QFD Quality Function Deployment

properties Form Manufacturing properties Ergonomic properties Durability, life Tolerance Corrosion resistance Aesthetic properties Weightmass Surface Durability Distribution properties Maintenance Manufacturing methods Delivery and planning properties Operation Materials Law conformance properties Surface quality Dimensions Manufacturing Properties Color Economic properties Appearance Liquidation properties Storage space Function Transportability, packing Functionally determined properties Delivery deadline Laws, regulations, standards, codes of practice Quality Operational costs Price Wastes Recycling Function Reliability Sumber : Product Development A structured Approach to Consumer Product Development, Design and Manufacture

3.2. QFD Quality Function Deployment

7 7 Lou Cohen. Quality Function Deployment : How to Make QFd Work for You. USA : Addison- Wesley Publishing Company.1995. Hal :11 Universitas Sumatera Utara Quality Function Deployment QFD didefinisikan sebagai suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan itu kedalam kebutuhan teknis yang relevan, di mana masing-masing area fungsional dan level organisasi dapat berfungsi dan bertindak. QFD juga mencakup pengendalian yang tepat dari proses operasional menuju sasaran. Alat utama dari QFD adalah matriks, di mana hasil-hasilnya dicapai melalui penggunaan tim antardepartemen atau fungsional dengan mengumpulkan, menginterpretasikan, mendokumentasikan, dan memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan pelanggan. Quality function deployment dapat digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam spesifikasi tekhnikal tertentu. Teknik QFD membantu dalam mendefinisikan unit pengukuran dan memberikan suatu kerangka kerja untuk mengevaluasi trade-offs di antara berbagai kombinasi dari fitur desain. Inti dari QFD adalah suatu matriks besar yang menghubungkan apa keinginan pelanggan what’s dan bagaimana suatu produk akan di desain dan diproduksi agar memenuhi keinginan pelanggan itu how’s. Aktivitas QFD adalah sebagai berikut: 1. Penjabaran kebutuhan pelanggan akan kualitas. 2. Penjabaran karakteristik kualitas yang dapat diukur. 3. Penentuan hubungan antara kebutuhan kualitas dan karakteristik. 4. Penetapan target berdasarkan nilai tertentu terhadap masing-masing karakteristik kualitas. Universitas Sumatera Utara 5. Penyatuan karakteristik kualitas ke dalam produk. 6. Perancangan, produksi dan pengendalian kualitas produk. Quality Function Deployment synonym: house of quality, apabila dilaksanakan secara tepat akan memberikan hasil-hasil berikut : 1. Meningkatkan aktivitas komunikasi di antara departemen-departemen. 2. Kebutuhan pelanggan dibawa melalui proses langsung ke operasional. Proses QFD dibuat dalam sebuah matriks rumah mutu yang disebut dengan nama Matriks House of Quality. Matriks ini menjelaskan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan pelanggan dan bagaimana memenuhinya. 8 Prosedur penggunaan matriks HoQ adalah : 1. Diidentifikasi keinginan responden customer requirements. Keinginan responden Customer Requirements dibuat ke dalam bentuk atribut. Hal itu dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner terbuka 2. Diidentifikasi tingkat kepentingan customer importance. Tingkat kepentingan konsumen customer importance yang dibuat dalam bentuk penilaian. Penilaian diperoleh dari modus hasil penyebaran kuesioner tertutup. 3. Menentukan karakteristik teknis produk. 8 Ibid. op.cit. h. 68-122 Universitas Sumatera Utara 4. Karakteristik teknis produk diperoleh dari hasil wawancara dengan para ahli yang mengerti dan memahami produk yang diteliti. Karakteristik teknis yang digunakan pada umumnya bersifat kuantitatif. 5. Menetapkan hubungan antar karakteristik teknis Hubungan antar karakteristik teknis dibuat dalam bentuk skala hubungan. Tahapan ini digunakan untuk dianalisis apakah antara karakteristik teknis tersebut terdapat hubungan yang positif saling mempengaruhi atau negatif saling bertolak belakang. Simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan tingkat hubungan masing-masing variabel sebagai berikut yakni sebagai berikut : V : tingkat hubungan positif kuat : 4 √ : tingkat hubungan positif sedang : 3 x : tingkat hubungan negatif sedang : 2 o : tingkat hubungan negatif kuat : 1 6. Menetapkan tingkat hubungan karakteristik teknis produk dengan keinginan konsumen. Tingkat hubungan karakteristik teknis dengan keinginan konsumen dibuat dengan menggunakan relation matrix. Keterangan simbol-simbol yang digunakan relation matrix untuk penilaian tingkat hubungan yakni : Nilai 0 : Tidak ada hubungan sama sekali Nilai 1 : Hubungan lemah Nilai 3 : Hubungan sedang Nilai 9 : Hubungan kuat Universitas Sumatera Utara 7. Menyusun matriks perencanaan planning matrix. Menyusun matriks perencanaan planning matrix berfungsi untuk memperoleh informasi nilai kompetitif dari atribut kebutuhan responden yang dibuat dalam bentuk titik jual sales point. Titik jual adalah kontribusi suatu customer requirement terhadap daya jual produkjasa. Untuk penilaian terhadap titik jual terdiri dari: 1 = Tidak jual Rendah 1.2 = Titik jual Menengah 1.5 = Titik jual Tinggi Titik jual ditentukan dengan melakukan diskusi atau wawancara terhadap orang yang ahli dalam bidang tersebut. 