Pengolahan Data METODOLOGI PENELITIAN

terhadap proses produksi spring bed. Oleh sebab itu, kuesioner karakteristik teknik diberikan kepada manajerkepala produksi. 4. Sampel pada Kuesioner Penentuan Part Kritis 28 Menurut Ronald G Day sampel untuk penyebaran kuesioner part kritis adalah pihak perusahaan yaitu manajer bagian produksi : “Pengalaman dari anggota tim dan orang yang ahli dapat digunakan untuk dapat menentukan critical part requirement ” Ronald G Day,1993. Jumlah populasinya adalah 1 orang, maka sampelnya adalah 1 orang. Metode sampel yang digunakan adalah Judgment Sampling.

4.11. Pengolahan Data

Tahapan pengolahan data diawali dengan mengumpulkan data dari penyebaran kuesioner terbuka untuk mencari keluhan dari penggunaan produk spring bed. Kemudian dilakukan penelusuran keinginan konsumen dengan langkah-langkah Kansei Engineering. Kuesioner tingkat kepentingan kemudian dituangkan ke dalam penilaian tingkat kepentingan yang diuji validitas dan reliabilitasnya. Lalu dilanjutkan dengan membangun House of Quality berdasarkan atribut produk spring bed yang telah terkategori. HOQ merupakan tools untuk mendapatkan respon teknis akan produk spring bed. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap hasil pengumpulan data yang menggunakan kuesioner tertutup yaitu kuesioner derajat kepentingan. Uji 28 Ronald, G Day, Quality Function Deployment, USA : ASQC Quality Press, 1993 h. 123 Universitas Sumatera Utara Validitas, analisis korelasi dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Pearson, yaitu sebagai berikut: = � ∑ − ∑ ∑ √[� ∑ 2 − ∑ 2 ][� ∑ 2 − ∑ 2 ] Keterangan: R = koefisien korelasi antara X dan Y X = skor variabel independen X Y = skor variabel independen Y Reliabilitas, koefisien Alpha Cronbach digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen yang pertanyaannya menggunakan skor dalam rentangan tertentu. Rumus yang digunakan dalam menghitung koefisien tersebut adalah sebagai berikut:                 t b k k r 2 2 1 1   Keterangan: k = jumlah butir pertanyaan b 2  = varians butir pertanyaan t 2  = varians total butir pertanyaan Langkah-langkah Uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Gambar 4.4. Universitas Sumatera Utara Uji Validitas dan Reliabilitas Valid dan reliabel ? Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner Mulai Tidak Penyebaran Kuesioner Data Hasil Kuesioner Selesai Ya Sumber: Uji Validitas dan reliabilitas Gambar 4.3. Flow Chart Uji Validitas dan Reliabilitas Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Kansei Engineering Blok diagram pengolahan data Kansei Engineering dapat dilihat pada Gambar 4.5. Collection of Kansei Word Decision of strategy Setting of SD scale of the Kansei Word A list of ItemCategory Evaluation Experiment Multivariate Statistical Analysis Interpretation of the analyzed data Sumber: Mitsuo Nagamichi 2011 Gambar 4.4. Diagram Alir Kansei Engineering Penjelasan dari langkah-langkah pengolahan Kansei Engineering terhadap produk spring bed adalah sebagai berikut 1. Penetapan tujuan perusahaan terhadap produk spring bed. Universitas Sumatera Utara 2. Pengumpulan kansei word. Kansei Word dapat diperoleh dari majalah, literatur text book ataupun jurnal, pendapat ahli, wawancara dan lain sebagainya yang berhubungan dengan produk spring bed. 3. Penentuan penggunaan skala semantic differensial, skala yang digunakan adalah skala 5. Skala ini merupakan skala yang paling mudah di pahami dan paling mudah dilakukan. 29 4. Pengumpulan sampel produk spring bed yang ada di pasaran. 5. Penentuan list item dan kategori yang menyiratkan spesifikasi desain tentang sampel produk spring bed yang telah dikumpulkan. Hasil list item dan kategori menjadi dasar dalam pembentukan stimuli. 6. Penyebaran kuesioner Semantic Differential 7. Pengolahan analisis statistik multivariat yang digunakan pada pengolahan kansei adalah Conjoint Analysis. Langkah-langkah analisis conjoint dapat dilihat pada Gambar 4.6. Menghitung Nilai Constant Menghitung Nilai Utility Menghitung rata-rata untuk setiap Item atau Kategori Analisis data Sumber: Conjoint Analysis Gambar 4.5. Diagram Alir Conjoint Analysis 29 Mitsuo Nagamachi, Kansei Affective Engineering, Jepang: New York CRC Press, 2011 h. 16 Universitas Sumatera Utara House of Quality digunakan untuk mendapatkan karakteristik pelayanan teknis yang bermutu dan sesuai dengan keinginan pelanggan. Pembangunan matriks HOQ dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Identifikasi keinginan responden terhadap produk spring bed berdasarkan kebutuhan pelanggan yang dipilih dengan menggunakan Kansei Engineering 2. Penentuan tingkat kepentingan dengan menggunakan data modus jawaban pada setiap atribut tentang proses produksi spring bed pada kuesioner tertutup. 3. Menetapkan karakteristik-karakteristik teknis produk spring bed. Karakteristik teknis akan diperoleh dari hasil wawancara dan diskusi dengan pihak manajemen PT. Ivana Mery Lestari Matras. 4. Menetapkan hubungan antara karakteristik teknis produk yang diberikan oleh PT. Ivana Mery Lestari Matras. 