefisien reputasi KAP = 5,775 menunjukkan bahwa reputasi KAP
X
4
berpengaruh positif terhadap audit delay Y. Hal ini berarti jika variabel reputasi KAP berafiliasi dengan big four maka akan
memperpanjang audit delay sebesar 5,775 hari dengan syarat variabel bebas lainnya konstan. Reputasi KAP perusahaan memiliki tanda
positif yang berarti semakin baik reputasi KAP yang dimiliki maka akan semakin panjang audit delay.
3. Koefisien size perusahaan = 0,621 menunjukkan bahwa size
perusahaan Z berpengaruh negatif terhadap audit delay Y. Hal ini berarti jika nilai variabel size perusahaan ditingkatkan Rp. 1 dengan
syarat variabel lainnya konstan, maka audit delay akan lebih pendek sebesar 0,621 hari. Nilai size perusahaan negatif yang berarti bahwa
semakin tinggi size perusahaan maka audit delay akan semakin cepat. 4.
Koefisien interaksi reputasi KAP X
4
dan size perusahaan Z= -0,155 menunjukkan bahwa interaksi reputasi KAP X
4
dan size perusahaan
Universitas Sumatera Utara
80
Z berpengaruh negatif terhadap audit delay Y. Hal ini berarti jika nilai variabel interaksi reputasi KAP dan size perusahaan ditingkatkan
maka akan mempendek audit delay sebesar 0,155 hari. Interaksi reputasi KAP dengan size perusahaan memiliki tanda negatif yang
berarti bahwa semakin tinggi interaksi solvabilitas dengan size perusahaan maka akan mempendek audit delay.
H
3
: Interaksi reputasi KAP dengan size perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia BEI.
4.3 Pembahasan 1. Pengaruh Profitabilitas terhadap audit delay.
Menurut pengujian hipotesis yang dilakukan, profitabilitas berpengaruh positif terhadap audit delay. Profitabilitas memiliki signifikansi sebesar 0,003 dan
nilai t hitung sebesar 3,060. Profitabilitas yang dinilai dari return on asset dimana laba bersih dibanding total aktiva dengan sampel perusahaan manufaktur selama
priode 2011-2014.. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari 2010 dan Destiana 2011 yang mendapatkan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh
terhadap audit delay. Perusahaan yang memiliki hasil gemilang good news akan melaporkan lebih tepat waktu dibandingkan dengan perusahaan yang mengalami
kerugian bad news. Penelitian Naim dalam Lestari 2010 memperlihatkan bahwa tingkat profitabilitas yang lebih rendah memacu kemunduran publikasi
laporan keuangan. Demikian pula Carslaw dan Kaplan dalam Lestari 2010
Universitas Sumatera Utara
81
memaparkan perusahaan yang melaporkan kerugian mungkin akan meminta auditor untuk mengatur waktu audit yang lebih lama ketimbang biasanya. Namun
berlawanan dengan pemaparan di atas, Ashton dalam Lestari 2010 menyebutkan profitabilitas bukanlah faktor yang signifikan mempengaruhi audit delay.
Penelitian Kartika 2009 dan Widyantari 2012 menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay.
Menurut logika profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay dimana semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka akan menurunkan audit
delay. Profitabilitas yang tinggi berkaitan dengan kinerja perusahaan yang semakin baik maka perusahaan akan berusahaan mempercepat penyelesaian
auditnya. Sedangkan menurut hasil penelitian profitabilitas berpengaruh positif terhadap audit delay yang berarti bahwa semakin tinggi profitabilitas akan
memperpanjang penyelesaian audit.
