kelompok yang karena pengetahuan, pengalaman, jabatan, yang dimilikinya menjadikan individu atau kelompok tersebut perlu dijadikan sumber
informasi. Purposive sampling dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu judgement sampling dan quota sampling. Judgement sampling adalah tipe
pertama dari purposive sampling. Penggunaan judgement sampling, responden terlebih dahulu dipilih berdasarkan pertimbngan tertentu misalnya karena
kemampuanya atau kelebihanya diantara orang-orang lain dalam memberikan data dan informasi yang bersifat khusus yang dibutuhkan peneliti. Quota
sampling adalah tipe kedua purposive sampling dimana kelompok-kelompok tertentu dijadikan responden untuk memenuhi quota yang telah ditetapkan.
3.6.4. Validitas Data
23
Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang
valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Oleh karena itu, untuk menguji validitas data maka pengujian dilakukan terhadap instrumen
pengumpulan data. Validitas instrumen atas dua tipe yaitu validitas internal dan validitas
eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat keakurasian rancangan penelitian. Rancangan penelitian yang baik termasuk rancangan pengumpulan
data akan dapat mengidentifikasi sumber data yang tepat dan alatinstrumen pengumpulan data yang juga tepat. Validitas eksternal berkenaan dengan derajat
23
Ibid,. h. 216-219.
Universitas Sumatera Utara
akurasi hasil penelitian jika dilakukan generalisasi dan diterapkan pada populasi dari mana data penelitian diambil.
Cara yang umum digunakan untuk menguji validitas instrumen ialah melalui analisis korelasi correlational analysis. Analisis korelasi dilaksanakan
dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Pearson, yaitu sebagai berikut :
= ∑
− ∑ ∑
√[ ∑
2
− ∑
2
][ ∑
2
− ∑
2
] Dimana, r
xy
= Koefisien korelasi antara X dan Y x
i
= Skor variabel independen X y
i
= Skor variabel independen Y
3.6.5. Reliabilitas Data
24
Reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen tersebut. Dua ukuran yang umum digunakan untuk mengetahui derajat reliabilitas
atau kehandalan instrumen pengumpulan data, yaitu stabilitas instrumen dan konsistensi internal instrumen. Stabilitas instrumen adalah suatu ukuran yang
menunjukkan derajat kestabilan instrumen terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen tersebut. Stabilitas instrumen dikatakan cukup baik jika
instrumen tersebut digunakan dalam pengukuran variabel yang sama dalam waktu yang berbeda dan memberikan hasil yang sama. Konsistensi internal instrumen
24
Ibid., h. 230-241
Universitas Sumatera Utara
memberikan indikasi homogenitas item dalam pengukuran dalam arti seberapa jauh instrumen tersebut menjadikan item-item yang diukur secara bersama-sama
menjadi sebuah set dan secara independen menjadi bagian yang berarti terhadap keseluruhan.
Pengujian reliabilitas pada umumnya dikenakan untuk pengujian stabilitas instrumen dan konsistensi internal instrumen. Pengujian terhadap kedua
karakteristik dari instrumen tersebut dapat dilakukan dengan beberapa metode. Pengujian stabilitas instrumen terdapat dua macam uji yaitu test-retest reliability
dan parallel-form reliability. Pengukuran konsistensi internal instrumen pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu interitem consistency
reliability dan split-half reliability. Alat test yang sering digunakan dalam pengujian konsistensi internal instrumen ialah Koefisien Alpha Cronbach.
Koefisien Alpha Cronbach digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen yang pertanyaannya menggunakan skor dalam rentangan tertentu. Rumus yang
digunakan dalam menghitung koefisien tersebut ialah:
t b
k k
r
2 2
11
1 1
di mana, r
11
= Reliabilitas instrumen koefisien Alpha Cronbach k
= Jumlah butir pertanyaan dalam instrumen b
2
= Jumlah varians butir-butir pertanyaan
t
2
= Varians total
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN