memenuhi aksioma desain yang telah dijelaskan sebelumnya di bagian awal.
30
Pemetaan yang dimaksud adalah pemetaan berbentuk desain matriks. Ada dua kategori bentuk desain yang dihasilkan dalam desain :
1. Design matrix berbentuk diagonal
Pada bentuk desain ini, kebutuhan fungsional berhubungan satu-satu dengan parameter desain yang memenuhinya. Kondisi ini disebut sebagai uncoupled
design dan memenuhi aksioma independen pada axiomatic design. 2.
Design matrix berbentuk triangular Pada bentuk desain ini, maka kebebasan hubungan fungsi kebutuhan dapat
dijamin jika dan hanya jika parameter desain ditentukan dalam urutan yang benar. Kondisi seperti ini dikatakan sebagai decoupled design.
5.4.2.1 Proses Pemetaan Mapping pada Kebutuhan Fungsional Level 1
Proses pemetaan dilakukan pada matriks desain. Matriks desain berbentuk matriks m x n dimana m = jumlah kebutuhan fungsional FR dan n = jumlah
parameter desain DP. Matriks desain menggambarkan tingkat hubungan yang terjadi diantara FR dan DP. Hubungan ini digambarkan dengan simbol berikut ini:
x : terdapat hubungan FR dengan DP
o : tidak ada hubungan antara FR dengan DP
Pada pemetaan level 1 ini, FR 1 elastisitas spring bed memiliki ketentuan sebagai berikut.
1. Memiliki hubungan dengan elastisitas spring bed DP1
30
B.S. El-Haik. 2005. Axiomatic Quality. Jhon Wiley Sons.
Universitas Sumatera Utara
2. Memiliki hubungan dengan durability spring bed DP2
3. Tidak memiliki hubungan dengan ketepatan dimensi DP3
Pada pemetaan level 1 ini terdapat 3 kebutuhan fungsional FR yang akan dipetakan pada 3 parameter desain DP yang telah dijelaskan sebelumnya pada
bagian dekomposisi. Matriks desain akan berbentuk matriks 3 x 3, di mana FR menjadi baris dan DP menjadi kolom. Hasil pemetaan yang lengkap dapat
dilihatpada Tabel 5.50. Tabel 5.50. menunjukkan bahwa hubungan desain termasuk ke dalam
kategori coupled design. Kategori desain ini melanggar aksioma 1 independence axioms pada axiomatic design. Untuk mengatasinya, level matriks desain
dikembangkan menjadi FRs dan DPs, maksudnya adalah mengembangkan desain matriks pada level 2 berdasarkan pada hasil tahapan dekomposisi sebelumnya.
5.4.2.2 Proses Pemetaan Mapping pada Kebutuhan Fungsional Level 2
Hasil dekomposisi menunjukkan bahwa terdapat 9 kebutuhan fungsional FRs yang akan dianalisis hubungannya dengan 9 parameter desain DPs pada
desain matriks untuk melihat apakah desain akan dapat memenuhi independence axioms, langkah-langkah proses pemetaan adalah sebagai berikut:
1. Periksa ID Number
untuk “Elastisitas Spring Bed” ID Number-
nya = 1.1, jadi pada desain matriksnya, “elastisitas spring bed” akan dituliskan sebagai FR 1.1.
2. Periksa ID Number untuk parameter desainnya densitas busa massa busa per
volume. ID Number- nya = 1.1, jadi pada desain matriksnya “densitas busa
Universitas Sumatera Utara
massa busa per volume ” akan dituliskan sebagai DP 1.1. begitu seterusnya
sampai FR 3.3 - DP 3.3 akan dituliskan ID Number-nya di dalam matriks desain.
3. Menentukan jumlah kolom dan jumlah baris pada matriks desain
Jumlah kolom = Jumlah Parameter Desain DP = 9 Jumlah baris = Jumlah Kebutuhan Fungsional FR = 9
matriks desain berbentuk matriks 9 x 9 Desain matriks di atas menunjukkan bahwa desain belum memenuhi syarat
sebagai independence axiom, sebab masih terdapat coupled design, sehingga dilakukan pemindahan FR dan DP untuk menjadikannya uncoupled design.
Pindahkan kolom dan baris FR 3.2DP 3.2 dengan FR 2.2DP 2.2
Tabel 5.54. Proses Pemindahan FR 3.2DP 3.2 dengan FR 2.2DP 2.2 FRDP
1.1 1.2
1.3 2.3
3.2 2.1
2.2 3.1
3.3
1.1 x
x o
o o
o o
o o
1.2 o
x o
o o
o o
o o
1.3 o
o x
x o
o o
o o
2.3 o
o o
x o
o o
o o
3.2 o
o o
o x
o o
o o
2.1 o
o o
o x
x o
o o
2.2 o
o o
o o
o x
o o
3.1 o
o o
o o
o o
x o
3.3 o
o o
o o
o o
o x
Desain matriks di atas menunjukkan bahwa pemetaan antara FR 1.1DP 1.1, FR 1.2DP 1.2, pemetaan FR 1.3DP 1.3 dan FR 2.3DP 2.3, serta pemetaan
antara FR 2.1DP 2.1, FR 3.2DP 3.2, merupakan decoupled design, sedangkan pemetaan antara FR 2.2DP 2.2 dan FR 2.3DP 2.3 dengan FR
3.1DP 3.1. dan FR 3.3DP 3.3 merupakan uncoupled design. Desain matriks
Universitas Sumatera Utara