2. Pengaruh Solvabilitas terhadap audit delay.
Menurut hasil pengujian hipotesis yang dilakukan solvabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay. Solvabilitas memiliki nilai signifikansi 0,009 dan
nilai t hitung 2,752. Solvabilitas dinilai dari total kewajiban dibanding total ekuitas dengan sampel perusahaan manufaktur selama priode 2011-2014. Hal ini
sejalan dengan penelitian menurut Aryaningsih 2014 Solvabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio DER yaitu total hutang baik itu hutang
jangka pendek maupun hutang jangka panjang dibagi dengan total ekuitas. Hal tersebut terjadi karena ketika perusahaan mempunyai tingkat solvabilitas yang
Universitas Sumatera Utara
82
tinggi, maka Audit Delay yang dilakukan oleh auditor terindikasi semakin panjang. Mengaudit akun hutang akan memakan waktu lama karena harus
mencari sumber penyebab dari tingginya proporsi hutang yang dimiliki oleh perusahaan serta membutuhkan banyak waktu dalam mengkonfirmasi pihak-pihak
debtholder yang berkaitan dengan perusahaan. Sedangkan penelitian Haron dalam lestari 2010 menggunakan pengukuran gearing ratio rasio total hutang
terhadap total ekuitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gearing ratio tidak berpengaruh terhadap audit delay. Rasio solvabilitas yang tinggi mengakibatkan
panjangnya waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian audit. Kemungkinan lain adalah kurang ketatnya aturan-aturan dalam perjanjian utang di Indonesia untuk
mengharuskan penyajian laporan keuangan auditan perusahaan secara tepat waktu.
Berbeda dengan Widyantari 2012 yang mengukur solvabilitas dengan total kewajiban banding total aset , mendapatkan hasil signifikansi t hitung dari
variabel solvabilitas yaitu 0.983 yang lebih dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay.. Sejalan
dengan hasil penelitian Rachmawati 2008 dalam Widyantari pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2003-2005 menemukan bahwa variabel
sovabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Sedangkan Lestari 2010 mendapatkan hasil bahwa solvabilitas rasio total hutang terhadap total
aset berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian ini sejalan dengan penemuan Wirakusuma 2004 dalam Lestari 2010 namun bertentangan
dengan penelitian Haron dkk. 2006.
Universitas Sumatera Utara
83
Pengaruh solvabilitas terhadap audit delay menurut logika adalah positif sedangkan dalam pengujian pengaruh solvabilitas terhadap audit delay adalah
negatif, dimana bila solvabilitas tinggi maka audit delay juga ikut semakin panjang, hal ini berkaitan dengan solvabilitas yang diwakili oleh DER berkaitan
dengan kesehatan perusahaan yang bila mana DER tinggi yang bearti bahwa ekuitas perusahaan tidak dapat menutupi seluruh hutang nya yang akan
mempengaruhi harga saham dan membuat pihak manajemen mengambil langkah untuk menutupi hal tersebut dengan memperpanjang masa audit.
3. Pengaruh Opini Audit terhadap audit delay.
Menurut hasil pengujian yang dilakukan opini auditor berpengaruh positif terhadap audit delay sedangkan menurut logika opini audit berpengaruh negatif.
Opini audit yang dinilai dengan variabel dummy dimana bila perusahaan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian diberi tanda 1 dan perusahaan yang
mendapatkan opini wajar dengan pengecualian diberi tanda 0 dengan sampel perusahaan manufaktur selama priode 2011-2014. Opini audit memiliki niali
signifikansi 0,001 dan t hitung 3,755. Hasiil yang didapat sejalan dengan penelitian Kartika 2009 dan Destiana 2011 mendapatkan hasil bahwa opini
audit memiliki pengaruh terhadap audit delay. Semakin baik opini yang dikeluarkan auditor maka semakin menurunkan audit delay karena bagian
terpenting dari laporan audit adalah opini audit. Apabila auditor mengeluarkan opini yang wajar tanpa pengecualian yang merupakan berita baik maka pihak
perusahaan akan mempercepat pengeluaran informasi tersebut. Informasi yang berisi berita baik good news, seperti profitabilitas meningkat, kinerja manajemen
Universitas Sumatera Utara
84
efektif, dan pemberian opini yang unqualified, akan menarik minat calon investor untuk berinvestasi. Opini audit memberikan gambaran tentang kondisi perusahaan
dari pihak yang independen. sedangkan menurut Lestari 2010 opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay
.
