nafkah dan wanita mengurus anak, merupakan perbedaan-perbedaan yang diciptakan oleh kebudayaan, sehingga hal-hal ini dapat berubah mengikuti
perubahan perubahan sosial dan kebudayaan dalam masyarakat yang bersangkutan. Sebagai suatu konsep teoritis, ada dua aspek konsep gender yang perlu
diperhatikan. Pertama, gender merupakan konsep relasional. Seperti dikatakan oleh Melani Budianta 1998: 6, gender sebagai suatu konsep relasional artinya
gagasan tentang pria tidak bisa dipisahkan dari gagasan tentang wanita.pendekatan yang berwawasan gender akhirnya mengoreksi kecenderungan sementara kaum
feminis yag memfokuskan perhtian pada masalah wanita saja. Kedua, seperti dikatakan oleh Tamanoi 1990: 17, gender sebagai konsep
relasional mencakup hubungan antara pria dan wanita dalam setiap lapisan maupun kelompok masyarakat. Maksudnya, hubungan antara pria dan wanita bisa
saja berbeda pada lapisan masyarakat yang satu dengan yang lainnya.
2.4.2 Ideologi Gender
Ideologi merupakan suatu sistem keyakinan yang digunakan orang untuk menerangkan, menjelaskan, dan membenarkan tingkah lakunya serta menafsirkan
dan menilai tingkah laku orang lain. Ideologi gender merupakan seperangkat keyakinan yang mengatur partisipasi orang-orang dalam orde gender Sugihastuti
dan Hadi, 2007: 49. Orde gender merupakan sistem alokasi yang didasarkan pada ketentuan jenis kelamin mengenai hak dan kewajiban, kebebasan dan larangan,
batasan dan kemungkinan, serta kekuatan dan subordinasi. Dengan ideologi gender pula orang-orang menjelaskan dan membenarkan apa yang mereka lakukan.
Universitas Sumatera Utara
Ideologi gender mengatur perbedaan sifat laki-laki dan perempuan, keadilan, sifat alamiah, asal-muasal, dan berbagai aspek orde gender.
Menurut Saptari dan Holzner, ideologi gender adalah seperangkat aturann nilai, stereotipe yang mengatur hubungan antara perempuan dan laki-laki terlebih
dahulu melalui pembentukan identitas feminin dan maskulin. Ideologi ini terbentuk di berbagai tingkat, negara, komunitas dan disosialisasikan melalui
pranata-pranata sosial yang dikuasai dan dikendalikan oleh kelompok-kelompok yang berkuasa 1997: 202.
Melalui konstruksi sosial, ideologi gender kemudian dijadikan sebuah norma yang mengatur bagaimana laki-laki dan perempuan harus bersikap,
berpenampilan, berprilaku dan mengatur kesetaraan antara perempuan dan laki- laki dengan prinsip yang lebih equal. Artinya, jika ada ideologi dalam budaya
masyarakat yang memihak kepada yang “serba laki-laki” atau yang “serba perempuan”, maka disebut ideologi bias gender.
Ideologi bias gender adalah ideologi dimana norma, keyakinan, adat kebiasaan, dan nilai-nilai lazimnya masih serba laki-laki atau serba perempuan,
sehingga ketika menemuka fenomena yang tidak sesuai norma yang “serba laki- laki” patriarkhi, dianggap menyimpang. Inilah kesalahan mengukur perempuan
dari perspektif laki-laki, bukan perspektif manusia. Ideologi gender saat ini sedang menjadi warna perjuangan para feminis melalui kerangka budaya
kelompok masyarakat secara kelembagaan maupun melalui kerangka budaya secara perorangan.
Gerakan gender tidak hanya medekonstruksi posisi perempuan yang hanya bekerja di rumah sektor domestik, tapi gerakan ini juga menawarkan suatu
Universitas Sumatera Utara
konsep bahwa perempuan dapat bekerja di sektor publik. Sektor publik dimaksud baik menyangkut sektor ekonomi, politik dan sosial kemasyarakatan.
2.4.3 Ketidakadilan Gender