5. Menetapkan tingkat hubungan antara karakteristik teknis dengan atribut produk. Tingkat hubungan yang dimaksud akan dimulai dari skala kuat, sedang, lemah, dan tidak berhubungan sama sekali. 6. Menyusun matriks perencanaan, merupakan hasil kalkulasi dari beberapa jenis data yang didapatkan dari proses sebelumnya. Tahapan penyusunan matriks perencanaan adalah: a. Titik jual atau sales point Titik jual ditentukan oleh peneliti melalui diskusi langsung dengan manajemen perusahaan tentang produk spring bed b. Perhitungan bobot kepentingan atau importance weight Universitas Sumatera Utara Bobot kepentingan dihitung dengan menggunakan rumus: Importance Weight = CI i x R ij Dimana, CI = Customer Importance R ij = Hubungan antara atribut kebutuhan responden dengan karakteristik teknis c. Perhitungan bobot kepentingan relatif atau relative weight Bobot kepentingan relatif dihitung dengan menggunakan rumus: 100 weight importance T otal i - ke atribut weight Importance weight Relative x  7. Membangun matriks House of Quality pengembangan karakteristik atribut produk, yang mana HOQ akan diisi berdasarkan data-data yang telah didapatkan pada langkah-langkah sebelumnya. 8. Menghitung ukuran kinerja House of Quality yang terdiri dari derajat kepentingan, tingkat kesulitan dan perkiraan biaya. Tingkat Kesulitan 100 tik teknis karakteris bobot tiap T otal tik teknis karakteris Bobot tiap x  100 x atribut dengan tik teknis karakteris bobot tiap T otal atribut dengan tik teknis karakteris Bobot tiap n kepentinga Derajat  Perkiraan biaya = 100 kesulitan tingkat total atribut kesulitan tingkat  Pengolahan data QFD fase I dapat dilihat pada Gambar 4.7. Universitas Sumatera Utara Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Penentuan Tingkat Kepentingan Menetapkan Karakteristik Teknis Menetapkan Tingkat Hubungan Antara Karakteristik Teknis dengan Kebutuhan Pelanggan Menyusun Matriks Perencanaan Planning Matriks Menetapkan Hubungan Antara Karakteristik Teknis Membangun Matriks House of Quality Hitung Ukuran Kinerja HoQ Sumber: Lou Cohen 1995 Gambar 4.6. Diagram Alir Pembangunan House Of Quality QFD Fase I Karakteristik teknis yang diperoleh dari QFD Fase I dijadikan sebagai input untuk melaksanakan pengolahan pada QFD Fase II. Karakteristik teknis prioritas ditentukan dengan menentukan rangking berdasarkan bobot yang terbesar dari tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya. Langkah-langkah pengolahan QFD fase II yang digunakan sama dengan langkah-langkah yang ada pada QFD fase I. 1. Menetapkan karakteristik-karakteristik teknis produk berdasarkan prioritas karakteristik teknis dari QFD fase I. 2. Menetapkan part kritis dari hasil wawancara dan diskusi dengan pihak manajemen PT. Ivana Mery Lestari Matras. 3. Menetapkan hubungan antara part kritis yang telah ditetapkan dari pihak manajemen PT. Ivana Mery Lestari Matras. Universitas Sumatera Utara 4. Menetapkan tingkat hubungan antara karakteristik teknis dengan part kritis yang telah ditetapkan sebelumnya. Tingkat hubungan yang dimaksud adalah positif, negatif, dan tidak berhubungan sama sekali. 5. Menyusun matriks perencanaan, merupakan hasil rekapitulasi dari beberapa jenis data yang didapatkan dari proses sebelumnya. 6. Membangun matriks design depolyment 7. Menentukan bobot kepentingan desain 8. Penentuan usulan rancangan produk spring bed. Pengolahan data QFD Fase II dapat dilihat pada Gambar 4.8. berikut. Menetapkan karakteristik teknis prioritas berdasarkan QFD Fase I Menetapkan part kritis Menetapkan hubungan antara part kritis Menetapkan hubungan antara karakteristik teknis dengan part kritis Penentuan bobot kepentingan Penentuan usulan rancangan produk spring bed Membangun matriks Design Deployment Sumber: Ronald G. Day 1995 Gambar 4.7. Diagram Alir Pembangunan QFD Fase II Axiomatic Design memerlukan parameter-parameter desain Design Parameter yang dirancang berdasarkan karakteristik teknis dari QFD fase II yang Universitas Sumatera Utara telah diperoleh. Input dari Axiomatic Design adalah technical matriks yang ada pada QFD fase II. Axiomatic Design dan QFD fase II menguraikan proses desain sebagai pemetaan antara domain. Kedua matriks antara matriks hubungan QFD fase II dan matriks desain Axiomatic Design memiliki arti yang sama yaitu mengungkapkan sensitivitas setiap WHATs atau FR relatif terhadap masing- masing dari HOWs atau DP. Namun, QFD dan AD memanfaatkan matriks mereka dengan cara yang berbeda. Pengolahan data Axiomatic Design dapat dilihat pada Gambar 4.9. berikut Proses Mapping - Pengembangan kebutuhan fungsional FR dan parameter desain DP dengan dekomposisi dan zigzagging process - Menyusun matriks pemetaan ke dalam bentuk diagonal matriks atau triangular matriks. Menghitung Nilai Information Content Mengukur Tingkat Coupling Desain - Menghitung nilai Reangularity - Menghitung nilai Semangularity Sumber : Axiomatic Design Gambar 4.8. Langkah-langkah Pengolahan Axiomatic Design

4.12. Analisis Pemecahan Masalah