4. Pengaruh Reputasi KAP terhadap audit delay.
Menurut hasil pengujian yang dilakukan reputasi KAP berpengaruh negatif terhadap audit delay sedangkan menurut logika reputasi KAP juga
berpengaruh negatif. Reputasi KAP yang dinilai dengan variabel dummy dimana bila perusahaan menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan KAP big four
maka diberi tanda 1 dan bila tidak berafiliasi dengan KAP big four diberi tanda 0. Pengujian yang dilakukan pada uji t didapatkan hasil bahwa pada variabel
reputasi KAP nilai t hitung yang didapat 3,672 dan nilai signifikansi solvabilitas 0. Hal ini sejalan dengan penelitian penelitian Widyantari 2012 mendapatkan
hasil bahwa signifikansi t hitung dari variabel ukuran KAP yaitu 0.021 yang kurang dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa ukuran KAP berpengaruh dan
signifikan terhadap audit delay. Penilaian ukuran KAP yang dipakai sama dengan penelitian ini yaitu KAP yang berafiliasi dengan big four atau non big
four. Sedangkan penelitian yang dilakukan Destiana 2011 dari hasil uji regresi logistik dapat dilihat bahwa variabel kualitas auditor memiliki probabilitas 0,089
yang lebih besar dari 0,05, sehingga dinyatakan tidak signifikan secara statistik. Artinya variabel kualitas auditor tidak mempengaruhi audit delay laporan
keuangan perusahaan. Hal ini menolak logika teori yang menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
85
penggunaan Kantor Akuntan Publik KAP besar akan mendorong perusahaan menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu. Ini mengindikasikan
bahwa baik perusahaan yang mengalami audit delay yang panjang maupun tidak, mengabaikan informasi tentang kualitas auditor. Hal ini dikarenakan KAP
yang dipilih oleh perusahaan tidak seratus persen menjadi wewenang manajemen, tetapi pihak manajemen mendapat intervensi dari rapat umum
pemegang saham yang menugaskan komite audit untuk merekomendasikan KAP yang akan mengaudit perusahaan.
5. Pengaruh interaksi profitabilitas dengan size perusahaan terhadap audit delay.
Menurut hasil pengujian yang dilakukan bahwa interaksi profitabilitas dengan size perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay. Interaksi
profitabilitas dengan size perusahaan memiliki nilai signifikansi 0,00 dan nilai t hitung 7,323. Menurut logika profitabilitas yang berhubungan negatif terhadap
audit delay berinteraksi dengan size perusahaan yang juga berhubungan negatif maka akan berpengaruh positif. Namun dalam pengujian yang dilakukan
mendapat hasil negatif yang berarti jika interaksi profitabilitas dan size perusahaan semakin tinggi maka akan mempercepat penyelesaian audit.
Hal ini berkaitan dengan semakin tinggi profitabilitas menunjukkan bahwa kinerja
perusahaan yang semakin baik dan merupakan berita baik yang segera harus dikeluarkan. Kemudian semakin besarnya size perusahaan maka akan
menurunkan audit delay dikarenakan perusahaan yang besar memiliki karyawan yang lebih kompeten yang akan mempercepat penyelesaian audit. Sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
86
penelitian Kartika 2009 yang memaparkan bahwa size perusahaan berpengaruh terhadap audit delay sedangkan Lestari 2010 tidak sependapat dengan
mengatakan size perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.