8. Perhitungan Bobot Kepentingan Importance Weight Bobot kepentingan menunjukkan total tingkat kepentingan responden terhadap suatu atribut proses perakitan yang dihitung dengan rumus: Importance Weight = CI i x R ij Keterangan: CI = Customer Importance R ij = Hubungan antara CR dengan karakteristik teknis 9. Perhitungan bobot kepentingan relatif relative weight Bobot kepentingan menunjukkan total tingkat kepentingan responden terhadap suatu atribut dihitung dengan rumus: Relative weight 100 weight importance Total i - ke atribut weight Importance weight Relative x  10. Membangun matriks house of quality HoQ Universitas Sumatera Utara Matriks HoQ sering disebut dengan istilah rumah kendali mutu. Ukuran kinerja dari HoQ diperoleh berdasarkan tiga aspek yaitu tingkat kesulitan, tingkat kepentingan dan perkiraan biaya. Perhitungan ketiga aspek tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini: a. Penentuan tingkat kesulitan Tingkat kesulitan ditentukan dari hubungan karakteristik teknis. Perhitungan dibuat dengan mengartikan semua bobot nilai hubungan kemudian membagi bobot dari tiap-tiap karaktertistik teknik dengan jumlah bobot tadi. Selanjutnya, tingkat kesulitan diberikan berdasarkan rentang persentase yang diperoleh. Tingkat kesulitan dihitung dengan rumusan : Tingkat Kesulitan 100 tik teknis karakteris bobot tiap Total tik teknis karakteris Bobot tiap x  b. Penentuan derajat kepentingan Nilai derajat kepentingan dihitung dengan menghitung terlebih dahulu total bobot untuk masing-masing hubungan antara atribut produk dengan karakteristik teknis. Selanjutnya, derajat kepentingan dihitung dengan rumus: Derajat kepentingan 100 atribut dengan tik teknis karakteris bobot tiap Total atribut dengan tik teknis karakteris Bobot tiap n kepentinga Derajat x  c. Perkiraan biaya Dasar dalam penentuan nilai perkiraan biaya adalah faktor tingkat kesulitan. Kedua variabel ini memiliki hubungan yakni : semakin sulit suatu karakteristik teknik dibuat, akan semakin tinggi pula biaya yang Universitas Sumatera Utara dibutuhkan. Perkiraan biaya dinyatakan dalam persentase dan dipengaruhi berbagai pertimbangan dari si perancang sendiri. Perkiraan biaya dihitung dengan rumusan : Perkiraan biaya = 100 kesulitan tingkat total atribut kesulitan tingkat  Kemudian hasil pengolahan di atas dibuat ke dalam matriks house of quality dapat dilihat pada Gambar 3.1. A Customer Needs and Benefits D Relationships - What do the customer requirement mean to the manufaktur - Where are the interactions between relationships F Technical Matrix - Technical Response Priorities - Competitive Technical Benchmarks - Technical Targets B Planning Matrix - Importance to Customer - Current Satisfaction Performance - Competitive Satisfaction Performance - Goal - Improvement Ratio - Sales Point - Raw Weight - Normalized Raw Weight C Technical Response Technical Requirement E Technical Correlations Sumber : Lou Cohen 1995 Gambar 3.1. House of Quality Keterangan dari setiap bagiannya adalah sebagai berikut Lou Cohen, 1995 : Universitas Sumatera Utara 1. Customer need Customer need berisi daftar semua kebutuhan dan harapan pelanggan yang biasanya ditentukan dengan penelitian secara kualitatif. Cara mengetahui suara pelanggan dapat dilakukan dengan wawancara langsung dengan pelanggan untuk mengetahui keinginan, harapan, keluhan, maupun saran pelanggan, dan dapat juga dilakukan dengan pembagian kuisioner. 2. Planning matrix Planning matrix merupakan matriks perencanaan produk yang berisikan data kuantitatif kebutuhan konsumen dan tujuan-tujuan performansi yang hendak dicapai. 3. Technical response Technical response merupakan parameter teknik yang memberikan gambaran bagaimana cara tim pengembangan produkjasa pelayanan dalam merespon kebutuhan dan keinginan konsumen. Suara konsumen yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif harus diterjemahkan ke dalam suara pengembang voice of developer. 4. Relationship Relationship menunjukkan hubungan antara parameter teknik dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang telah dimodelkan dalam QFD. Hubungan tersebut merupakan dari tim pengembangan yang dapat bersifat kuat, moderat, dan lemah atau tidak ada hubungannya. 5. Technical corelation Universitas Sumatera Utara Technical corelation menggambarkan hubungan yang terjadi antar respon teknis yang dapat dibedakan menjadi korelasi positif sangat kuat, positif cukup kuat, negatif sangat kuat serta tidak ada hubungannya. 6. Technical matrix Technical Matrix berisi informasi berupa prioritas dari aspek teknis produk serta target teknis yang direncanakan berdasarkan competitive benchmark untuk tujuan pengembangan kualitas produk.

3.3. QFD Fase II