Cuplikan hal. 85 Ketidakadilan Gender Berupa Subordinasi

kedudukan perempuan jauh di bawah laki-laki. Di masa ini masih ada konsep ryousai kenbou, yakni bahwa seorang perempuan harus menjadi istri yang baik dan ibu yang bijaksana. “Itu tugas dokter laki-laki. Memotong bagian-bagian tubuh dan melihat darah bukanlah pekerjaan perempuan.”, pada kalimat ini menunjukkan indeksikal bahwa di zaman ini perempuan dinomorduakan posisinya. Meskipun sejak tahun 1872 sudah ada pengakuan persamaan hak pria dan wanita dalam berbagai hukum sipil dan kesempatan untuk menjalani dunia pendidikan, namun pada kenyataannya kesetaraan itu tidak langsung bisa diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari, karena hukum kuno tentang keluarga tradisional yang patriarki masih banyak mempengaruhi pola pikir dan kebiasaan masyarakat. Begitulah yang terjadi pada Gin, ibunya masih saja beranggapan bahwa posisi perempuan tidak layak untuk sama dengan posisi laki-laki.

2. Cuplikan hal. 85

Gin tahu bahwa pintu untuk mencapai impiannya tidak akan pernah terbuka jika hanya berbicara kepada ibunya. Oleh karena itu, dia mencoba mencari kesempatan pada awal musim semi itu untuk membicarakan persoalan ini dengan Dr. Mannen. “Ibuku menolak untuk memberikanku izin.” Gin mengadu, air mata memenuhi pelupuk matanya ketika dia menceritakan tentang perbincangannya dengan Kayo. “Apakah Anda bersedia bicara kepadanya?” “Kau mau aku melakukannya?” Mannen terkejut. “Ya, dia pasti akan percaya kalau anda yang bicara.” Universitas Sumatera Utara Mannen mengeluh. Dia ingin menolong Gin. Dari sekian banyak siswa yang belajar di bawah bimbingannya selama bertahun-tahun ini, Gin-lah yang paling menonjol karena kecerdasan dan kecantikannya. Lagi pula, Gin masih muda~~kesehatannya telah pulih dan sekarang usianya juga baru dua puluh lebih sedikit. “Aku memohon kepada anda Aku tidak akan pernah meminta apapun lagi dari anda” Gin memohon. Mannen harus mengakui bahwa dia pernah mendorong Gin agar selalu memiliki harapan yag tinggi. Namun di satu sisi, dia juga sangat mengkhawatirkan reaksi Kayo. Kayo tidak akan memaafkannya kalau sampai mengira dialah yang membuat Gin jadi seperti ini. Lagi pula, dia juga tidak dapat mengabaikan fakta bahwa perempuan memang terhalang untuk bisa menjadi dokter. Permintaan Gin sama sekali tidak sederhana, hal ini akan berpengaruh kepada hal lainnya, tetapi bila dia pikirkan kembali, Mannen tahu dia tidak boleh membuat Gin kecewa. “Untuk sementara ini, sebaiknya lupakan dulu keinginanmu untuk menjadi dokter.” Namun, Gin sudah putus asa. Mannen adalah harapannya yang terakhir. “Lebih baik aku mati Tujuanku tidak untuk kepentingan pribadi, aku sudah sangat lama sakit dan aku sudah mengalami sendiri betapa dibutuhkannya seorang dokter perempuan. Aku harus belajar kedokteran. Aku ingin menolong perempuan-perempuan sakit seperti aku. Dirawat oleh seorang laki-laki sama jahatnya dengan penyakit itu sendiri. Hanya itu yang ingin kulakukan. Tidak lebih dan tidak kurang. Apa yang salah?” Universitas Sumatera Utara “Tidak pernah ada perempuan yang menjadi dokter sebelumnya. Karena tidak boleh. Mengejar cita-citamu ini sama saja dengan melanggar hukum. Kalau kau pergi ke Tokyo sekarang dan mengatakan kai ingin menjadi dokter, kau tetap tidak bisa melakukannya, kau tidak punya koneksi dan jalan bagi perempuan untuk menempuh pendidikan dokter tidak ada.” Analisis : Tidak pernah ada perempuan yang menjadi dokter sebelumnya. Karena tidak boleh. Pada kalimat ini menunjukkan bahwa Manen, guru Gin, pun beranggapan bahwa tidak pernah ada yang menjadi dokter perempuan sebelumnya. Dan jika Gin tetap ingin menjadi seorang dokter, dia harus memiliki koneksi yang kuat untuk bisa meluluskannya di sekolah kedokteran. Ini salah satu indeksikal yang menunjukkan bahwa Gin sebagai kaum perempuan berada di posisi yang kurang beruntung, yakni di posisi subordinat. Memang di masa ini, pendidikan bagi wanita setelah sekolah wajib dasar enam tahun pertama, maka selanjutnya pendidikan pria dan wanita dibedakan. Di sekolah menengah pertama, wanita hanya cukup sekolah menengah saja yang menempuh waktu selama 4 atau 5 tahun, dan setelah itu wanita boleh melanjutkan, tetapi hanya boleh memilih satu pilihan ke sekolah khusus. Namun tidak ada sekolah khusus untuk bidang kedokteran, sepeti yang diinginkan oleh Gin. Tetap saja pada sistem pendidikan yang seperti ini mengakibatkan peranan pria lebih mendominasi. Universitas Sumatera Utara

3. Cuplikan hal. 155