6. Pengaruh interaksi solvabilitas dengan size perusahaan terhadap audit delay.
Menurut hasil pengujian interaksi solvabilitas dengan size perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Interaksi solvabilitas dengan size perusahaan
menunjukkan nilai t hitung 0,121 dan nilai signifikansi 0,904. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi solvabilitas dan size perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit delay. Pengaruh interaksi solvabilitas dengan size perusahaan menurut logika berpengaruh negatif dimana semakin tinggi interaksi
solvabilitas dan size perusahaan membuat waktu audit delay akan menurun. Hal ini dikarenakan hubungan solvabilitas yang berhubungan positif terhadap audit
delay berinteraksi dengan size perusahaan yang berhubungan negatif terhadap audit delay.
Pada hasil pengujian interaksi solvabilitas dengan size perusahaan memiliki tanda positif yang berarti bahwa semakin tinggi interaksi solvabilitas dengan size
perusahaan maka akan semakin panjang audit delay .Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Destiana 2011 yang mendapatkan hasil
bahwa size perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay sedangkan Kartika 2009 mendapatkan hasil bahwa size perusahaan berpengaruh terhadap audit
delay.
Universitas Sumatera Utara
87
7. Pengaruh interaksi opini Audit dengan size perusahaan terhadap audit delay.
Menurut hasil pengujian hipotesis interkasi opini audit dengan size perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Interaksi opini audit dengan size
perusahaan menunjukkan nilai t hitung 0,453 dan nilai signifikansi 0,651. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi opini audit dan size
perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Pengaruh interaksi opini audit dengan size perusahaan menurut logika berpengaruh positif dimana semakin
tinggi interaksi opini audit dan size perusahaan membuat waktu audit delay akansemakin panjang. Hal ini dikarenakan hubungan opini audit yang
berhubungan negatif terhadap audit delay berinteraksi dengan size perusahaan yang berhubungan negatif terhadap audit delay.
Pada hasil pengujian interaksi opini audit dengan size perusahaan memiliki tanda positif yang berarti bahwa semakin tinggi interaksi opini audit dengan size
perusahaan maka akan semakin panjang audit delay .Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Destiana 2011 yang mendapatkan hasil
bahwa size perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay sedangkan Kartika 2009 mendapatkan hasil bahwa size perusahaan berpengaruh terhadap audit
delay.
8. Pengaruh interaksi reputasi KAP dengan size perusahaan terhadap audit delay.
Menurut hasil pengujian yang dilakukan interaksi reputasi KAP dengan size
perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Interaksi reputasi KAP
Universitas Sumatera Utara
88
dengan size perusahaan menunjukkan nilai t hitung sebesar 0,356 dan nilai signifikansi 0,722 . Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi
reputasi KAP dan size perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Interaksi reputasi KAP dengan size perusahaan memiliki tanda negatif yang
berarti bahwa semakin tinggi interaksi reputasi KAP dengan size perusahaan maka akan memperpanjang audit delay. Pengaruh interaksi reputasi KAP dengan size
perusahaan menurutt logika adalah positif dimana semakin tinggi interaksi reputasi KAP dengan size perusahaan membuat waktu audit delay akan semakin
panjang. Hal ini dikarenakan hubungan reputasi KAP yang berhubungan negatif terhadap audit delay berinteraksi dengan size perusahaan yang berhubungan
negatif terhadap audit delay. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Destiana 2011 yang mendapatkan hasil bahwa size perusahaan
tidak berpengaruh terhadap audit delay sedangkan Kartika 2009 mendapatkan
hasil bahwa size perusahaan berpengaruh terhadap audit delay.
Universitas Sumatera Utara
89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Profitabilitas, solvabilitas, opini audit dan reputasi KAP secara parsial
maupun simultan berpengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
2. Interaksi antara profitabilitas dan size perusahaan berpengaruh negatif
terhadap Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
3. Interaksi antara solvabilitas dan size perusahaan tidak berpengaruh
terhadap Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
4. Interaksi antara opini audit dan size perusahaan tidak berpengaruh
terhadap Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
5. Interaksi antara reputasi KAP dan size perusahaan tidak berpengaruh
terhadap Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil analisis data, peneliti mencoba untuk memberikan beberapa saran bagi peneliti selanjutnya yaitu sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara