gelisah. Gin tahu betul bahwa, setelah dia pergi meskipun sudah dilarang keluarganya, dia tidak boleh mengeluh walaupun tidak pernah mendengar berita
dari siapapun di rumah itu lagi. Kalimat ini menunjukan indeksikal bahwa Gin mengalami diksriminasi secara marginalisasi yang berakibat pemiskinan pada
hidup Gin. Saat Gin memutuskan untuk belajar di Tokyo, dia tahu bahwa keluarganya tidak ada yang memberikan izin. Akibatnya saat Gin hidup di Tokyo
dan kehabisan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, dia hanya bisa berhemat dari sisa uang yang sebelumnya diberi oleh kakaknya, Yasuhei.
Disini Gin mengalami diskriminasi gender berupa pemiskinan, karena dia perempuan dan pergi ke Tokyo unutk belajar, anggota keluarganya tidak
memberikan bantuan uang untuk biaya hidupnya lagi disana.
2. Cuplikan hal. 449
Ginko hanya menatap lantai dan diam seribu bahasa. Dia tak pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Muya telah mengingatkan sesuatu yang tak
pernah terpikir olehnya. Aku begitu ceroboh. Aku terperangkap dalam bayangan kepuasan diriku yang semu.
“Aku terpaksa mengatakannya, tapi fakta bahwa kau mahasiswi kedokteran teladan duapuluh tahun yang lalu tidaklah cukup.” Muya adlah salah
satu dosennya dulu, jadi dia tidak perlu berbasa-basi lagi dengan Ginko. “Kau benar. Rencanaku ini memang belum matang.”
Ginko benar-benar malu karena telah mengutarakan rencananya kepada Muya sampai akhirnya dia harus diingatkan dengan cara seperti ini.
Universitas Sumatera Utara
“Bukan begitu. Aku bukannya melarangmu untuk membuka praktik disini. Di Sapporo juga masih ada dokter-dokter lain yang menerapkan cara lama.
Namun, sewajarnya saja, masyarakat akan mulai meninggalkan mereka. Lalu, keberadaanmu sebagai seorang perempuan mengalami kemunduran. Belakangan
ini dokter semakin bersifat ilmiah, dan kaum perempuan tak lagi ragu seperti dulu untuk memeriksakan dirinya kepada dokter laki-laki, jadi tak banyak keuntungan
yang bisa kau raih lagi sebagai seorang dokter perempuan.”
Analisis:
Pada cuplikan di atas menunjukkan masalah diskriminasi secara marginalisasi yang dialami oleh Gin. Gin tersingkir dari arus pekerjaan utamanya,
karena keberadaan Gin sebagai dokter perempuan sudah mengalami kemunduran. Aku bukannya melarangmu untuk membuka praktik disini. Di Sapporo juga
masih ada dokter-dokter lain yang menerapkan cara lama. Namun, sewajarnya saja, masyarakat akan mulai meninggalkan mereka. Lalu, keberadaanmu sebagai
seorang perempuan mengalami kemunduran. Belakangan ini dokter semakin bersifat ilmiah, dan kaum perempuan tak lagi ragu seperti dulu untuk
memeriksakan dirinya kepada dokter laki-laki, jadi tak banyak keuntungan yang bisa kau raih lagi sebagai seorang dokter perempuan. Dari kalimat ini terlihat
indeksikal yang menunjukkan bahwa sebagai perempuan, Gin mengalami pemiskinan dari arus pekerjaan utama. Walaupun sebagai dokter perempuan,
posisi Gin memiliki kontribusi yang cukup besar dalam pekerjaan, akan tetapi karena budaya patriarki yang berkembang di masyarakat, sehingga menempatkan
pekerjaan perempuan yang tidak seimbang dengan laki-laki, dan masih dinilai
Universitas Sumatera Utara
sebagai pekerjaan yang tidak produktif, sehingga mengalami pemunduran dari arus pekerjaannya.
3. Cuplikan hal. 312